Terlantar

191 21 6
                                    

Suatu hal ini membuat Soobin bersyukur meski si paman tidak mengizinkannya mengambil cuti saat sakit.

Pamannya itu tidak korupsi hari libur.

Minggu masih menjadi hari libur internasional dan Soobin bisa merasakannya walau hanya sehari.

Tentu saja itu digunakan untuk menjalani hobinya,
Apalagi? Tidur seharian sampai hari berubah menjadi senin kembali.

"Yakk! Soobin! Bangun!"

Tapi sepertinya itu tidak berjalan dengan baik.

Jangan lupakan kalau ada satu peliharaan yang bisa bicara dan membuat ulah tak akan membiarkan tidur hari minggu Soobin menjadi lengah.

"Ayo main denganku!"
Seru Beomgyu sambil mengeluarkan sebuah mainan khusus untuk kucing.

Hanya lenguhan yang di dapatkan Beomgyu.
Membuatnya tak tahan untuk teriak.

"Choi Soobin, ODI HILANG!!"

Soobin langsung membuka matanya bersamaan dengan tubuh tegapnya, terduduk melihat ke sekitar dan tak lama kembali bernafas tenang saat dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Odi sedang tidur tenang di dalam kandang.

"Mwo.. Apa yang salah denganmu? Aku sudah menyiapkan makanan kau tinggal ambil sendiri saja."

Lenguh Soobin sambil membersihkan area mata khas orang baru bangun tidurnya.

Beomgyu terkekeh, andai Soobin melihat wajahnya dia pasti gemas pada Beomgyu.
Siapa yang tega memarahi kucing berwajah polos nan manis?

"Mainlah denganku.."
Ujar Beomgyu manja sambil membelit tangannya ke area punggung lebar milik Soobin.

Soobin mendengus, dia sudah lelah bekerja dan tanpa berpikir kucing ini malah mengajaknya main.

Tentu saja dia tidak berpikir,

Dia, kan kucing.

"Kau tidak bisa bermain sementara waktu sendiri? Kenapa kau memaksaku?"

Bohong kalau Soobin tidak kesal.

"Karena auramu suram belakangan ini.."

Sebaris kalimat dari moncong kucing---maksudnya mulut Beomgyu itu membuat Soobin terpaku lalu menghentikan aktivitasnya sebentar.
Sebenarnya kata-kata itu terdengar seperti asal dikatakan saja.
Tapi mengingat Beomgyu adalah seekor kucing, Soobin jadi percaya itu bukan hanya bualan.

Pernyataan kucing oren itu tidak salah.
Belakangan ini dirinya sering sekali menangis, berkali-kali Soobin mendapati dirinya mulai menyalah-nyalahkan kehidupannya sendiri sesaat sebelum ia sadar pandangan macam itu sia-sia.

Bukan cuma raganya yang lelah,
Jiwanya pun cukup muak untuk menghadapi hari-hari monoton.

Dengan langkah sedikit gusar.
Soobin membuka tirai jendela besar apartemennya.

Pagi ini cukup cerah.

Hanya cukup cerah bukan berarti benar-benar cerah.

Musim panas telah berakhir memasuki musim berikutnya.

Udara tampak dingin dengan langit yang sedikit berawan.
Jujur saja, Soobin lebih menyukai cuaca seperti ini daripada hari cerah terang penuh matahari di musim panas lalu.

Pertemuannya dengan Beomgyu mengakhiri musim panas.

Soobin tersenyum sekilas.
Batinnya menerawang apa yang akan ia lakukan bersama Beomgyu.
Lagipula Beomgyu sekarang ini berada dalam wujud manusia, tentu saja rencananya ini akan seru bila dilakukan bersama.

Kucing Oren | #SooGyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang