Pt. 04 - Family Line

7.5K 686 16
                                    

Suara sepatu pantofel seorang pria bergema di lorong rumah sakit yang lumayan sepi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara sepatu pantofel seorang pria bergema di lorong rumah sakit yang lumayan sepi. Laki-laki yang berusia genap setengah abad itu terlihat terburu-buru. Pasalnya, beberapa jam yang lalu dia mendapat kabar kalau putrinya ada di rumah sakit. Lebih tepatnya putri semata wayangnya, Alesha.

"Tuan," Roan, lelaki paruh baya yang nyaris seusia dengan lelaki itu menyapa sopan tepat ketika pria itu membuka pintu ruangan tanpa ragu.

Lelaki itu, Frederic Benjamin Czart langsung berjalan mendekati ranjang rumah sakit tempat di mana seorang wanita kini tengah berbaring dengan mata tertutupnya di sana. Roan yang sedari tadi berjaga di luar ruangan lantas mengikuti sang Tuan saat pria itu masuk.

"Apa yang terjadi?" tanya Frederic sembari menggenggam tangan putrinya yang terasa dingin. Azalea terlihat memejamkan matanya dengan damai. Lagi-lagi, jarum infus terlihat tertancap di lengannya.

Frederic yang melihat kondisi anaknya tersebut merasa nyeri. Dia mengusap kening anaknya yang terbalut plester. Alesha boleh saja dewasa, tapi di mata Frederic yang merupakan ayahnya, Alesha tetaplah putri kecilnya yang akan dia lindungi sepenuh hati dengan segenap jiwanya. 

Di matanya, Alesha adalah permata yang akan dia jaga sampai mati. Bahkan jika dia harus menggadaikan nyawanya sendiri untuk kedamaian putri kecilnya itu, Frederic rela.

Roan yang selama beberapa jam yang lalu sudah menemani Azalea kini menatap Frederic dengan ragu.

"Seperti yang Anda tahu Tuan, Nona Alesha mengalami kecelakaan lalu lintas beberapa jam yang lalu, beliau tidak sadarkan diri dan langsung dibawa ke rumah sakit ini tapi ... "

Penjelasan Roan menggantung.

Diagnosis Dokter beberapa jam yang lalu terngiang di benak dewasanya.

"Jelaskan dengan benar. Aku tidak suka penjelasan yang bertele-tele Roan. Katakan apa putriku baik-baik saja?" tanya Frederic menuntut, dia paling tidak suka mendengar putrinya sakit. Selama belasan tahun, bahkan Frederic masih tidak bisa untuk terbiasa. Hatinya selalu sakit setiap melihat sang putri menutup matanya di ranjang rumah sakit seperti ini.

Seakan, terlambat sedetik saja. Dia akan kehilangan putri kecilnya.

Beberapa tahun lalu setelah istrinya meninggal, Frederic mulai hidup berdua dengan Alesha. Dia sangat menyayangi putri semata wayangnya itu, karena bagi Frederic, Alesha adalah malaikat yang dikirim Tuhan untuk menggantikan istrinya.

Sayangnya, sejak kecil Alesha adalah sosok yang pesakitan. Frederic harus menerima kenyataan pahit kalau putri kecilnya Alesha, mempunyai penyakit jantung yang sama dengan mendiang sang istri yakni aritmia. Aritmia adalah penyakit yang menyebabkan ritme jantung putrinya tidak stabil dan membuatnya bisa terkena serangan jantung kapan saja.

Bahkan tak seperti anak-anak lain yang menghabiskan masa kecil mereka di taman bermain, Alesha harus menghabiskan masa kecilnya di rumah sakit. Di saat anak lain sibuk memilih mainan kesukaan mereka. Maka Alesha akan sibuk bertahan hidup untuk esok.

Dating With AntagonistWhere stories live. Discover now