9. FITNAH

224 10 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu, selamat membaca chapter sembilan. Jangan lupa vote dan komen, enjoy guys! Semangat puasanya 💗

-

-

-

Janji Dara dan yang lainnya untuk menjelaskan perihal Reino dan Aidan ternyata tak disampaikan pada hari itu, namun hari ini. Di kantin, kelimanya berada.

"Sekarang paham, kan?" tanya Dara.

Fara masih termenung, mendengar tentang Reino dari Dara dan ketiga temannya. Fara merasa tidak percaya bahwa sosok Reino yang sudah dikenal nakal dan biang onar, bisa melakukan hal yang lebih nakal. Memainkan hati seorang wanita, dan tak menghormati wanita.

Sejatinya, wanita adalah makhluk yang lemah. Namun demikian, wanita adalah makhluk yang sangat diistimewakan oleh Allah, sehingga siapapun yang mengganggunya pasti akan diberi hukuman yang setimpal oleh-Nya.

Rasulullah saja sebagai manusia yang hidup sederhana menghargai wanita, lantas pria zaman sekarang yang hartanya sudah lebih dari cukup, mengapa tak bisa menghargai wanita?

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu ‘alayhi Wasallam bersabda: “Berbuat baiklah kepada Wanita, karena sesungguhnya mereka diciptakan dari Tulang Rusuk, dan sesungguhnya Tulang Rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Maka sikapilah para Wanita dengan baik.” (HR al- Bukhari)

"Lo paham, kan, Far? Jangan bengong gitu, kita pengen yang terbaik buat lo," ucap Gea yang duduk di samping Fara.

Ia menepuk pundak teman disampingnya untuk menyadarkannya dari lamunan.

"Iya, aku paham. Makasih," sahut Fara tersenyum.

"Sama-sama, kita nggak mau lo dijadiin korban selanjutnya sama cowok brengsek itu," ucap Viona.

"Sekarang soal Aidan gimana?'

Mendengar pertanyaan Fara, mendadak keempat temannya itu terlihat gugup.

"Kenapa pada diem?"

"Ki-kita, aduh. Gimana, ya." Dara tersenyum canggung, ia menyiku Viona yang ada disampingnya.

"Gimana-gimana? Apa dia sama kayak Reino? Suka mainin hati perempuan?"

Dengan cepat Dara dan Viona menggeleng bersamaan, "nggak, Aidan nggak gitu, Far. Cuman ... kita nggak tau harus ngomong gimana sama lo, karena kita berempat nuduh dia. Tapi kita nggak sengaja, loh." Beritahu Viona.

"Kalian fitnah Aidan?" tanya Fara tak percaya.

Bahkan Fara tidak pernah melihat Aidan melakukan hal tidak baik, kecuali kejahilannya pada teman satu kelas, yang selalu melekat bersama senyuman tengilnya.

"Kita nggak fitnah, Far. Cuman kita pernah nuduh dia suka sama lo, but it all has a reason. Banyak tanda-tanda yang kita lihat dan yakinin kita kalo dia bener-bener suka lo," ucap Rosa.

"Contohnya?"

"Yang pertama dia suka natap sama curi-curi pandang, aku sebagai teman sebangku kamu jelas tau banget," jawab Dara.

"Dia perhatian sama lo waktu olahraga tiga minggu lalu," timpal Viona.

"Dan dia selalu di goda temennya, dan digodanya itu pake nama lo, Far." Gea ikut menimpali.

Fara mengerutkan kening mendengar penuturan teman-temannya. Iya, Fara awalnya memang menyangka seperti itu karena terhasut Dara, tapi lama kelamaan ia mengabaikan.

Satu kelas menjodohkan Fara dengan Aidan, tapi kedua individu itu tak pernah merespon. Aidan yang dikatakan menyukai Fara bersikap cuek, dan Fara yang menjadi bahan godaan hanya bisa menutup telinga, ikut bersikap cuek.

Qisat Fara [END]Where stories live. Discover now