Bab 8 - Berita Duka (POV Sean)

2.8K 271 14
                                    

POV Sean ini bahasanya nggak baku ya.

Vote and comment-nya gaes! Happy reading😍✨

***

1 tahun yang lalu.

Capek. Gue baru aja pulang sekolah, tapi langsung diseret sama temen-temen buat main basket. Di tengah napas yang ngos-ngosan, gue istirahat sejenak buat minum, tepat pas itu juga gue denger hp bunyi.

Ada telepon masuk dari Papa. Dengan ogah-ogahan, gue angkat itu panggilan yang masuk.

“Halo, Pa."

“Kamu harus segera pulang.”

Gue ketawa denger omongan Papa. “Emang ada apa tiba-tiba? Papa aja ngirim aku jauh-jauh ke negara ini dan jarang bolehin aku pulang. Bahkan aku minta pulang setahun sekali nggak dibolehin. Ini kenapa tiba-tiba nyuruh aku pulang? Papa kerasukan apa?”

Gue kesel bukan main. Selama ini ngerasa kayak dibuang ke Amerika tanpa alasan yang jelas. Walaupun gue sering nebak alasannya, tapi Papa nggak pernah jelasin secara pasti.

“Papa ada berita duka.”

“Hah? Si-siapa? Bu-bukan Mama kan?!”

“Bukan. Ini penting, Papa juga perlu bicara sama kamu secara langsung. Pulang dulu ya.”

“Kasih tau dulu siapa yang meninggal?”

“Sagara.”

Tubuh gue menegang seketika, napas gue tercekat selama beberapa detik.

“Papa serius? Jangan bercanda!”

“Serius, untuk apa Papa bercanda tentang sesuatu yang penting?”

“Ka-kapan? Kenapa? Ta-tapi nggak masuk akal!”

Sagara ... dia sehat kan? Kok bisa tiba-tiba .... ah, apa semua ini gara-gara mereka?!

“Siapa?! Siapa yang bikin Sagara meninggal?! Apa kakak tiri dan mama tirinya yang kayak tai?!”

“Sean, jaga omongan kamu.”

“Jawab aku dulu, Pa!”

“Sagara meninggal karena kecelakaan.”

“Kecelakaan?! Itu nggak masuk akal!”

“Apanya yang nggak masuk akal? Banyak orang yang meninggal karena kecelakaan.”

Gue menelan ludah dengan susah payah, perasaan gue buruk. Bahkan tangan gue udah berkeringat dingin. Astaga, berita mengejutkan macam apa ini?!

Berita ini terlalu mendadak dan mengejutkan, gue nggak pernah menyangka sebelumnya. Bahkan untuk beberapa detik gue ngerasa blank, nggak tau mau mikir apa, dan bingung harus melakukan apa.

Tenang. Ya, gue harus tenang biar tetep bisa mikir jernih.

“Papa harus jelasin ke aku secara detail!”

“Ya, itu pasti.”

“Kapan pemakamannya? Aku bakal segera cari tiket penerbangan secepatnya.”

“Itu ... udah minggu kemarin.”

“A-APA?!”

Gue nyaris mau banting hp karena denger omongan Papa. Sagara meninggal dan udah dimakamin minggu kemarin tapi gue baru dikasih tau?! Shit!

”Halo? Sean? Kamu masih di sana?”

Kesal, gue mematikan panggilan secara sepihak. Gue buru-buru gendong tas dan berjalan menjauh dari area lapangan basket.

His Hug (On Going)Where stories live. Discover now