CHAPTER SATU

787 33 1
                                    

Hallow guess
seperti sebelumnya, jangan lupa vote dan komennyaa 😍😍

HAPPY READING





Hari ini adalah hari yang dinantikan dimanaa pernikahan Haura dan Azzam dilaksanakan. dan hanya beberapa tamu saja yang datang menghadiri acara pernikahan mereka namun yang diundang hanya kerabat dan teman teman terdekat mereka saja.

Kini Haura sudah siap dengan gaun, dan hijab yang senada dengan warna gaunnya, serta make up yang tipis tipis saja, namu terlihat bagus. Haura kini tengah menunggu dirinya dipanggil untuk menuju kebawa.

Sekarang, terlihat bapak penghulu yang sudah duduk dihadapan Azzam. Serta Adam dan juga Arhan. Terlihat juga Azzam yang tengah duduk dengan jas berwana putih membuatnya semakin tampan saja. tidak mau menunggu lama lama lagi, Azzam mulai menjaba tangan pengulu itu. Dan acara kita mulai.

"Bismillahirahmannirahim"

"Ya, Azzam Adzriel Asshauqi. Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Haura  Syaffani Jasmine alal mahri Asyarotun Jiromatun minad dzahabi hallan."

"Ankahtuka nikahaha wa tazwijaha bil mahri asyarotun jiromatun minad dzahabi hallan. "

Dengan satu tarikan nafas dan membaca dengan sangat lantang dan tegas menggunakan bahasa Arab. Azzam berhasil mengucap ijab kabul tersebut. Hatinya sungguh lega karna bisa mengucapkanya dengan sangat tegas.

"Bagaimana para saksi, sah?"

Sontak mereka semua menjawab nya dengan tegas.

"Sahh"

"Sahh"

"Sahh"

Satu tetasan air mata jatuh dari mata indah milik Haura. Dirinya tidak menyangka sudah beganti status menjadi seorang istri. Ada perasaan kecewa dan juga bahagia dalam diri Haura. Bundanya menuntunya untuk turun kebawah. Terliha Disana Ada Azzam yang sekarang telah menjadi suaminya. Haura berjalan ke arah Azzam dengan dituntun bundanya.

Senyuman manis mengembang dibibir milik Azzam. Siapa pun yang melihat nya, pasti akan terpanah. Azzam tersenyum manis ke arah Haura. Entah berapa senyuman yang sudah Azzam keluarkan hari ini hanya demi melihat Haura. Istrinya.

"Sudah sudah, sekarang cium tangan suami kamu Haura." Instruksi dari bapak penghulu yang sedari tadi hanya memperhatikan kedua mempelai itu.

Haura gemetaran tak karuhan. Perlahan ia mengangkat tangan ya untuk bersalaman dengan suaminya. Rasa gugup menyelimuti dirinya. Tangannya belum sama sekali menyentuh tangan Azzam. Pasalnya, dirinya sama sekali belum pernah bersentuhan dengan yang bukan mahrammahramnya. Dan hari ini ia sudah terkait dengan Azzam yang sekarang sudah menjadi suaminya.

Azzam tersenyum kecil. Ia tau bagaimana perasaan Haura saat ini. Perlahan ia mengambil tangan kecil milik istirnya itu. Dan perlahan juga Haura mulai mencium punggung tangan milik Azzam. Bertepatan saat itu juga, Azzam mencium pucuk kepala milik Haura.

Deg!

Haura tak percaya dengan semua ini. Jantuntungnya terus saja berdetak tak karuhan.

HAURAZZAM (HIATUS)Where stories live. Discover now