TRANSMIGRASI ZAHRA - 3

27 6 0
                                    

Suara dentuman musik terdengar sangat keras diruang yang penuh dengan manusia manusia yang tengah berjoget ria. Didalam ruang dengan cahaya remang remang itu banyak sekali hal tak senonoh yang tertampak didepan mata. Ditempat ini tidak diperlukan rasa malu lagi.

Diujung sana, ada segerombolan manusia tengah tertawa dengan riang. Tak sedikit dari mereka yang ikut berjoget dan mencicipi minuman dengan kadar alkohol yang tinggi.

Zafa's saat ini tengah berada disalah satu bar yang sering mereka kunjungi.

"Jangan kebanyakan minum, inget besok sekolah!" Zahra memeringati.

"Kita mah sans aja, Lo tu Zah nanti Ayah Lo marah!" Balas Anya.

"Gue balik duluan, nanti bokap nyariin. Kalian tau kan gimana bokap gue" jelas Zahra.

"See you guys" Zahra melambaikan tangan berjalan keluar dengan keadaan setengah sadar.

***

Mobil yang dikendarai oleh Zahra melaju dengan kecepatan tinggi dijalanan yang sudah sangat sepi. Wajar ini sudah pukul satu malam.

Zahra sama sekali tidak takut karena dia sudah sering pulang pukul segini tanpa sepengetahuan Ayahnya.

Angin malam cukup kencang dan mampu membuat Zahra mengigil kedinginan. Padahal tubuhnya sudah dilapisi oleh jaket hitam yang cukup tebal.

Sesampainya dirumah Zahra lupa masuk melewati jendela kamar, melainkan ia melewati pintu depan rumahnya. Alhasil ia didapati oleh Ayahnya dengan keadaan setengah sadar dan bau alkohol disekujur tubuhnya.

"Astaghfirullah, Zahra!!" Teriak Ayahnya.

"Mbak Lena____ tolong mbakkkk" teriak Ayahnya memanggil wanita yang biasanya bersih-bersih dirumahnya.

"Ada apa Pak? Ya Allah astaghfirullah neng!!" Mbak Lena terkejut melihat keadaan Zahra.

Ia memapah Zahra menuju kamar dan membantu menggantikan pakaiannya.

Setelah selesai mbak Lena keluar dan mendapati Ayah Zahra yang sudah menunggu kabar.

"Gimana Zahra mbak?" Tanya nya.

"Maaf Pak kalo saya lancang. Kayaknya neng Zahra mabok. Bau alkohol menyengat disekujur tubuhnya. Sekarang neng Zahra lagi istirahat" terangnya.

"Baik, terima kasih mbak"

"Iya Pak, saya ke Dapur dulu" pamit mbak Lena.

"Iya"

***

Jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Zahra sudah sadar sejak satu jam yang lalu. Zahra menatap atap atap kamar sambil memikirkan hal yang terjadi kepada dirinya semalam.

Tok tok tokk

Suara ketukan pintu terdengar olehnya. Membuatnya mulai khawatir jika Ayahnya memarahinya.

Cklekkk

Pintu terbuka dan benar saja. Ayahnya tengah berdiri diambang pintu. Bola mata Zahra membulat, ntah bagaimana caranya meminta maaf pada Ayahnya.

"Ayah kecewa" lirih Ayahnya sambil berjalan perlahan, kemudian duduk dipinggir ranjang milik Zahra.

"Ayahh, maafin Zahraaaa. Zahra gak sengaja" Zahra yang tiba-tiba turun dari ranjang dan berlutut di kaki Ayahnya.

"Maaf Ayah hiks hiks___" sambungnya dengan Idak tangisan.

"Ayah tidak marah. Hanya saja, Ayah kecewa pada diri Ayah sendiri. Ayah gagal merawat anak gadis Ayah satu-satunya. Ayah gagal mendidik hingga anak Ayah terjerumus ke hal-hal negatif. Ayah gagal menjaga Amanah Ibumu" terangnya.

Transmigrasi ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang