KG. 3

894 62 6
                                    

Taruna membuang nafas berat beberapa kali, kepalanya ia telungkupkan di atas meja kubikelnya. Ia sudah pasrah jika nanti gagal training. Ia hampir terlambat satu menit saat absen. Pagi ini benar-benar membuatnya gila.

Bayu dan Prisna saling pandang sambil mengodekan dengan dagu masing-masing. Menentukan siapa yang mau membuka pembicaraan dahulu untuk menghibur Taruna.

Taruna mengangkat kepalanya saat merasakan seseorang meletakkan sesuatu di atas mejanya. Taruna menatap sosok Lanta yang melongos pergi begitu saja menuju ruang lab.

Ia menatap secarik kertas yang tertempel di tengah-tengah sekotak susu rasa strowbery.

'Kamu pasti bisa. Semangat Taruna. Jangan lupa senyum hari ini dan hari selanjutnya.'

Taruna melebarkan senyum, selebar-lebarnya memamerkan gigi gingsulnya saat melihat gambaran emot penuh senyum dari Lanta. Oh, my God. Taruna menutup mulutnya yang akan mengeluarkan teriakkan saking senangnya.

"Ekhemm. Jangan lupa senyum hari ini-"

"Iihh, jangan baca. Punya gue nih. Wuuhh."

Taruna menonyor kepala Bayu yang begitu penasaran, kepo dengan apa yang ia baca.

"Jangan lupa senyum Taruna." Bayu memperagakan gerakkan dengan ekspresi alay miliknya. Hingga membuat Taruna dan Prisna ketawa.

"Kalian bertiga kenapa masih di situ?"

"Ih, si muca (mulut cabe) ijo udah marah-marah. Cap-cus deh guys, kalau kita gak mau metong." Bisik Bayu pelan, agar bu Tari tak mendengar obrolan mereka.

Bayu segera menarik Taruna dan Prisna untuk segera menuju lab dengan pakaian kebanggan mereka, jas laboratorium putih.

**

Satu jam waktu yang diberikan untuk istirahat. Jam 12.30 makan siang dan jam 1.30 tepat semua sudah berada di ruangannya masing-masing.
Sepanjang jalan menuju kantin, Taruna bisa merasakan bulu romannya berdiri. Ini bukan tanda-tanda muncul hantu, mana ada hantu di siang bolong begini. Hanya saja bisik-bisik para pegawai saat melihat kelimanya berjalan terasa eneh.

Bisik-bisik itu terdengar makin menjadi-jadi saat kelimanya duduk satu meja setelah mengantri makanan. Lanta dan Karen terlihat sangat cool, berbeda dengan Bayu dan Prisna yang ikut menatap sekitar.

"Emang cuman perasaan gue aja, atau emang benar mereka sejak tadi lihatin kita?!" Tanya Prisna mengibas-ngibas wajahnya yang mendadak panas. Tak suka dengan suasana sekitar.

Meja kantin yang memanjang menyebabkan Ada delapan orang yang duduk saling berhadapan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Meja kantin yang memanjang menyebabkan Ada delapan orang yang duduk saling berhadapan. Posisi duduk Taruna, Bayu dan Prisna sejajar, sedangkan Karen dan Lanta berhadapan dengan ketiganya. Menyisahkan tiga kursi kosong.

"Hay, boleh gabung di sini?" Taruna menyipitkan matanya menatap name tag di dada perempuan putih cantik dan tinggi di sebelahnya.

Sabana Trinara. Finance Staff. Seorang staff bagian keuangan.

Kelebihan Garam (LENGKAP SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now