- Roti Dari Ariel -

9 3 15
                                    

KENDRA DAN SEMUA DIBALIK LAYARNYA

CHAPTER 11 || Roti Dari Ariel

Now Playing || Menari - Maliq D'Essential

- Selamat Membaca -

" Hati-hati ya, aku gak mau kamu kenapa-kenapa. Nanti kita jadi jalan sore. Aku pulang agak siangan kok " Ucap seseorang lelaki yang mengenakan baju seragam putih abu. Ia pun menutup teleponnya dan duduk di lantai untuk mengerjakan tugas bersama temannya.

" Lang, ukurannya sebesar ini aja kali ya ? " tanya Juan yang kini tengah mengukur kardus yang telah diberi pola persegi panjang.

" Iya, udah. Lo langsung tempel keterangan ini aja " ucap Galang yg tengah sibuk melipat kertas berisikan foto anggota osis.

Juan pun kini menganggukan kepalanya. Hari ini para anggota osis cukup sibuk mempersiapkan untuk besok pemilihan ketua osis baru. Termasuk Kendra dan Devan yg kini membantu menyiapkan keperluan yang akan dibutuhkan esok hari.

Seorang siswa pun kini memasuki ruang osis yang dipenuhi dengan kardus dan kertas kertas yang telah digunting.

" Wiih rajin amat "

" Demi lo nih, rela-relain kita kaya gini " ucap Galang pada siswa bername tag Ariel Fathan.

" Makasih loh Kak "

" Lagian ngapain lo kesini ? Mau pencitraan ? Mau nyogok kita sama roti bakar yang lo pegang kreseknya itu ? Atau pengen dipuji karena lo udah kesini ? " celetuk Juan yang panjang lebar.

" Berisik banget jadi orang. Bulat tekad gue kalo lo bukan buat adek gue " ucap Galang yang menatap Juan sinis.

" Dih, emang lo Tuhan pake ngatur ngatur segala "

Ariel pun tertawa mendengar ucapan keduanya, " Engga Kak, ini buat temen. Mau dianterin ke rumahnya "

" Temen apa temen ? " goda Devan.

" Ya gitu deh, anaknya temen Papa "

" Alah, dijodohin pasti " celetuk Kendra.

" Engga, sekarang temenan doang. Lagian dia warga sekolah ini juga "

Gilang dan teman-temannya pun membelalakkan matanya dan menatap Ariel dengan senyuman.

" WOY LO SAMA SIAPA LO ?!" Gilang pun kini mendorong dorong tubuh Ariel dengan kencang begitu dengan Juan, Devan dan Kendra hingga Ariel tertawa sekaligus merasa tertekan.

Ariel pun menghentikan semuanya, perutnya sakit karena tertawa. " Ada lah, nanti aja "

" Awas ya lo, kalo gak ngasih tau kita. Kita coret dari osis " ancam Juan pada Ariel.

Ariel pun berdiri seraya menggendong sebelah lengan tasnya. " Iya Kak, nanti gue kasih tau kalo gue jadi ketua osis "

Ariel pun kini pergi sembari terkikik. Langkahnya sekarang mungkin tertuju pada rumah yang akan ia kirimkan roti bakar.

" Belagu banget " gumam Devan bergurau.

Kendra pun menggelengkan kepalanya dan mengerjakan kembali pekerjaannya.

" Btw, jadi gak lo deketin Zaya ? " tanya Devan pada Kendra.

" Ngapain ? hati gue aja buat Alea "

" Dih, katanya lo penasaran banget. Deketin dong gue bantu "

Kendra dan Semua Dibalik LayarnyaWhere stories live. Discover now