3. KEBERANGKATAN

309 9 4
                                    

Assalamualaikum. Selamat membaca chapter tiga, tetap semangat puasanya! Happy reading and enjoy guys 🔥

-

-

-

Saat detik jam melewati angka dua belas dan mulai memasuki hari baru, disana 'lah waktu untuk menjadi pribadi yang lebih baik dibanding hari kemarin dimulai. Diawali dengan sholat di sepertiga malam, dan subuh bagi umat muslim, dibarengi lantunan do'a dan harapan yang dipanjatkan pada Sang Maha Kuasa.

Ketika ayam berkokok dan mentari menunjukkan sinarnya, manusia-manusia mulai menjalankan aktivitas, dan akhirnya hari yang ditunggu oleh Fara tiba.

Sebelum berangkat ke sekolah dan meninggalkan pekarangan pesantren, Fara disibukkan dengan mengecek koper dan tasnya satu-persatu.

"Umi, camilan kesukaan aku kemarin udah dimasukin, kan?"

"Udah, sayang."

"Kerudung baru aku?"

"Udah."

"Jaket favorit aku?"

"Udah juga, sayang. Pokoknya semua hal yang berkaitan sama kamu, udah umi masukkan ke dalam koper," jelas Fatimah pada anak bungsunya.

Fara tersenyum kecil, bukannya bermaksud merepotkan orang yang lebih tua, namun dikhawatirkan ada barang yang merepotkan dirinya nanti jika tertinggal.

"Syukron, ya Umi udah bantuin Fara packing kemarin malam, dan bikinin bekal yang super duper enak." Fara memeluk erat umi Fatimah.

Tiga atau empat hari ke depan dirinya tidak akan bisa bertemu, bertatap muka dengan keluarganya. Jadi sebelum berangkat ada baiknya untuk memeluk erat ketiga orang yang amat berarti dalam hidup Fara.

"Afwan, cantiknya umi. Sekarang cepat berangkat, ya. Nanti ketinggalan bus." Fara mengangguk, ia berganti memeluk Nando.

"Fara izin pamit study tour ya, abi."

"Iya, semoga Allah berikan kelancaran dalam semua kegiatan kamu."

"Aamiin."

Setelah berpamitan dengan Umi Fatimah, dan Abi Nando. Fara diantar Fatih menuju sekolah dengan menggunakan mobil.

"Dadahh, assalamualaikum!" Mobil putih yang dikendarai Fatih perlahan melaju meninggalkan wilayah pesantren.

Fara menghempaskan tubuhnya pada kursi mobil, ia kemudian melirik Fatih yang juga tengah menatapnya.

"Abang kenapa liatin aku kayak gitu? Pasti mau request oleh-oleh mahal, ya?"

"Enak aja, jangan suud'zon dulu, ya. Abang liatin kamu karena nanti, abang bakal kangen wajah jelek kamu itu," jawab Fatih.

Fara melotot. "Cantik gini dibilang jelek? Pasti mata abang rabun, ya? Aku ini cantik loh, mirip-mirip Dinda Hauw." Dengan tatapan tak suka Fara bersidekap dada.

"Iya deh, Dinda Hauw KW." Fatih tertawa. Membuat Fara semakin mengeratkan tangannya yang bersidekap dada, dan jangan lupakan wajah kesalnya yang cemberut. Ekspresi wajah favorit Fatih.

Qisat Fara [END]Where stories live. Discover now