Satu

19 3 0
                                    

SHENARA ALILYANA GERTANIO, gadis berkulit putih dengan mata berwarna biru dan rambut hitam panjang terurai. Cantik, deskripsi yang tepat untuknya. Shena adalah nama panggilan nya, dibalik kecantikan terdapat sesuatu yang misterius.

Jangan tertipu dengan kecantikan nya, shena merupakan gadis yang suka berpenampilan tomboy. Gadis itu suka balapan, dan juga sangat jago berkelahi. Jadi tidak ada yang berani macam macam dengan nya.

Shena juga adalah adik dari AREGAL GERTANIO. Seorang ketua dari geng motor yang berada diBandung, dan shena adalah adik kesayangan nya. Kini shena sekarang sedang berada diJakarta, ada misi yang harus dilakukan.

Disebuah cafe dengan interior minimalist yang cukup banyak pengunjung, shena tengah duduk dengan mengenakan jaket hitam dan celana jeans juga kacamata hitam. Ia sekarang sedang menikmati secangkir coffee.

Dihadapan nya ada seorang lelaki yang baru selesai menyantap makanan nya. Lelaki itu adalah ELARD VINZONIOR, merupakan salah satu sahabat kakaknya juga teman dekatnya.

"Yakin lo pelakunya dia?" Shena angkat bicara sambil memberikan sebuah foto dimana itu foto seorang lelaki yang sedang merokok.

Elard mengangguk dan menatap shena "Gue yakin shen! Lo harus balas dendam, bikin hidup dia ga tenang!"

Terlihat jelas dari sorot mata Elard, lelaki itu sangat membenci dan penuh amarah melihat foto lelaki itu. Shena mengangguk ia pun memasukan foto tersebut kedalam tasnya.

"Permainan seru akan dimulai" Shena berucap sambil tersenyum smirk, ia melepaskan kacamatanya dan menampakan mata indahnya yang berwarna biru.

"Dua hal yang gaboleh sampe lo lakuin, tau kan?" Shena mengangguk, ia mengacungkan jempol "Santai"

Elard berdiri dan mengelus rambut shena gemas "Kalo butuh apapun bilang gue, kalo ada apapun lapor! Paham kan?"

Shena mengangguk paham, setelah itu Elard meninggalkan cafe. Dan shena tersenyum karena menantikan hal yang seru kedepan nya. Shena pun melihat fotonya berdua dengan seorang lelaki di smartphone nya "Gue kangen lo"

* * *

Mata Shena tertuju pada smartphone miliknya yang sedari tadi berbunyi, ternyata informasi mengenai misinya dan targetnya sudah dikirim oleh Elard.

Shena pun membaca semua informasinya, gadis itu sekarang tau harus apa yang ia lakukan kedepan nya "Gue menantikan hal seru dari lo, jangan kecewain gue"

Kaki shena lalu melangkah menuju kelas. Hari ini adalah hari pertamanya pindah sekolah ke SMA PANCASILA. Langkahnya pun berhenti melangkah didepan kelas XII IPA 2.

Sudah terukir senyum lebarnya, tangan nya pun mengetuk dan membuka pintu. Seketika semua mata tertuju padanya "Permisi pak, saya murid baru"

Terdapat ada seorang guru yang tengah mengajar, guru itu mengangguk "Kalian hari ini ada murid baru, jadi tolong berteman dengan baik. Silahkan perkenalkan dirimu"

"Pagi semuanya, kenalin gue Shenara Alilyana. Panggil aja gue shena" Shena memperkenalkan diri sambil menggendong tasnya disebelah tangan nya, membuatnya terkesan keren.

Suasana kelas langsung riuh dengan sorakan anak anak, banyak yang memuji kecantikan dan kebadasan nya. Guru yang mengajar pun berdeham kencang "Tolong perhatian nya, shena kamu silahkan duduk ditempat yang kosong. Saya ada keperluan jadi tolong jangan ribut, semoga kamu betah disini"

Guru itu pergi meninggalkan kelas, sementara shena berjalan menuju tempat yang kosong. Baru saja ia duduk, bel istirahat pun berbunyi. Sebenarnya ia datang terlambat dihari pertama sekolah, ia pun pergi meninggalkan kelas dan menuju kantin. Mengabaikan sekitar yang ingin berkenalan dengan nya, karena sungguh memusingkan pikirnya.

Karena masih baru tentunya shena sempat nyasar ke beberapa tempat, ia akui sekolah ini memiliki fasilitas yang bagus dan sekolah yang luas. Setelah beberapa menit berkeliling, ia pun akhirnya sampai dikantin.

Matanya menatap ke seluruh penjuru, kantin yang cukup luas namun sudah dipadati oleh banyaknya murid. Membuatnya berdecak sebal, matanya tertuju pada sebuah meja luas yang berbeda dengan yang lain.

Tidak peduli dengan itu, shena langsung duduk dan memesan makanan serta minuman. Saat duduk disana banyak mata yang menatapnya dan berbisik, namun shena tidak memperdulikan nya.

Sepuluh menit berlalu, shena menikmati makanan dan minuman dengan tenang. Namun tiba tiba seorang lelaki datang menghampirinya, membuatnya sedikit mendengus kesal.

"Pindah, ini meja kaiden" Shena menatapnya dengan alis yang bertaut, pengganggu merusak suasana pikirnya.

Dengan santai shena pun menyahut. "Meja ini gue yang duluan"

Mata shena langsung tertuju pada seorang lelaki dibelakang yang sedang berdua bersama seorang gadis dan sedang menatapnya. "Lumayan, not bad" batin shena.

"Meja ini meja kaiden, tempat ini khusus. Gaada yang boleh tempatin, jadi cari tempat lain ya cantik" mendengar itu membuat selera makan shena hilang, sangat amat menyebalkan lelaki didepan nya saat ini.

"Ni cowok enaknya dihajar kali ya?" tanya shena pada dirinya yang sudah kesal.

Shena lalu menaikan satu alisnya "Kalo gue gamau?"

"Minggir" suara berat sedikit serak membuat shena langsung menatap ke pemilik suara. Seorang lelaki yang sebelumnya berada dibelakang kini berjalan dan berdiri dihadapan nya dengan satu tangan ditaruh disaku celana miliknya. Lelaki itu adalah Kaiden.

"Sok keren" shena membatin menatap angkuh Kaiden didepan nya sekarang.

"Siapa cepat dia pemiliknya"

Ucapan shena membuat suasana kantin kian menghening, semua mata tertuju padanya. Sampai detik ini tidak ada yang berani menjawab perintah Kaiden, terlebih lagi perempuan.

Kaiden tersenyum smirk. Jujur saja cukup menarik gadis angkuh dan sombong didepan nya ini. Tangan Kaiden bergerak memegangi bahu gadis didepan nya dan menatapnya tajam "Pindah atau gue cium?"

Sebuah kalimat yang dilontarkan kaiden mampu membuat semua yang mendengarnya sontak terkejut, shena mengepal tangan nya kuat lalu tersenyum smirk. Ia tidak pernah kalah, tidak pernah.

Kedua tangan shena dilipat di dada, menambah kesan nya yang angkuh dan somboh "Kaiden Raxelzion ketua dari Ravazer mau cium gue? Wow, lo berani?" shena tersenyum menatap kaiden menunggu jawaban lelaki tersebut.

"Lo pikir gue bakal kalah dengan gampang?"

Shena menyungging senyumnya penuh kemenangan. Tak lama kaiden pun mendekat membuat jarak antara mereka berdua menipis lalu tangan nya bergerak mengelus pipi shena dengan lembut, membuat shena tersentak.

Karena shena benci disentuh apalagi wajahnya ia pun reflek mengeluarkan jurusnya, karena ia jago beladiri. Ia reflek ingin memelintirkan tangan kaiden. Namun ia kalah cepat, kaiden langsung memegang kuat kedua tangan shena. Mengunci pergerakan gadis tersebut, kaiden tersenyum tipis.

"Jangan macem macem" bisik kaiden pada shena membuatnya menggeram kesal karena gagal memelintirkan tangan nya. Ia lantas mendorong kaiden, dan memegang tangan nya.

Dengan kekesalan yang memuncak tangan shena meraih kerah seragam kaiden, membuat semuanya kembali dikejutkan oleh aksinya. Shena memegang kerah kaiden kuat, dengan tatapan tajam menusuk "Lo ga akan lolos, gue bakal kasih lo perhitungan" bisiknya pelan lalu melepaskan tangan nya dari kerahnya kasar.

Mata shena menatap tajam semua yang kini menatapnya, sehingga membuat mereka langsung menghindari tatapan nya "Shit, gue kalah sialan. Awas lo kaiden!" mulai saat ini kebencian mulai tertanam didirinya, ia membenci Kaiden Raxelzion!

Kepergian shena membuat suasana dikantin mencengkam, sementara kaiden merapihkan kerah seragamnya lalu tersenyum sangat tipis "Menarik" gumamnya pelan lalu pergi meninggalkan kantin.

Panca yang melihat kejadian itu hanya mampu mengelus dada "Dia yang jawab, jantung gue mau copot sialan. Tuh cewe menarik juga, cocok dijadiin pacar gue kayanya"

Melihat kepergian kaiden membuat luna yang ditinggalkan merenggut kesal, Siapa sih cewe itu yang mengganggung acara makan berduanya dengan kaiden?! "Dasar pengganggu, cewek sialan!" gumam luna pelan.

KAIDENWhere stories live. Discover now