Kalung!

195 23 2
                                    

Awan mendung menghiasi kota Seoul.
Warna langit seketika berubah muram kelabu disertai guntur yang bersahut-sahutan.

Inner si kucing merasa menangkap ramalan cuaca akan hujan,
sehingga nalurinya tergerak untuk pindah ke tempat yang akan aman dari basah.
Tanpa dirinya sadari wujudnya kembali berubah.
Keempat kakinya menapak sempurna di tanah.
Merasakan hal yang berubah, kucing itu menjilati kaki depan sebelah kanannya, berusaha menetralisir betapa kasar dari lantai jalanan.

Baju yang diberikan majikannya bahkan membesar lebih dari tubuhnya.
Si kucing memiringkan kepala seakan kesadarannya sebagai manusia perlahan pudar dan hanya menjadi impian panjang semata.

Guk.. Guk.. Gukk!

Secara naluriah jika dirimu adalah bola bulu berkaki empat serta punya wajah manis memelas minta di pelihara, kamu akan membenci suara ini.

Itu predator utama seekor kucing domestik.
Apalagi kalau bukan anjing?

Sebelum si kucing sempat menajamkan instingnya untuk menghindar,
Anjing itu menerjangnya.
Si kucing meronta sekaligus mendesis, mengembangkan bulu lebatnya agar dirinya terlihat lebih menyeramkan di depan predator tak mengerti sopan santun itu.

"Jean! Kau tidak seharusnya melakukan itu, Kembali anak nakal!."
Seorang pemuda memungut tali anjing yang terlepas dari anjing berbulu putih itu.

Setelah mendapatkannya,
Ia membuang nafas lega sambil mengelap keringat bercucuran selama mengejar anjingnya yang kabur tiba-tiba.
Itu adalah detik awal dari pemuda itu menyadari bahwa anjing manisnya tengah menyandera seekor kucing tak bersalah yang kini berjalan mundur ketakutan.

"Baik, apa yang kita temukan disini..
Si cantik yang malang."

Yeonjun, nama dari pemuda itu. Dirinya berjongkok berusaha memenangi kucing oren yang sudah kepalang panik.

Semenjak dirinya sempat berubah menjadi manusia secara magis,
Bahkan bisa dibilang itu hal gila.
Namun, kepercayaan kucing yang diberi nama Beomgyu itu semakin meningkat pada manusia.
Ia hanya mengikuti naluri dan mendekat pada Yeonjun, membiarkan tangan kekar itu mengelus bulu-bulu halus di area kepalanya.

"Kau tersesat, manis? Dimana pemilikmu? Apa kau yatim piatu?"

Pertanyaan yang tak mungkin terjawab oleh Beomgyu dilontarkan oleh Yeonjun beberapa detik sebelum ia menyadari kesalahannya,

"Oh, kau jantan? Padahal kau begitu cantik."
Yeonjun mengelusi punggung hingga kebagian ekor dari Beomgyu,
Kucing berbulu oren itu menikmati sentuhan pria tampan yang asing tersebut tanpa penolakan.

"Kau makan makanan anjing?"

Yeonjun menyodorkan biskuit berbentuk seperti tulang yang ukurannya begitu mini.
Beomgyu mengendusnya,
Tapi seakan itu bukan hal yang bisa dimakan, cakar kucing itu malah memainkannya seperti sedang memainkan seekor cicak setelah memburunya.

"Itu menjawab pertanyaanku."

Walau kebaikannya sedikit di tolak. Tentunya, Yeonjun maklum.
Dirinya cuma ingin memberi sesuatu sebelum berpisah dengan si oren.
Sayangnya itu bukan hal yang bisa diterima seekor kucing,
Kucing liar sekalipun.

"Kau bersih dan terawat. Kau yakin tidak ada yang menjagamu?"

Yeonjun kembali mengusak kepala Beomgyu dengan gemas.
Si kucing hanya menutup mata dengan dengkuran bahagia.




ミ ೃ 🐱‧₊˚
kucing oren





Disisi lain..

Kucing Oren | #SooGyuWhere stories live. Discover now