15

213 45 11
                                    

Listen to 🎵 Untuk perempuan yang sedang ada dalam pelukan

Keheningan malam menyelimuti kota, udara malam yang dingin menusuk memberikan inisiatif pada Jungwoo untuk mengajak Renjun masuk ke dalam mobilnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keheningan malam menyelimuti kota, udara malam yang dingin menusuk memberikan inisiatif pada Jungwoo untuk mengajak Renjun masuk ke dalam mobilnya. 

Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut keduanya. Di satu sisi Renjun tengah kebingungan bagaimana seharusnya dia bersikap, di sisi lain Jungwoo berusaha menjaga hati Renjun, takut Renjun menyalahkan dirinya sendiri. 

Dalam rengkuhan hangat, Jungwoo menuntun Renjun masuk ke dalam mobil. 

"Hati - hati."

Jungwoo meletakan tangannya di bagian atas pintu mobil, melindungi Renjun supaya tidak terbentur. 

Renjun duduk dengan perasaan gelisah, entah mengapa perasaan gugup tiba-tiba mengambil alih perasaannya.

BLAM

Jungwoo duduk di kursi kemudi. 

Hening.

Jungwoo berusaha merangkai kalimat yang aman untuk di utarakan untuk menjaga hati Renjun. 

"Mas antar pulang ya?" Tanya Jungwoo.

Renjun menggeleng. "Jangan-"

"Kamu cekcok sama suamimu?"

Hiks.

Isakan tangis terdengar dari Renjun yang tengah tertunduk diam. Jungwoo panik bukan kepalang.

"Sorry- sorry, maaf Ren." Ujar Jungwoo panik. "Kalau gitu kita ke tempat Mas saja ya?"

Grab.

Tangan Jungwoo yang hendak menuju kemudi di tahan oleh Renjun. 

"Aku malu jika harus bertemu keluarga mu, Mas."

Jungwoo meletakan tangannya di atas punggung tangan Renjun, tangannya yang hangat terasa kontras dengan tangan Renjun yang terasa dingin karena terlalu lama berada di luar. 

Jungwoo pun melajukan mobilnya, kemanapun Jungwoo rela asalkan dirinya bersama yang terkasih membelahnya langit pada malam itu. 

Renjun hanya menerima saja. Kemanapun Jungwoo membawanya pergi malam ini, dirinya akan ikut.

Berjalan tanpa arah, mobil Jungwoo sudah jauh meninggalkan wilayah kota entah kemana tujuan mereka pergi, pergi jauh dari kota adalah tujuan utamanya.

Renjun tidak tidur, dia terus diam tanpa mengatakan sepatah kata pun dan Jungwoo memakluminya.

Tak seberapa lama Jungwoo menepi. 

"Kita dimana?" Tanya Renjun.

Jungwoo meraih tangan Renjun. "Bukit Bintang, mau keluar?"

Renjun mengangguk. "Boleh?"

"Tentu boleh."

Keduanya pun beranjak keluar mobil untuk melihat pemandangan kota dari ketinggian bukit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keduanya pun beranjak keluar mobil untuk melihat pemandangan kota dari ketinggian bukit. Sepi sekali disini, tidak ada rumah di sekitar bukit juga minimnya kendaraan yang berlalu lalang karena malam sudah larut. 

"Ini Jogja?"

Jungwoo mengangguk. "Iya."

"Kita pergi sejauh ini?"

"Kalau bersamamu, Mas tidak masalah."

Renjun tidak menanggapi. Dirinya kembali memandang hamparan pemandangan kota dari sisi lain yang belum pernah dirinya lihat. Jutaan lampu terlihat indah jika di lihat dari kejauhan. 

Terimakasih untuk Jungwoo karena Renjun berhasil melupakan masalahnya untuk sesaat. 

"Indah?"

Renjun mengangguk. "Indah."

Seindah Renjun dimata Jungwoo. Jungwoo paham betul jika tidak seharusnya dirinya seperti ini, menerima hanya akan membuatnya terseret lebih dalam ke masalah rumah tangga Renjun dan Kun. 

Jungwoo sendiri mulai goyah kala dirinya mendengar dengan telinganya sendiri jika Kun sang sahabat karib yang selama ini dekat, memandangnya rendah sebagai orang miskin yang tidak selevel dengannya. 

Jungwoo tahu kemungkinan Kun mengatakan itu karena dirinya terbawa emosi sesaat. Namun Jungwoo pun belum bisa berpikir jernih sekarang. 

Sshhh

Jungwoo menyadari Renjun sedikit menggigil, mungkin Renjun tidak kuat dinginnya angin malam. 

Jungwoo pun berinisiatif. "Mau masuk?"

"Nanti dulu."

Greb.

Tanpa pertimbangan, pelukan hangat Jungwoo berikan. Jungwoo mengetahuinya saat Renjun tersentak sejenak, mungkin terkejut dengan perlakuan nekat Jungwoo pada dirinya. 

Namun Jungwoo bersyukur, Renjun tidak menolak. 

"Hangat?"

Renjun mengangguk. "Iya."

Setelah beberapa lama tinggal di luar menikmati suasana malam, Renjun mulai kedinginan. 

"Sebaiknya kita masuk, mas."

Jungwoo menyetujuinya. "Baik."

Dengan telaten Jungwoo membukakan pintu untuk Renjun, dan setelah itu berlari kecil masuk lewat pintu di sebelah kursi pengemudi. 

"Sudah hampir pagi." Gumam Renjun.

Jungwoo mengangguk. "Sudah mau pulang?"

"Ya."

"Baik, Mas antarkan kamu pulang."

"Aku minta maaf, Mas."

Jungwoo yang semula hendak menyalakan mobil pun, urung. 

"Tidak papa, Ren." Ujar Jungwoo dengan lembut. "Bukan sepenuhya salahmu."

"Jika aku jujur maka semuanya tidak akan seperti ini."

"Jika mas tidak mencintaimu, mas sudah lepaskan kamu dari dulu- karena kamu istri sahabatku." Jawab Jungwoo masih mencoba membuat Renjun tidak menyalahkan dirinya sendiri. "Tapi mas tidak mau melepasmu, karena mas nggak mau kamu hidup menderita lagi."

"Mungkin aku yang terlalu berlebihan."

"Tidak Ren. Kamu tidak berlebihan." Jungwoo meraih tangan Renjun untuk dia genggam, sebagai usahanya meyakinkan Renjun. "Kamu berhak bahagia, kamu berhak dicintai."

Renjun tersenyum. "Mas terlalu membelaku."

"Dengar, Ren. Dengarkan mas." Dengan kedua tangannya, Jungwoo meraih wajah Renjun. "Kamu pantas hidup bahagia, kamu pantas mendapatkan cinta dan Mas bisa berikan itu. Percayalah "

"Mas- sebaiknya kita berpisah."

"REN-"

"Aku nggak mau Mas Jungwoo di cap sebagai perusak rumah tanggaku dan Mas Kun."

"Kenapa mas harus perduli dengan omongan orang?"

"Aku minta kita berpisah- tapi aku minta Mas Jungwoo jangan pergi."

Jungwoo mengernyit. "Maksudmu?"

"Sementara kita berpisah saja, setelah aku berpisah dengan Mas Kun mungkin-"

Di tengah percakapan yang sedih, Jungwoo excited. "Kamu sudah mantap ingin bercerai?"

Renjun mengangguk. "Ya."

Cup.

Dengan sembrono Jungwoo maju dan mengecup kening Renjun.

"Mas!"

"Kita hadapi sama - sama ya?"

Happy reading 

Despair [jungwooxrenjun]Where stories live. Discover now