1. Mimpi Aneh

276 24 3
                                    

Langit malam begitu gelap dengan awan hitam menggumpal menutupi rembulan. Desir angin begitu kencang, menghempas pepohonan hutan, dan membuat dedaunan berguguran.

Suara kepakan kencang terdengar di balik kepulan awan. Terlihat seekor naga bersisik biru terbang di langit, melawan derup angin yang nyaris melemparkannya.

Tepat dari arah belakang, terlihat puluhan bola api terlempar dan menembaki Naga Biru itu.

Bum! Bum! Bum!

Ledakan bertubi-tubi terdengar, beberapa pohon hutan terbakar di bawah sana.

Dengan sigap Naga biru mengelak, tubuhnya manuver, meliuk dan menghindar satu persatu bola api yang mencoba menghantam. Bum! Salah satu bola api meledak di sampingnya mirip seperti ledakan kembang api.

Naga biru mengimbangi tubuh, nyaris saja dia celaka.

"Kau tidak akan bisa lari dariku, Danemon. Kau akan menjadi milikku." Terdengar suara menggema dari langit.

Naga itu tidak menggubris. Terus terbang dengan pandangan tertuju ke depan. Buai air mata membasahi kelopak. Seketika ia teringat pada sebuah kejadian yang memisahkannya dengan seseorang beberapa saat lalu. Seseorang yang berarti baginya.

"Maaf, Danemon. Mulai saat ini kita akan berpisah. Hidupku mungkin tidak akan lama lagi." Sayup-sayup terdengar suara diingatan Naga Biru. Terlukis jelas seorang pemuda tampan berusia dua puluh dengan rambut berponi ke depan tengah merintih dengan tubuh terluka parah.

Naga itu terbang semakin lambat, ingatan kelam itu mengalihkan perhatian.

Bum! Alhasil sebuah bola api telak menghantam sayap kanannya, membuat oleng dan jatuh ke hutan. Brukk! Tubuh naga biru dengan keras menghantam pepohonan, membuat sebagian ada yang tumbang. Perlahan tubuh Naga Biru menyusut, dan berubah menjadi seekor bayi naga. Dengan sisa tenaga dia bangkit dan bergegas meninggalkan tempat itu.

Hujan tiba-tiba turun dengan deras. Gemuruh petir mulai menggelegar. Dengan sayap terluka, Naga Biru melangkahkan kaki menembus hujan, melewati semak-belukar tajam dan bebatuan terjal tanpa peduli itu bisa memperburuk keadaan.

"DANEMOOONN,"

Suara teriakan kencang kembali terdengar. Terlihat gumpalan asap hitam dengan sepasang mata merah menyala tengah mengejar. Pepohonan layu dan belukar lenyap begitu terkena asap pekat tersebut.

"JANGAN HARAP KAU BISA LARI DARIKU!!!"

Naga Biru terus melangkah dengan cepat sembari terengah-engah, tenaganya telah terkuras habis. Ia menatap cincin permata putih yang dari tadi dia cengkram.

"Sebelum itu. Aku sudah pernah menitipkan benda ini padamu. Namun engkau menolaknya," pemuda berusia dua puluh tahun itu memberikan sebuah cincin permata putih, "Sekarang simpanlah. Gunakan ini untuk membuka Portal Waktu. Hanya kamu dan Zarika saja yang bisa mengaktifkannya. Temui diriku di Masa Depan, karena aku yakin, hanya dia yang bisa menyelamatkan semua ini."

Perkataan Pemuda berusia dua puluh tahun kembali terngiang. Sang Naga Biru menggenggam erat cincin permata putih. Saatnya dia menggunakannya.

Perlahan keluar cahaya dari cincin tersebut. Kian benderang, lantas lenyap dan masuk ke tubuh Naga Biru. Butir-butir es seketika turun deras di sekeliling, kemudian diiringi cahaya biru keluar menyeruak dari tubuh Sang naga biru.

Tepat di depan sana sebuah lingkaran portal berwarna putih yang menyilaukan mata perlahan terbentuk, berpendar-pendar seperti aurora. Naga kecil itu tiba di depan portal, bersiap pergi meninggalkan tempat ini.

THE DRAGON ELEMENT (End)Where stories live. Discover now