[12 : Tell The Truth?]

36 8 0
                                    

"Gojo sensei," sapaku sembari melambaikan tangan.

Ia segera menghampiriku dan menyantap es krim yang sudah ku pesan. Gojo sensei sebelumnya telah mengirimkan pesan padaku bahwa ia akan sedikit terlambat dan memintaku untuk memesankan es krim kesukaannya.

"Gojo sensei, kau tidak apa-apa?" Tanyaku.

"Ha?"

"Bukannya tanpa alasan, hanya saja hari ini kau terlihat aneh."

Ia memiringkan wajahnya sebelum berkata, "benarkah? Aku merasa biasa saja."

Aku hanya dapat menghela napas.

"Ku rasa kau agak pendiam hari ini sensei."

"Perasaanmu saja," jawabnya sembari terkekeh.

"Sensei, aku tidak menyangka ide busukmu itu berakhir menjadi hal yang baik," ujarku yang tidak bisa menyembunyikan perasaan senang dan semangat.

Ia hanya menggaruk kepalanya yang aku yakini sama sekali tidak gatal.

"Arigatou."

"Ah sebenarnya aku ingin bercerita sesuatu." Gojo sensei tampak enggan.

"Cerita apa?"

"Jadi begini."

Gojo sensei terdiam selama beberapa saat kemudian menghela napas.

"Sebenarnya-"

Ucapan pria berambut putih itu terpotong oleh nada dering ponselku.

"Ah maaf, tunggu sebentar sensei." Aku segera melihat display name yang tertera pada layar ponselku.

Aku pun meminta izin kepada Gojo sensei untuk mengangkat panggilan tersebut terlebih dahulu.

Ibuku ternyata hanya memintaku untuk membeli makanan di luar karena ayah dan ibu harus menghadiri acara penting.

Setelah selesai, aku segera kembali menghampiri Gojo sensei.

"Maaf sensei tadi ibuku menelepon. Jadi, apa yang ingin kau ceritakan?" Tanyaku.

"A-ah tidak jadi."

"Ah, kau tidak seru. Ayo katakan saja sensei. Aku tidak akan menceritakannya pada siapapun."

"Tidak jadi."

"Ayolah, sensei."

...

Author Notes :
Can you guys imagine Gojo jadi pendiem? Haha. I'm so happy every time i write this story. Thank you for read it 💙

Mission Impossible with GojoWhere stories live. Discover now