GET USED TO

938 79 15
                                    

"Boleh Hyung memeluk dan menciummu untuk terakhir kalinya?", pinta Jin.

"Hyung...",

"Hyung mohon kali ini saja"

Jungkook seolah tak mampu menolaknya.

"Baiklah, ini pelukan dan ciuman terakhir untuk Hyung",

Jin menarik Jungkook untuk duduk di pangkuannya.

Jin mencium bibir tipis Jungkook. Menyentuh setiap inchi tubuh Jungkook. Dan Jungkook terbuai.

Kali ini Jin berhasil melumat bibir Jungkook. Jungkook seolah terhipnotis. Ia menikmati setiap sentuhan yang Jin berikan pada tubuhnya. Jungkook mendesah.

Jin semakin dalam mengulum lidah Jungkook. Keduanya semakin terbuai.

Dan tangis Jen membuat Jungkook tersadar dan mendorong tubuh Jin.

Jungkook segera keluar dari kamarnya dan masuk ke kamar Baby Jen.

Jin mengikuti Jungkook. Namun kali ini dia tak dapat masuk ke kamar Baby Jen karena Jungkook menguncinya dari dalam.

Jin pun kembali ke kamarnya.

Jin membenamkan wajahnya pada bantal agar orang lain tak mendengar tangisannya.

Keesokan paginya, seperti biasa Jin mengantar Jungkook untuk membeli beberapa kebutuhan untuk putri cantiknya.

"Hyung menangis semalam?", tanya Jungkook saat melihat wajah Jin.

"Tidak", elak Jin.

"Matamu sembab, Hyung. Apa Hyung tidak bisa tidur semalam? Wajahmu terlihat lelah",

"Aku tidak apa-apa", jawab Jin.

"Boleh aku menggantikanmu menyetir, Hyung?",

"Tidak perlu, aku baik-baik saja"

"Baiklah, pelan-pelan saja",

"Hallo, Appa. Lihat aku sudah punya gigi", ucap Jungkook mencoba menghibur Jin.

"Benarkah, wagh anak Appa sudah besar ya?"

"Baby Jen sudah semakin pintar Appa", jawab Jungkook menirukan suara anak kecil.

"Ayah sudah membesarkanmu dengan baik Jen"

"Ayah?",

"Ia, Kamu Ayah Baby Jen",

"Hyung..., jangan membuatku menangis",

"Kenapa kamu menangis?", Jin mengusap air mata Jungkook.

"Maaf...", ucap Jin.

"Maaf untuk apa Hyung?",

"Aku reflek menyentuhmu",

"Tidak apa-apa Hyung",

"Yang aku minta Hyung berhenti memperlakukan aku seolah-olah Kak Jisoo. Itu saja",

Sesampainya di pusat perbelanjaan keduanya turun untuk membeli beberapa kebutuhan Baby Jen.

"Sudah semuanya?"

"Sudah, Hyung. Tinggal bayar di kasir saja", Jungkook pun membawa Jen keluar dan meninggalkan Jin di meja kasir.

"Kau tidak ingin membeli sesuatu, Jungkook-ah?",

"Tidak Hyung, kita langsung pulang saja",

"Baiklah kalau begitu",

"Boleh aku yang menyetir, Hyung?"

"Tidak, biar aku saja",

"Sepertinya Hyung lelah sekali"

"Aku baik-baik saja, Jungkook-ah"

Mereka kembali pulang ke rumah.

Dalam perjalanan pulang Jin reflek menggenggam tangan Jungkook seperti yang biasa ia lakukan semenjak istrinya tiada.

Jin tersadar kemudian melepas genggaman itu.

"Maaf...",

Jungkook tersenyum

"Ternyata kita jadi terbiasa dengan ini semua. Tidak apa Hyung, seharusnya kita bisa menghindarinya sejak awal agar tidak terbiasa seperti ini"

"Ia, aku salah. Sekarang aku jadi terbiasa dengan tanganmu, terbiasa memeluk tubuhmu, bahkan aroma tubuhmu seolah jadi candu untukku.
Semoga saja aku tak merindukan bibir indahmu",

Jungkook tersenyum.

"Karena itu aku meminta Hyung berhenti. Aku tidak ingin tangan, tubuh dan bibirku jadi terbiasa dengan itu. Aku tak ingin berakhir dengan merindukan setiap sentuhan itu",

"Ya Hyung mengerti maksudmu",

Sesampainya di rumah Jungkook langsung memandikan Baby Jen. Memberinya susu dan menggendongnya hingga tertidur.

Jin membawa masuk semua barang belanjaan. Ia meletakkan barang-barang tersebut di depan kamar Jen.

Jin dan Jungkook sepakat untuk menjauh satu sama lain agar mereka tidak terbiasa dengan setiap sentuhan yang selama ini mereka lakukan.

210523

Terima kasih

Jangan lupa like & coment

BROTHER IN LAW ✔️Where stories live. Discover now