• 17. I Have Crush On You •

25 8 0
                                    

Now Playing
Taylor Swift-Love Story

Selamat datang di zona paling nyaman, semoga kalian menikmati tiap aksara dan makna dari kisah Mita dan Agil.
Happy reading.


"Maaf, untuk mencintaimu."
-Agil Mahesa Pratama-



"Bu, Mita pamit." Gadis yang sudah berpakaian rapi, mengenakan rok merah dan kaus dibalut sweter itu berkata di belakang sang ibu.

Ibu tersentak ketika mendengar suara Mita. Wanita paruh baya yang mengenakan daster biru motif bunga tersebut juga terkejut ketika melihat Mita yang beberapa hari ini marah dan sama sekali tidak berkomunikasi menyapa dan meminta izin lagi.

"Sama siapa?" Ayah bertanya kepada si gadis, tetapi wajahnya sama sekali tak menoleh dan sibuk dengan acara televisi.

"Temen," jawab Mita singkat, masih dengan nada yang terdengar kesal.

Ibu mengambil teh yang ada di hadapan, lantas menyesap dan berkata kepada Mita, "Malem-malem keluar, mau ngapa? Marah berhari-hari, terus mau ngomong waktu mau izin ke luar."

Mita berekspresi datar, tidak pernah muncul senyum tulus yang ia tunjukkan kepada keluarganya maupun orang lain, kecuali untuk Agil. "Biar kesannya sopan, juga biar inget dan dianggep ada, nggak cuman Kak Aldino doang."

Ayah dan Ibu bertukar pandang, lantas fokus kembali melihat acara televisi mereka.

Ketukan pintu membuat atensi semuanya teralihkan. Mita bergegas membuka pintu, dan terpampang jelas sesosok lelaki tinggi, mengenakan pakaian yang tampak bagus, keren, tetapi tetap sopan. Agil melempar senyum kepada Mita.

"Ayo, langsung aja. Nggak pernah ada yang peduli." Mita sedikit mengeraskan suaranya.

Agil menaikkan salah satu alisnya menunjukkan kebingungan, kemudian menggeleng. "Enggak. Aku mau izin dulu sama orang tua kamu. Boleh? Kamu bisa nunggu di motor aja, kok."

Mita beranjak pergi, tidak membalas pertanyaan tersebut.

Agil mengetuk pintu. "Permisi, Om, Tante." Bersamaan dengan hal tersebut, orang tua Mita tersenyum dan mempersilakan pemuda itu untuk masuk.

Ibu yang melihat anak tampan nan sopan tersebut langsung tertarik dan membenahi posisi duduknya. Tutur katanya lembut, juga senyum yang tersungging manis, sangat manis. "Halo, Nak, temannya Mita, ya?"

Agil memgangguk. "Iya, Tante. Maaf, Om, Tante, Mitanya nunggu di luar, nggak tau kenapa."

Ayah dan Ibu bertukar pandang sejenak dan kembali tersenyum. "Nggak usah dipikirin. Mita itu memang kayak gitu, susah diatur dan apa-apa seenaknya sendiri." Ibu berbicara seperti itu.

Agmission Where stories live. Discover now