Pt. 02 - Nonsense!

10.8K 1K 55
                                    

Azalea membuka matanya secara perlahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Azalea membuka matanya secara perlahan. 

Saat ini, dia merasakan kalau seluruh tubuhnya remuk dan lemas. 

Dia cukup ingat, semalam setelah membaca novel yang baru dibelinya dan memaki penulisnya di media sosial. Azalea melempar novelnya sembarangan dan tertidur. Tak dia sangka kalau dia tertidur cukup lama dan tak menyadari kalau novel yang dia lempar itu terbakar karena terkena lilin aroma terapinya dan menyebabkan sebuah kebakaran besar di rumahnya. Saat sadar, Azalea sudah tak bisa melihat apa pun karena sisi kamarnya penuh dengan kabut asap yang sangat menyesakkan. Dia bahkan tidak sempat meminta tolong.

Tapi melihat saat ini dia ada di sebuah kamar yang dia yakini sebagai rumah sakit, Azalea bersyukur orang tuanya mungkin pulang, atau kakak laki-lakinya menyelamatkannya tepat waktu. Buktinya, dia ada di rumah sakit dan masih selamat. Padahal dia pikir dia akan mati terpanggang di kamarnya.

Azalea mencoba bangun, dia duduk dan melihat tubuhnya sendiri, semuanya masih lengkap. Tapi tunggu, kenapa tidak ada luka bakar sedikit pun? Hanya ada sedikit memar di tangannya dan juga dahinya yang sepertinya diberi sedikit perban. Dia pasti menghantuk sesuatu saat terjatuh karena kebakaran semalam. Tapi di bandingkan dengan luka yang dia ekspektasikan. Menurutnya, lukanya ini sudah termasuk kategori ringan.

Azalea kemudian mencoba turun dari ranjangnya saat ini, karena dia harus memastikan keadaannya sekarang. Namun saat dia mencoba bangun, seseorang membuka pintu ruang rawatnya. Azalea menatapnya, seorang lelaki dengan rambut coklatnya terlihat berdiri dengan wajah terkejut. Lelaki yang memakai setelan kantor lengkap itu terlihat langsung berlari ke arahnya dan memeluknya dengan erat.

Azalea terdiam.

"Akhirnya kau bangun, Al! Kau membuatku takut!" Suara pria itu terdengar bergetar namun tak bisa dipungkiri ada sedikit percikan euforia dalam kalimatnya.

Untuk beberapa saat pikiran Azalea kosong. Namun setelah sadar kalau seorang lelaki asing memeluknya, Azalea dengan cepat mendorong lelaki itu. Walaupun setelahnya, dia nyaris hilang keseimbangan karena tubuhnya yang masih lemas dipaksa mendorong lelaki dengan tubuh bugar itu. Tapi itu lebih baik, karena jika adegan pelukan barusan tersebut sempat disaksikan oleh kakak atau pun orang tuanya, bisa dipastikan kalau Azalea tidak akan selamat dari pertanyaan dan candaan mereka. Karena seumur hidup, Azalea tak pernah menjalin hubungan dengan pria mana pun. Dia memutuskan untuk tidak pacaran dan memilih mengurung diri dengan belasan lelaki fiksi di kamarnya.

Azalea adalah tipikal wanita yang hanya sibuk berfantasi sendirian dan hanya bercita-cita menikahi bias atau idolanya. Jika pria yang mendekatinya itu bukan idolanya, maka dia tidak keberatan untuk menyandang status jomblo seumur hidup.

Cukup ekstrem.

Tapi itulah Azalea. Dia adalah gambaran wanita fans pria fiksi dan Oppa-oppa garis keras. Tapi untungnya masih waras karena dia tidak pernah mengganggu idolanya melebihi batas seperti yang para penguntit lakukan.

"Anda siapa?!" tanya Azalea nyaris berteriak. Wanita itu bahkan termundur ke belakang karena takut pada pria asing yang tiba-tiba masuk dan memeluknya ini. Wanita itu bahkan sudah menarik tiang infusannya berniat menyerang jika pria itu berani mendekatinya lagi seperti tadi.

"Al, jangan bercanda. Ini aku Ramario. Aku sahabatmu." Kata Pria itu mencoba mendekati Azalea, tapi wanita itu sama sekali tidak menurunkan tingkat kewaspadaannya. Dia semakin mundur saat lelaki yang mengaku bernama Ramario ini mencoba mendekatinya kembali. 

"Kau yang bercanda, Tuan. Aku tidak punya sahabat bernama Ramario. Jangan mencoba menipuku atau aku akan berteriak dan memanggil orang tuaku ke sini." Ancam Azalea dengan tatapan tajamnya. Dia mendorong tangan Ramario yang terulur dengan tiang infusannya.

"Alesha ... tidak mungkin. Apa kau benar-benar tidak mengingatku?" Wajah lelaki bernama Ramario mendadak pucat, dia mencoba menyentuh Azalea sekali lagi, tapi wanita itu kini berdiri dan menjauh darinya tatapannya terlihat cukup waspada dan ketakutan. Bahkan sorot matanya menjadi asing, seolah dia memang sedang melihat Ramario sebagai lelaki berbahaya yang tidak dia kenal.

"Sepertinya kau salah masuk ke ruangan. Siapa itu Alesha? Itu sama sekali bukan namaku." Sangkal Azalea dengan tegas. Nasibnya sial sekali, baru sadar dari tidurnya yang terlalu lama, dia malah harus berhadapan dengan lelaki gila seperti ini. Lelaki bernama Ramario ini memang tampan. Postur tubuhnya tinggi, kulitnya putih dengan rahang tegas dan fitur wajah yang sempurna. Tapi untuk apa lelaki tampan jika kepribadiannya gila seperti ini?

"Ayah! Bunda! Ada orang aneh di sini!" Azalea berteriak saat melihat pergerakan Ramario yang kembali ingin menjangkaunya. Lelaki ini sepertinya belum kapok saat Azalea memperingati secara baik-baik tadi. Jika bukan karena tubuhnya masih lemas dan dadanya yang sakit, dia mungkin sudah menampar atau meninju lelaki gila ini sedari tadi.

"Alesha jangan begini. Ayo kita bicarakan baik-baik. Apa kau tak ingat kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Ramario mencoba berbicara tanpa mendekati Azalea lagi. Dia sedang menahan dirinya agar wanita itu juga tidak kembali menjauhinya. Ramario tak bisa menyimpulkan apa pun, tapi dia yakin sahabatnya ini menderita amnesia. Entah separah apa sampai dia melupakan dirinya sendiri.

"Kebakaran. Tentu saja aku ingat kenapa aku di sini," jawab Azalea tanpa ragu. Dia sama sekali tak paham kenapa lelaki asing ini terlihat sangat sok akrab begini bahkan berani meragukan ingatannya.

"Al, kau ke sini karena kecelakaan. Kau tertabrak mobil saat ingin menyebrang. Apa kau benar-benar tidak ingat?" Ramario terlihat mencoba menjelaskan dengan sabar.

Untuk sesaat, pikiran Azalea benar-benar kosong. Lobus Frontal miliknya mendadak berhenti bekerja. Sebenarnya siapa yang gila dan mengada-ngada di sini?

"Jangan begini Al. Ayahmu pasti sedih melihatmu begini. Katakan, kau bercanda kan, Alesha?" tanya Ramario penuh harap. Tapi Azalea masih terdiam.

Alesha?

Kenapa dia merasa familier dengan nama itu?

"Alesha?" tanya Azalea menggantung retoris. Dia langsung mencurigai sesuatu. "Kau memanggilku apa tadi? Alesha?"

"Iya, Al. Alesha. Namamu Alesha Maria Czart. Apa kau mengingatnya sekarang?" Ramario terlihat antusias. Berharap kalau Alesha hanya melupakan ingatannya sementara karena efek syok saja.

Tapi tidak seperti Ramario. Wajah Azalea malah semakin pucat. Dia mungkin tidak bisa mengingat nama seseorang dengan baik. Tapi Alesha Czart? Azalea sungguh tak bisa melupakannya. Dia tokoh novel paling menyedihkan yang merajai pangsa novel online tahun ini. Bersamaan dengan naiknya novel berjudul Lily's For Anna, nama Alesha naik dan bersanding dengan tokoh utamanya. Walaupun dia tidak sepopuler Anna yang merupakan tokoh utamanya. Tapi banyak pembaca yang tersentuh oleh kisah menyedihkannya.

Alesha adalah figuran.

Lebih tepatnya figuran yang setiap harinya berhadapan dengan kematian, dan lelaki ini bilang dia adalah Alesha Maria Czart? Jangan gila. Bukankah hal itu mustahil?

***

Buat yang sempet baca versi kemarin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Buat yang sempet baca versi kemarin. Aku saranin baca ulang ya! Soalnya alurnya aku ubah total hehehehe!

SEE YOU
🖤

Dating With AntagonistWhere stories live. Discover now