TRANSMIGRASI ZAHRA - 12

4 1 0
                                    

Zahra tengah mengagumi dirinya di cermin. Menggunakan pakaian sekolah yang pas pada tubuhnya.

Tidak lupa dia mengoleskan Liptint dan menyemprotkan parfum. la, sangat berbinar ketika melihat pantulan dirinya di cermin, sangat cantik.

"Pantesan aja cowok paling ganteng dan idaman siswi satu sekolah mau jadi pacar gue"

"Gue secantik ini siapa yang bisa ngalahin?" Lanjutnya berbicara sendiri pada cermin.

Zahra berjalan meninggalkan kamarnya.

"Pagi mbak Lena" teriak Zahra sambil mengambil sepatu yang ada didalam lemari tempat koleksi sepatunya.

"Gak sarapan dulu neng?" Tanya Mbak Lena ketika melihat gadis itu bersiap keluar rumah.

"Gak sempet mbak" jawab Zahra sambil melirik jam tangan.

"Hati-hati neng" ucap mbak Lena meneriaki.

Lagi-lagi Zahra hanya menunjukkan dua jempolnya. Mbak Lena yang hanya melihat itu hanya sedikit tertawa.

***

Mobil yang dikendarai Zahra kini telah terparkir rapi di parkiran sekolah yang terlihat sangat luas. Melihat dari seragam yang dirinya kenakan saja,  SMA ini termasuk sekolah anak-anak elite. Hampir semua murid membawa mobil. Namun, ada beberapa yang mengendarai motor ataupun diantar supir.

Zahra berlari-lari kecil menuju kelas. Sepertinya mood nya sedang baik hari ini. Mengingat bahwa Alan harusnya sudah kembali bersekolah usai pertandingan basket dua hari lalu.

"Pagi guys" ucap Zahra sambil duduk dibangkunya itu.

"Morning baby" lagi-lagi Alan merangkul bahu Zahra.

Zahra memeluk Alan sekilas "Aku kangen beib gak ketemu kamu selama kamu tanding"

"Aku juga sayang" Alan balas memeluknya.

"Menang gak?"

"Kamu ngeraguin aku?" Ucap Alan sembari memperlihatkan foto tim basketnya yang memegang piala. Pertanda bahwa ia dan teman-temannya berhasil memenangkan pertandingan basket itu.

"Wih keren" Zahra tersenyum merekah.

"Inget di Sekolah woi" teriak Anya menyindir Zahra yang terlihat berpegangan tangan pada Alan.

"Iri aja Lo, makanya minta nomor Arza sana biar gak kesepian!" Sinis Zahra.

***

Zahra dan Alan, kini mereka tengah duduk berdua, di bangku bagian paling pojok kantin, mereka sedang memakan bakso. Memang sekarang sudah waktunya untuk istirahat.

Plakkk

"Pacarnya udah pulang temennya dilupain!" Fariza memukul meja makan tempat Zahra dan Alan.

"Kaget gue bangsat untung gak keselek yang kedua kalinya!" Umpat Zahra kesal.

"Iya iya sini duduk guys" ajaknya pada teman-temannya.

"Bentar lagi ada pertunjukan" sambungnya.

"Pertunjukan apa? Wayang kulit?" Alana menutup mulut Shireen yang tampaknya sulit mencerna.

"Udah Lo liat aja!" Ucap Alana.

Shireen mengangguk mengerti.

Zahra melihat Mona yang sedang berjalan dari membawa segelas minuman dingin mencoba mencari tempat duduk yang masih kosong.

"Mona sini gabung" teriak Zahra melambaikan tangan ke arah Mona.

Mona berjalan sambil mengangguk tanpa melihat arah kirinya dan akhirnya tak sengaja bertabrakan dengan Arza.

Transmigrasi ZahraWhere stories live. Discover now