35. Petarung Terakhir

12 2 0
                                    

Aku terperangah memandang pertarungan di bawah sana, segera ku sadari bahwa setiap kontingen yang berhasil dieliminasi akan merubah tampilan area lapang.

"Pertarungan yang epic sekali. Pangeran Zalata begitu mudah mengalahkan lima orang sekaligus," Mirla menggeleng kepala.

Aku memandang Mirla yang cemas dengan keadaan Arfi dan Ifa di bawah sana. Tanganku seketika mengepal, jiwa bertarungku benar-benar diuji kali ini. Aku harus bisa bersabar menunggu waktu yang tepat untuk menyerang.

"Kapan kita membantu Arfi dan Ifa, Kayzan? Aku sangat mencemaskan mereka," tanya Mirla.

"Aku belum tahu. Yang pasti tidak akan lama lagi. Tunggu aba-aba!"

Aku memandang Arfi dan Ifa yang kembali berduel dengan ketiga manusia setengah hewan.

Pertarungan sengit berlangsung antara keduanya.

****

Arfi melesat mengirim hujaman belati pada Werewolf, sehingga membuatnya sigap menghindari tebasan.

Berganti Centaur menerjang, memotong serangan Arfi, membuat pemuda itu mengerahkan sihir waktu dan memperlambat gerakan musuh.

Ifa mengangkat tangan, menggerakkan pasir dan mengarahkannya bagai gelombang. Gelombang pasir itu memenuhi Centaur dan mengeras hingga menyekap manusia kuda tersebut.

"Slash of Thunder¹!"

Cindaku mengerakkan Kujangnya. Aliran petir merambat dari senjata khas itu. Ctar! Menghantam pasir yang menyekap kawannya dan menghancurkannya.

Manusia setengah harimau kembali mengayunkan Kujang. Giliran Arfi yang menjadi targetnya.

"shroud of time." Arfi menyilang tangan.

Cahaya jingga keluar dari sekeliling tubuhnya, menahan ayunan cambuk.

Avara terbang dan mengirim tendangan. Duak! Cindaku itu terpukul ke belakang, mengerung pelan. Avara masih terbang dan kembali mengirim serangan susulan.

Tapi...

Debu gurun tiba-tiba menjadi pekat, seketika menutupi pandangan.

Arfi berdecih pelan. Ini akan semakin sulit. Kita perlu formasi.

"Formasi ujung Panah!" seru Pemuda itu.

Ifa mengangguk, mengambil posisi di belakang Arfi, sedangkan Avara berada ditengah-tengah mereka, hingga membentuk ujung Panah yang tajam.

Dentuman dan sayatan benda, terdengar di sekeliling. Kontingen-kontingen lain masih saling menyerang. Pendengaran Avara jelas tidak terlalu berfungsi untuk mendeteksi musuh. Arfi harus cermat melihat pergerakan musuh.

Tepat di hadapannya. Sesosok Cindaku mengirim ayunan Kujang. Trank! Arfi menahannya dengan belati.

Crsskk... Aliran petir keluar merambat, memukul mundur Arfi. Beberapa setruman berhasil melukainya.

Syat! Dari arah belakang tampak Werewolf hendak menyerang Ifa dengan cakarannya yang tajam. Gadis Elf itu tidak terlalu kesusahan menghindar, matanya dengan cepat bisa mengetahui pergerakan musuh.

"Time Magic. Blank Sheath²!"

Arfi memutuskan mengerahkan sihir Magna-nya. Cahaya Jingga melesat ke sekeliling.

Seperti video di jeda. Pergerakan seketika terhenti, debu, langit, bahkan Avara dan Ifa juga ikut berhenti kaku bagai patung. Arfi menepuk mereka berdua dengan satu tangan secara bergantian. Mereka seketika kembali bergerak.

THE DRAGON ELEMENT (End)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin