Part 12

13 1 0
                                    

Happy reading gais💌

"Ayah.. Bunda.." lirih Zavina dengan air mata yang berhasil lolos mengenai pipinya.

Ia tau selama ini dirinya diperlakukan tidak baik, bahkan sejak kecil ia sempat mengalami trauma pada orangtua nya tapi itu sempat hilang dari ingatannya, karena ia dibawa dan dirawat oleh psikiater.

"Jadi aku bukan anak kandung Ayah sama Bunda?"

"Jawab yah, bun!"

"Jawab pertanyaan Zavi!!" desak Zavina memaju mundurkan badan sang Ayah.

"IYA ZAVINA!!!" teriaknya sebagai jawaban.

"Terus Zavi anak siapa yah?" lirihnya bertanya air matanya terus mengalir.

"Kami menemukanmu dipanti asuhan, menurut informasi dari sana, kau ditemukan didepan pintu panti."

"Ayah sama Bunda jangan pergi," larangnya menggelengkan kepalanya.

"Kami harus pergi, menyingkir dari hadapanku Zavina!" bentaknya saat Zavina menutup pintu rumah itu.

"Bunda, jangan pergi.. Zavi sama siapa dirumah ini?" ia beralih pada Bunda nya.

"Urus hidupmu sendiri!" bentaknya.

"JADI INI ALASAN KENAPA AKU SELALU DIPUKUL, DIKASARIN DARI KECIL??? KARENA AKU BUKAN ANAK KANDUNG KALIAN!!!" teriak Zavina berusaha menahan Ayah dan Bunda asuh nya itu.

"YA! KAU BUKAN ANAK KANDUNG KU!" balas Shiren, Bunda asuhnya.

Saat Anton dan Shiren ingin beranjak dari sana, karena keterdiaman Zavina yang masih berusaha menetralkan emosi jiwanya. Ia segera berlari menggapai pintu depan, menghalangi supaya mereka tidak pergi meninggalkannya. Zavina menggeleng meminta agar mereka tetap tinggal bersamanya.

"Menyingkir dariku anak sialan!!"

BRAK!!

DUGHH

Zavina terlempar kearah jauh dan badannya tergeletak dibawah pinggiran meja dengan badan yang penuh luka terkena pecahan guci. Ia harus menahan perihnya dan tetap mengejar orangtua yang sudah membesarkannya namun batinnya tersiksa, Zavina tidak masalah.

Namun, terlambat.

Mobil Lamborghini yang tadinya ada 2 didepan rumah, kini telah pergi dari hadapannya dan hidupnya.

Zavina menangis kencang saat tau hal bahwa ia bukanlah anak kandung dari Anton dan Shiren.

Zavina menutup pintu dengan kasar dan menumpahkan emosinya dengan teriak.

AARGGHHHH!!!

"Gue benci hidup!!!"

•••

Pukul 22.00

Malam tiba. Namun tak membuat gadis itu beranjak dari kasurnya, sehabis mandi ia langsung duduk diatas kasur dengan pandangan kesamping kota ramai kendaraan yang berlalu lalang. Zavina bahkan belum makan sejak kepergian orangtuanya, ah ralat sejak ia tahu bahwa ia tak mempunyai orangtua.

GAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang