TRANSMIGRASI ZAHRA - 7

16 4 0
                                    

Zahra berjalan masuk kedalam rumahnya yang tersembunyi didalam sebuah pagar tinggi. Dihalamannya banyak tanaman bunga yang sengaja ditanam, terlihat indah.

Zahra melangkah dirinya tak melihat keberadaan Ayahnya. Zahra berdecak, karena tidak tau harus apa, ia memilih menuju dapur hanya untuk sekedar meminum segelas air untuk meredakan tenggorokannya yang terasa kering.

"Zahra."

Zahra menoleh, menuju sumber suara. Ia tidak menjawab panggilan itu, hanya menatap tanpa ekspresi kepada laki-laki berusia 50 tahunan yang berdiri dihadapannyaa.

"Bagaimana pilihanmu?"

Benar saja, laki-laki itu Ayahnya. Ia memutuskan pulang lebih awal dari Pesantren agar bisa mengobrol sejenak dengan anaknya.

Zahra masih tidak percaya bahwa Ayahnya benar-benar serius tentang hal itu "Ayah maafin Zahra. Zahra gak bisa memilih salah satu dari keduanya." Zahra menunduk lesu.

"Nak, Ayah melakukan ini untuk kebaikan mu. Jika tidak begitu kamu tidak akan berubah. Ayah hanya menjalankan Amanah Ibumu, untuk menjagamu sebaik mungkin. Ayah tidak mau gagal untuk kedua kalinya. Ayah harap kamu benar-benar bisa membuat pilihan yang tepat" Ayahnya mengelus puncak kepala anaknya dengan lembut.

Ayahnya melangkah meninggalkan Zahra yang masih terdiam.

"Ayah gak gagal. Aku yang gagal jadi anak. Maafin aku Ayah" lirihnya.

***

Zahra menyandarkan dirinya pasa dinding kamar, sesekali matanya melirik kearah jendela untuk memastikan sesuatu. Hampir satu jam Zahra melakukan itu, entah apa yang sebenarnya tengah ia pikirkan.

Lamunannya buyar ketika seseorang membuka pintu dan ia masih tetap berada di posisinya.

"Assalamu'alaikum"

Ayahnya berjalan menghampiri Zahra dan memberikan  sebuah kotak "Nak, ini peninggalan Ibumu yang belum sempat Ayah sampaikan. Mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untukmu melihat ini"

Kemudian Ayahnya berlalu pergi, menutup kembali rapat-rapat pintu kamar Zahra seperti semula.

Zahra tetap pada posisinya mencoba menggapai kotak itu. Perlahan ia buka. Terdapat beberapa foto dan secarik kertas berisi tulisan tangan Ibunya. Zahra mulai melihat satu-persatu mencoba mencerna isi kotak tersebut.

 Zahra mulai melihat satu-persatu mencoba mencerna isi kotak tersebut

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Transmigrasi ZahraTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon