Part 20

38 3 1
                                    

Happy reading💌

Disinilah Gavin dan Zavina duduk diatas kasur bersama, Zavina sedikit berbaring menggunakan tumpuan bantal dan Gavin yang duduk diatas kasur dengan piring yang penuh buah buahan sudah dicuci.

"Siapa yang buat kayak gini sama lo?!" tanya Gavin tajam seraya menggigit apel.

"Bianca sama dayangnya," lesu Zavina mengambil anggur dipiring itu.

"Kenapa dia lakuin itu?"

Zavina terdiam sebentar lalu terkekeh miris. "Karena dia suka sama lo!" ketusnya mencebikkan bibirnya kesal.

Gavin diam menatap Zavina yang terlihat kesal dan sedih, ingin sekali Gavin tertawa melihat ekspresi itu. Tapi ia urungkan.

"Apalagi lo kan suka sama Bianca. Kalau emang lo suka sama Bianca, kenapa selamatin gue? seharusnya biarin aja gue digudang, mati juga gak masalah."

"Diem atau gue cium lo?"

Gavin sungguh tidak suka saat Zavina mengatakan 'mati' ia terganggu dan perasaannya gelisah jika gadis itu mengatakannya.

"Cium Bianca aja sana!" pekiknya keras membuat telinga Gavin hampir tuli.

Gavin menggeleng. "Baru lo cewek yang gue kiss." ucapnya serius.

Zavina mendongak menatap Gavin sinis, bibirnya tidak berhenti dimajukan sampai beberapa cm, dengan tangan menyilang di dadanya.  "Udah lo pulang aja sana!" usirnya tak mau menatap Gavin.

"Oke." Gavin beranjak dari duduknya mengambil jaket, dan meraih knop pintu.

"Kalo Gavin pulang aku beneran mau mati aja." ucapan itu membuat Gavin tersenyum tipis.

"Lo ngancem gue?" Gavin menoleh pada Zavina.

Zavina menggeleng. "Lagian kalau emang lo gak peduli pasti lo bakalan pulang sendiri, tapi ini malah peduli sama gue pake nemenin gue segala." omelnya.

Deg!

Ya, benar. Kenapa tetap tinggal menemani Zavina jika memang Gavin tidak ada rasa peduli? Aneh.

"Gue cuma kasihan sama lo." ucap Gavin kembali duduk disofa memperhatikan wajah Zavina yang berubah drastis.

Zavina terdiam memakai selimutnya lalu membelakangi Gavin dengan cepat. Tanpa sadar, Zavina meneteskan air matanya yang berusaha ditahan saat Gavin mengatakan itu, tapi nyatanya gadis itu lemah sekarang.

Gavin menatap punggung Zavina yang bergetar, ia tau gadis itu sedang menangis. Namun, gadis itu menangis dalam diamnya.

Apakah Gavin berlebihan?

7 menit...

"Berisik tau!" kesal Gavin dengan sengaja.

"ZAVI GAK ADA SUARA NANGISNYA!" pekik Zavina menoleh menatap Gavin dengan wajah sembab dan hidung memerah, air matanya masih menetes begitu saja.

Gavin menahan tawanya yang hendak keluar. "Kalau lo masih nangis, gue sebarin foto lo nangis yang jelek itu!" ancam Gavin berjalan mendekati Zavina.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 11, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GAZAWhere stories live. Discover now