13. Satu langkah lebih dekat

5 0 0
                                    

Bus berhenti di sebelah halte, para penumpang dengan rapi naik dan turun bus bergantian. Meski buru-buru karena sebuah pekerjaan, orang-orang tak berebut atau saling dorong.

Memastikan lagi tak ada penumpang yang naik dan turun, kondektur bus memberi kode pada supir agar segera melanjutkan perjalanan.

"Pak, kanan! Pak!"

Teriak gadis dengan rambut di kepang itu menginterupsi seorang supir untuk menghentikan jalannya bus.

Bahkan orang-orang di dalam bus pun ikut sibuk berteriak.

"Berhenti, Pak. Saya bakal telat lima menit lagi!"

"Duh kasihan banget kamu, Mama kamu dimana, sih? Bisa-bisanya kamu ketinggalan di sini."

"Yah Pak, mahal amat ongkosnya. Saya 'kan anak sekolahan!"

Elea hanya diam menyaksikan. Sudah biasa dengan beragam fenomena yang terjadi di angkutan umum. Sementara itu matanya tidak bisa di ajak kompromi sekarang, karna ia sangat mengantuk sekali.

Bus pun berhenti, meski sudah agak jauh dari halte sekolah.

Elea bergegas turun masih dengan rasa kantuknya, membuatnya tak memperhatikan jalannya sendiri. Ia tersandung kakinya sendiri saat turun bus, membuat nya terjatuh mengenaskan.

Kemudian, bus pun berlalu.

"Aduh makanya hati-hati! Mata udah empat aja masih jatoh gitu. Jalan tuh mbok ya liat-liat!" teriak kondektur bus itu bisa-bisanya, padahal bis sudah berlalu.

"Yah kotor," keluh Elea. Ia meringis kecil saat merasakan perih di lutut dan sikunya sebab di gunakan untuk menopang tubuhnya saat ini yang terantuk kerasnya jalanan.

Hendak berdiri memperbaiki posisinya, tapi sepasang kaki beralaskan sepatu vans buluk mendekat tepat saat sebuah tangan terulur padanya.

Sejenak Elea tertegun, mengerjapkan mata dua kali. Kejadian ini seperti drama-drama korea yang dia tonton saja.

"Ck lama!"

"Eh-eh-" kaget Elea karna laki-laki yang ternyata Galang itu tanpa di duga langsung membantunya berdiri dengan meraih bahu nya.

Penampilan cowok itu pagi ini sedikit berbeda dari biasanya. Apa ya? Dia terlihat lebih rapi. Bahkan rambut nya licin sempurna. Tak lupa dengan wangi harum yang melekat di tubuh gagah nya.

"Kalau lo masih gak bangun, orang gak bisa bedain mana orang mana jalanan. Mata udah empat juga masih gak bisa liat jalan. Dasar cewek aneh!"

Baiklah, hari ini sudah ada dua orang yang memaki mata empat-nya.

Ya, penampilan boleh berubah. Tapi kepedasan mulut si cabe man itu tetap lah sama.

Saat Elea membuka mulutnya ingin mengucapkan terimakasih, sayangnya Galang langsung melenggang berlari dari hadapannya.

Meninggalkan Elea yang hanya bisa tercengang di tempatnya berdiri karna Galang tak hanya pergi begitu saja, namun meningalkan dua buah hansaplast yang cowok itu taruh di sisi kanan tas nya yang sering Elea taruh tempat botol minum.

"Dia... ternyata diam-diam punya sisi perhatian juga," gumam Elea sambil menggigit bibir bawahnya gemas akan kelakuan tak terduga si kapten futsal.

Sebaiknya dia cepat berlari karna satpam sekolah sudah terlihat perlahan menutup pagar. Gadis itu pun berlari tergopoh-gopoh dengan sesekali meringis sakit menahan perih di lutut nya. Beruntung hari ini dewi fortuna masih berpihak padanya. Tapi sepertinya keberuntungannya hari ini sudah habis.

"Elea!"

"Hah?" gadis itu tersentak kaget saat mendengar panggilan dari guru yang mengajar di depan kelas.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Oct 20, 2023 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

Jelek? Siapa takut!Onde histórias criam vida. Descubra agora