12

202 52 19
                                    

🎵 roman fucking Rockwell

"Maksud lo apa nanya kaya gitu ke gue?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maksud lo apa nanya kaya gitu ke gue?"

Jungwoo menatap Lucas penuh tanya. Mata sendunya terus mengejar mencoba mencari apa yang sebenernya Lucas ini inginkan.

"Lo- lo nggak mau tau gimana kehidupan rumah tangga Kun sama Renjun?"

Jungwoo menatap Lucas dengan mimik yang tidak- yang jelas Jungwoo merasa bingung setengah mati, apa yang sebenarnya Lucas mau.

Sudah barang tentu urusan rumah tangga Kun dan Renjun itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan Jungwoo. Lantas mengapa Lucas seolah ingin menyeret Jungwoo masuk dan ikut campur?

"Buat apa gue tau soal pernikahan mereka?"

Lucas mengalihkan pandanganya ke luar, tiba - tiba dirinya di landa kebingungan karena pada kenyataannya Lucas juga tidak yakin dengan langkah yang ia ambil.

"Karena- karena menurut gue lo berhak tau."

Jungwoo yang sudah berdiri dari tempat duduknya- bersiap untuk meninggalkan sang sahabat, terpaksa duduk kembali karena ia merasa- seperti ada kesempatan?

"Langsung ke intinya. Gue nggak paham maksud Lo apa, Cas."

Lucas tidak bisa menjawab. "Gu- gue."

Seperti ada harapan, namun kemungkinan besar kekecewaan yang datang.

"Mau lo apa sih, Cas? Tolong jangan bikin gue besar kepala karena seolah-olah lo ada di pihak gue. Kalau lo ga yakin sama tindakan lo sendiri- please stop! Jangan bikin gue ke gr an."

"Lo dengerin dulu gue cerita." Ujar Lucas menenangkan Jungwoo yang nampak tidak stabil emosinya. "Tenangin diri lo dulu, gue harap lo bisa menanggapi cerita gue dengan kepala dingin."

Lucas menarik nafas panjang, dan menghembuskan nya dengan helaan nafas panjang. Dengan berat dia mulai bercerita-

"Sebenernya semuanya itu ide bokap- bokap gue yang pertama kali bikin rencana perjodohan antara Renjun dan Kun. Siapa sangka Tuan Qian menerima perjodohan itu tanpa penolakan sama sekali."

Jungwoo hanya diam mendengarkan.

"Lo tau nggak woo? Bokap gue nggak ngomong sama sekali soal rencana perjodohan itu. Tanpa punya pilihan, mau nggak mau- Renjun akhirnya menerima Kun untuk jadi suaminya. Sejak saat itu sampai hari ini- gue merasa bersalah karena Renjun terpaksa harus nikah. Setiap malem gue kepikiran, gue nggak bisa berhenti mikirin apa Renjun bahagia, apa Kun nge treat Renjun dengan baik? Mereka kan nggak saling mencintai. Meskipun kelihatannya harmonis. Tapi mau Renjun ataupun Kun mereka tertutup."

Jungwoo mulai goyah.

"Belum lagi. Setelah Chenle lahir."

Jungwoo mengernyit. "Chenle?"

"Anak mereka namanya Chenle. Setelah Chenle lahir gue rasa makin susah Renjun buat pisah dari Kun. Lo tau kan woo, Lo kan juga punya anak."

"Geu paham."

"Sedih banget gue, woo. Renjun adek gue satu - satunya. Seumur hidup itu terlalu lama, woo. Gue takut kalau ternyata dia bakal nanggung kesedihan sampai tua. Karena dia nggak pernah mau cerita."

Jungwoo diam. Entah, dia mendadak tidak mengerti apa yang dia sendiri sedang rasakan. Rasa marahnya terkesampingkan digantikan rasa iba.

Jungwoo meragukan haknya untuk marah. Mungkin benar, rasa sakit hatinya tidak akan pernah sepadan dengan betapa beratnya hidup Renjun menjalani pernikahan taboa rasa cinta. Hatinya jadi sedih. Sedih untuk Renjun.

"Sebenernya Renjun balik juga, karena rencananya mereka mau pisah. Tapi balik lagi, Kun menolak dengan alasan Chenle- dan ya Renjun akhirnya nurut. Sebenernya Kun baik, dia suami yang bertanggung jawab- tapi lo ngerti kan kalau mereka nggak saling mencintai?"

Jungwoo hanya mampu terdiam.

"Pas gue denger cerita lo tadi- gue jadi kepikiran satu hal."

"Apa?"

"Mungkin Renjun ngerasa nyaman waktu sama lo. Kun selalu sibuk, dia- ya mungkin lebih baik gue nggak cerita lebih jauh. Intinya gue mau cerita karena gue merasa mungkin Renjun bisa menemukan kebahagiaannya."

Jungwoo pun mengangguk.

"Gue tau mungkin Lo sakit hati parah sama Renjun. Tapi kasihan dia-"

"Gue nggak marah kok sama Renjun."

Lucas mengangguk lega. "Thanks."

Jungwoo menimbang apakah kiranya yang harus dia lakukan kemudian. Semuanya tidak mudah sekarang, mungkin juga orangtuanya yang semula setuju akan menarik restu untuk Jungwoo dan Renjun.

"Terus lo mau gue gimana?"

Lucas menggeleng. "Nggak, gue gak berhak ngatur. Semua terserah lo, woo."

"Kalau gue- maju?"

Happy reading

Despair [jungwooxrenjun]Where stories live. Discover now