JUST KIDDING

953 83 6
                                    

Seperti biasanya menjelang weekend Jin mengunjungi rumah mertua untuk melihat tumbuh kembang putri semata wayangnya.

Sudah 1 bulan lamanya Jenny tinggal dan di asuh oleh mertuanya.

Beberapa kebutuhan Jenny yang hampir habis Jungkook tulis pada note di samping tempat tidur Jenny.

"Jungkook kemana Eomma? Aku mau mengajaknya membeli beberapa kebutuhan baby Jen", tanya Jin pada mertuanya.

"Di kamarnya, ia baru saja masuk setelah menidurkan Jenny",

"Apa Jungkook tidak jadi melanjutkan ke perguruan tinggi, Eomma?",

"Jungkook memutuskan untuk tidak kuliah dulu untuk satu atau dua taun ke depan.
Jungkook ingin fokus dulu pada baby Jen",

"Maaf Eomma kalau ini semua jadi menghambat pendidikan Jungkook",

"Jangan bicara seperti itu pada Jungkook, dia akan tersinggung mendengarnya. Jungkook tak merasa Jenny jadi penyebab dia tak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Rasa cinta pada Nuna dan Keponakannya yang membuat Jungkook mengambil keputusan itu",

"Terima kasih sudah merawat Jenny dengan penuh kasih sayang", ucap Jin.

"Sudah seharusnya, itu tugas dan kewajiban kami sebagai keluarga",

"Jin ke kamar Jungkook dulu, Eomma",

"Masuklah, jangan lupa ketuk pintu. Dia bisa kesal kalau orang lain tiba-tiba masuk begitu saja ke kamarnya", ucap Eomma sambil tersenyum mengingat putra bungsunya itu.

Jin tersenyum smirk. Ide jahilnya muncul.

Jin masuk begitu saja ke kamar Jungkook tanpa mengetuk pintu.

Jungkook yang baru saja selesai mandi jadi terkejut di buatnya.

"Hyung...", kesal Jungkook. Ia berlari naik ke tempat tidur untuk menutupi tubuhnya dengan selimut.

Jin tertawa melihat ekspresi wajah Jungkook yang berubah seperti Kepiting rebus.

"Bisa gak sich ketuk pintu dulu sebelum masuk kamar?",

"Hyung sudah mengetuknya, mungkin kamu tak mendengarnya",

"Aku tidak mendengar ada ketukan, Hyung selalu begitu",

Jin tertawa.

"Hyung keluar, aku mau pakai baju",

"Memangnya kenapa kalau Hyung disini, kita kan sama-sama laki-laki",

"Hyung, aku sedang tidak bercanda kali ini, keluar...", usir Jungkook kesal.

Jin bukannya keluar malah semakin mendekati Jungkook yang sedang berada di tempat tidur dengan selimut yang menutupi tubuh polosnya.

"Apa yang kau lakukan, Hyung? Keluar...", ucap nya terhenti saat Jin naik ketempat tidur dan memeluk tubuh Jungkook.

Jungkook mencoba meronta agar bisa keluar dari dekapan Jin.

"Sebentar saja seperti ini, jangan berteriak, aku hanya sedang merindukan nunamu", isak Jin

Jungkook tak lagi memberontak, ia membiarkan tubuhnya di peluk Jin.
Jungkook sedih mengingat kakak perempuannya yang pergi meninggalkan mereka semua.

Jungkook ikut menangis dalam pelukan Jin.

"Aku tunggu di mobil",

"Memangnya kita mau kemana, Hyung?, tanya Jungkook.

"Membeli beberapa keperluan Baby Jen",

"Baiklah Hyung, aku ganti baju dulu",

"Ganti baju? Bukannya kamu bahkan tidak memakai baju sama sekali", goda Jin.

"Yaa...Hyung...cepat keluar sebelum aku berubah pikiran",

Jin tertawa melihat Jungkook yang kesal sekali padanya.

"Kenapa Jin Hyung senang sekali menggodaku. Aku jadi kesal. Tertawa puas saat aku sudah marah. Lama-lama aku jadi malas bertemu dengannya", gerutu Jungkook.

Jungkook menyemprotkan parfum lembut pada tubuhnya kemudian mengenakan T-Shirt warna hitam dengan celana jeans sobek favoritnya.

Jungkook menyemprotkan parfum lembut pada tubuhnya kemudian mengenakan T-Shirt warna hitam dengan celana jeans sobek favoritnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah selesai Jungkook keluar kamar menuju kamar Baby Jen yang berada persis di sebelah kamar tidurnya.

Semua perlengkapan bayi, Jungkook masukkan kedalam tas. Setelahnya ia menggendong Baby Jen yang masih tertidur pulas kedalam pelukannya.

070523

Terima kasih like & comentnya.

BROTHER IN LAW ✔️Where stories live. Discover now