Part 16

17 3 0
                                    

Happy reading💌





"Ngelamun terus Za, kenapa?" tanya nya melembut. Sudah bukan hal yang asing lagi, jika Zidan menyukai Zavina.

"Lo main nabrak orang aja!" Zavina membersihkan rok nya.

"Lo kali, gue kan mau kesana. Tapi lo ngehalang jalan gue," Zidan tidak mau kalah debat, ia harus menang saat ini.

"HEH KETOS!! Lo liat jalan kan? Luas bro! Terus kenapa nabrak gue?" Zavina terlihat sangat kesal dan mencebikkan bibirnya lucu.

"Jangan gitu Za, lo yang gak liat jalanan"

"ZIDAN!!!" teriaknya membuat Zidan berlari cepat.

Meskipun seperti itu, Zidan menyayangi Zavina sedangkan Zavina hanya menganggap Zidan temannya.

Tidak ingin berlama lama dikoridor, Zavina berjalan santai keruang guru. Kelasnya jam kosong hari ini, karena guru mapel sedang ada urusan diluar negeri. Sepertinya kelas mereka harus mengadakan syukuran.

"Pagi Bu," sapa Zavina ramah dengan senyumnya.

"Pagi Za, kamu cari saya?" tanya Guru BK yang memegang sepiring kue.

"Pantes aja badannya kaya gitu, eh astagfirullah.." batin Zavina tertawa.

"E-eh gak Bu, lagi nyari Bu Salsa.. Hehe iyaa Bu Salsa," yakin nya karena fokusnya pada badan Guru BK itu.

"Oh Bu Salsa, lagi ngajar dikelas XII IPA 1. Tadi katanya kamu kesana saja, dia titip pesan ke saya begitu," jelasnya memakan kue itu.

"A-ah iya bu, makasih ya bu. Zavina kesana dulu," Zavina jadi terbata bata karena tiba tiba Guru BK itu memasukkan semua kue besar itu kedalam mulutnya.

Sungguh! Diluar nalar.

"Zavina tunggu!" ucapnya memanggil kembali.

"Kenapa Bu?"

"Kamu mau? Ambil saja ibu sudah kenyang sekali," ucap Guru BK memegang perutnya yang buncit itu.

"Makasih bu, tapi Zavina lagi diet bu hehe.. Dah bu," Zavina langsung berlari dengan tawanya yang meledak.

Zavina mengetuk pintu kelas XII IPA 1. Lebih tepatnya kelas Gavin dan sekawan.

"Masuk saja!" sahut Bu Salsa.

"Assalamualaikum," ucapnya memberi salam seraya membuka pintu itu.

"Waalaikumussalam." jawab semuanya termasuk Gavin yang menghentikan menulis catatan, ia ingin beristirahat dan kebetulan Zavina cocok dijadikan objek penglihatan agar mata tidak buram.

"Ternyata kamu, kenapa gak masuk langsung aja?" tanya Bu Salsa saat Zavina sudah sampai didepannya dengan senyuman.

"Gak sopan Bu," sahutnya menggaruk tengkuk yang tidak ada apa apa disana, Bu Salsa tahu ia gugup karena dikelas ini ada Gavin. Ia cukup akrab dan Bu Salsa tau itu.
"Katanya ibu manggil saya bener Bu?" tanya Zavina setelah lama tertawa pelan dengan Bu Salsa.

GAZADove le storie prendono vita. Scoprilo ora