Part 11

14 3 1
                                    

Happy reading💌

Lama menunggu dan berbincang, akhirnya pesanan mereka datang. Zavina hanya memesan mie ayam, ia tidak ingin makan bekal lagi. Lioni melihat Zavina yang melamun, berusaha menyadarkan gadis itu.

"Kalo lo masih gak tenang, gue bisa balesin dendam lo!" ucap Lioni dengan sangarnya.

Zavina menggeleng seraya menatap Lioni. "Gue cuma mikirin Gavin. Dia gak makan bekal dari gue, padahal gue udah bangun pagi banget. Bukan cuma bekal isinya, ada note sama hadiah selama 2 minggu weekend," jelas gadis itu lesu memasukkan mie ayam kedalam mulutnya.

"Lo balik kebelakang, liat kesana Gavin lagi makan kok. Aman, dia gak bakal kelaperan," ucap Lioni membuat Zavina menggeleng tak mau berbalik. Posisinya memang Zavina membelakangi Gavin dan sekawan, sedangkan Lioni didepan bisa melihat kebelakang.

"Gue capek," Zavina sedikit menangis.

"Ambil, lo jangan nangis! Yang ada lo makin lemah dan musuh semakin buat lo kecolongan!" Lioni berkata sambil memberikan tissu kepada Zavina.

"Btw, Gavin liatin lo terus tuh. Matanya kemeja kita," ucap Lioni agak pelan.

"Gue gak mau ketemu Gavin sekarang, malu banget" ucap Zavina sembari menghapus air matanya.

"Kurang ajar banget si Bi ba Babi itu, tunggu aja Za, gue gak bakal biarin dia lolos gitu aja"

"Iya makan aja, gak usah dibahas. Gue muak."

Gavin menatap punggung Zavina yang membelakangi dirinya. Padahal Zavina terus makan disampingnya saat dikantin seperti ini, dia bergabung bersama geng nya tapi berbeda dengan sekarang. Menghadap depan pun tidak.

Gavin sebenarnya tidak tau apa yang terjadi dikelas tadi. Temannya sudah memberitahukan tapi Gavin masih ragu karena tidak ada objek yang mereka maksud, tote bag itu. Mau percaya tapi buktinya tidak ada, tapi Gavin selalu percaya pada temannya apalagi Zavina memang hobi memberikannya kotak bekal. Tapi entah mengapa Gavin tidak bisa percaya.

"Lo mikirin apa?" tanya Zayn menepuk bahu Gavin.

"Gue kasian sama Zavina, bekal yang dia bawa dibuang sama Bianca." ucap Tristan membuat fokus Gavin tertuju padanya.

"Kenapa lo gak percaya sama kita Ga?!" Leon ikut bersuara karena masih tidak terima dengan kelakuan Bianca tadi.

"Penjelasan kalian gak bisa gue terima. Lie."

"Ya tuhan!"

"Astaga Ga!!"

"Sialan emang si Bianca!"

Mereka terdiam.

"Gue masih gak nyangka kita se geng remed kimia, ulangan lalu sebelum libur" ucap Farhan setelah lamanya mereka terdiam.

Mau percaya atau tidak, itu urusan Gavin dan Zavina.

"Huft, Bu Salsa killer bat anjay tapi cara ngajarnya tuh santai bikin cepet paham"

"Emang lo paham pas dia jelasin materi?" tanya Zayn.

"Gak, hehe" ucap Leon terkekeh kecil.

GAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang