TRANSMIGRASI ZAHRA - 8

15 4 0
                                    

Pagi hari Zahra mengerang pelan tidak mau membuka matanya dan malah kembali masuk ke dalam selimutnya. Ketika matahari menembus jendela kamar perlahan gadis itu membuka matanya, sedikit menyipit karena silau cahaya matahari.

"Woi bangunnn"

Dia memukul satu persatu punggung teman-temannya yang sedang tertidur pulas. Ia menatap sekeliling kamar Shireen yang sangat berantakan karena ulah mereka semalam. Sampah makanan berserakan, bantal yang sudah terlempar di lantai. Hanya saja ia tidak mendapati Shireen di kamar.

Zahra berdecak dengan terpaksa gadis itu menyingkirkan selimutnya dan bangun dengan wajah bantal yang sangat tidak enak dipandang.

Dengan langkah lunglai dan mata yang setengah terbuka Zahra berjalan menuju kamar mandi meski sesekali gadis itu mengumpat ketika tidak sengaja. menabrak benda benda disekitarnya.

Tak lama kemudian Zahra keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang jauh lebih segar, ia mendengar suara orang seperti sedang memasak di dapur.

"Cie tumben banget udah bangun, masak lagi. Calon Ibu rumah tangga nih" Zahra menyindir. Melihat Shireen yang sedang sibuk membuat sarapan.

"Lagi rajin" ucap Shireen.

"Pembantu Lo mana?"

"Ngerjain yang lain, tadi emang gue sendiri yang mau masak buat kalian. Gini-gini bisa masak gue" Terangnya.

"Widih, enak nih " Zahra berjalan mendekat dan mulai bersiap mencomot makanan yang tengah dipersiapkan oleh Shireen.

Akan tetapi baru saja lengan Zahra hendak menyentuh dan mencomot makanan yang tengah di buat oleh Shireen, gadis itu sudah lebih dulu menggeplak lengan Zahra keras.

"Sabar jangan dimakan dulu bego. Tunggu yang lain!"

Zahra mengercutkan bibirnya seraya mengusap-usap tangannya yang digeplak oleh Shireen "Sakit anjir"

"Bangunin yang lain sana!"

"Oke, gue pinjem panci sama spatula!" Ucap Zahra sambil mengambil panci dihadapannya.

"Buat apaan?" Tanya Shireen.

Zahra berlari menuju kamar sembari membawa panci dan spatula.

Ia membuka pintu kamar kemudian memukul panci menggunakan spatula nya.

Tengggg...........

Suara panci terdengar nyaring, hingga membangunkan teman-temannya yang lain.

"Bangun woi, Shireen masak nih buat kitaaaa" teriak Zahra.

"Apaansih Zah, masih ngantuk gue!" Malas Anya.

"Ayoklah" Zahra menarik kaki Anya, Fariza dan kemudian memukul punggung Alana dengan panci tadi.

"Sakit anjir" kesal Alana.

"Iya-iya nih kita bangun Ning Zahra!" Fariza menyauti.

"Ning?" Tanya Zahra.

"Iya Ning itu sebutan buat anak perempuan Kaii. Walaupun begitu gue gak bego-bego amat!" Fariza menjelaskan.

"Oalah" Zahra mengangguk

"Udah cepet sana ke dapur, Shireen udah repot-repot masak buat kita" sambungnya.

"Iya-iya" mereka menyauti.

Mereka menuju dapur dan melihat Shireen yang benar-benar sedang menjadi gadis rajin.

"Habis kebentur apa Lo Shireen?" Sindir Alana

Shireen mendengus, dari pada menanggapi Alana, ia lebih memilih kembali melanjutkan pekerjaan. Sementara Alana yang diabaikan mendengus kesal dan mendaratkan tubuhnya disofa dengan wajah manyun yang menurut Fariza sangat menjijikan.

Transmigrasi ZahraWhere stories live. Discover now