Prolog

33 3 0
                                    

"Akhh sssh ... mmphhh" suara desahan memenuhi sebuah ruangan dengan diiringi lampu berwarna warni dengan musik, keadaan saat ini cukup ramai dan berisik.

Tempat ini adalah bar yang cukup lumayan terkenal. Terdapat disudut ruangan ada seorang lelaki tampan dengan mengenakan jaket hitam dan celana jeans panjang yang tengah kehilangan setengah kesadaran nya bersama tiga orang teman nya.

Kaiden Raxelzion namanya. Lelaki itu sudah selama dua jam dibar bersama tiga sahabatnya yaitu Zelon, Panca dan Khafi. Sudah banyak botol alkohol yang mereka habiskan, dan Kaiden lah yang paling banyak diantaranya.

Jam sudah menunjukan pukul satu malam, namun kaiden belum juga menunjukan tanda kepulangan nya. Membuat panca hanya mendengus kesal, pasalnya pasti ia yang akan kerepotan jika kaiden mabuk berat.

Brakk

Tangan Kaiden menggebrakan meja sehingga membuat beberapa pasang mata menatapnya "Siapa yang nantang gue?" sorot mata tajam dan dingin terpancar dari matanya.

Mendapat lirikan dari kedua curut membuat Khafi angkat bicara, kini ia menatap kaiden serius "Dryxon nantang lo balapan"

"Ga bosen kalah? gue bosen liat tampang ketuanya yang jelek banyak bacot" celetuk panca diangguk setuju oleh zelon.

"Bosen menang, lo yang gantiin gue" Khafi mendelik sebal, ketika mata kaiden menatapnya. Sudah dipastikan ia yang harus menggantikan nya lagi.

"Gue cabut" Kaiden pergi meninggalkan bar, sementara ketiga teman nya memilih untuk ikut pulang. Sementara Panca lelaki itu mengawasi gerak gerik kaiden, takutnya lelaki itu tiba tiba melakukan hal aneh.

Dalam setengah sadar karena pengaruh kadar alkohol kaiden melajukan motornya dengan kecepatan lumayan cepat yang diikuti panca dibelakangnya. Kaiden berhenti didepan sebuah rumah lumayan luas dengan pagar putih.

Panca tau betul kondisi sekarang, kaiden pastinya disuruh datang kemari oleh Luna. Gadis manja yang bersikap polos, Panca menepuk bahu kaiden pelan "Luna nyuruh lo kesini ngapain?"

"Temenin tidur"

Panca mendecak kesal disaat kaiden mau maunya disuruh kemari sekedar karena menemani gadis itu hanya untuk tidur. Kaiden langsung masuk ke dalam, sementara panca memilih untuk pergi dan pulang.

* * *

Aluna Adelyna, gadis cantik berambut coklat tua yang terkuncir dengan kulit putih ini memeluk kaiden sambil tersenyum lebar "Kangen kak kaiden"

"Kak kaiden mabuk ya?"

Karena tidak suka tubuhnya disentuh orang lain apalagi dipeluk, kaiden langsung mendorong luna pelan "Tidur sekarang" sahutnya dengan wajah datar tidak menjawab pertanyaan nya.

Melihat itu luna mengerucutkan bibirnya, jika dilihat yang lain itu mungkin terkesan imut namun dimata kaiden itu hal biasa. Luna pun memeluk tangan kaiden dan mencium pipinya.

Sementara kaiden sudah kesal ditempat, tangan nya kini mengepal kuat. Ia benci jika ada yang berani menyentuh bahkan mencium wajahnya, kaiden pun menidurkan luna dengan paksa dan kasar "Tidur"

Tatapan tajam dan dingin kaiden sangat menusuk membuat luna sedikit takut, Luna pun menggenggam tangan kaiden sambil tersenyum manis "Tiduran disamping luna ya kak?"

Kaiden langsung menggelengkan kepalanya, ia menolak tegas. Ia langsung melepaskan genggaman tangan nya dari luna "Tidur atau gue cabut"

KAIDENWhere stories live. Discover now