Mas Arya - 23

1.3K 105 0
                                    

"Jadi Dion yang nyebarin foto itu? Bukan Kayra? Terus ... luka-luka di wajah Mas Arya itu juga ulahnya Dion?" Cya memberikan pertanyaan beruntun, tetapi Arya hanya diam sambil menunduk.

"Jawab, Mas Arya!"

"Iya." Arya menjawab, "Dia dapetin foto itu dari laptop kamu."

Cya tertawa saat mendengar jawaban Arya, tapi lama kelamaan tawa itu malah menjadi tangis. Hal itu jelas membuat Arya panik, dia langsung menghampiri Cya dan memeluknya.

"Cya—"

"Kenapa nasib Cya sial banget sih?! Cya salah apa Mas Arya? Kenapa semua orang jahat sama Cya?"

Cya menangis terisak-isak dalam pelukan Arya, sedangkan Arya hanya bisa mengusap-usap punggung Cya, berharap itu bisa membuatnya tenang. Arya tidak bisa berkata apa pun, jadi dia memilih diam seraya mendengarkan semua keluhan yang Cya ucapakan sampai dia lelah dan tertidur.

"Maafin saya, Cya. Maaf."

***

"Saka, pelaku penganiayaan sudah ditangkap belum? Kenapa saya belum dapat kabar lagi?" Arya bertanya saat ia sedang dalam peejalanan menuju kantor polisi.

"Sudah, Pak. Ketiganya sudah diamankan, berkat Pak Bara yang turun langsung ke kampus untuk menbantu."

Arya nampak membuang napasnya lega, lalu berkata, "Kerja bagus, Saka. Setelah ini saya akan memberi kamu bonus."

"Terima kasih, Pak. Tapi ... saya punya nama baru, Pak. Saya belum beritahu Pak Bara tentang ini karena beliau sepertinya sedang sangat sibuk, jadi saya beritahukan ke Bapak."

"Nama baru?" Arya langsung menepikan mobilnya supaya bisa lebih fokus mendengar penjelasan dari Saka. "Siapa, Saka? Kamu dapat info dari mana?" tanyanya.

"Saya dapat infonya dari salah satu pelaku bernama Ratu, Pak. Dia mohon-mohon ke saya supaya gak dijebloskan ke penjara, lantas dia bilang kalau dia hanya disuruh oleh Putri dan satu lagi namanya ... kalau tidak salah Laura Anabel, Pak."

Arya hampir terkena serangan jantung saat mendengar nama tersebut. Bagaimana bisa Laura terlibat dalam masalah ini?

"Saka, kamu simpan info ini rapat-rapat, jangan sampai yang lain tahu ... termasuk mertua saya. Mengerti?" titah Arya dengan nada bicara yang teramat serius.

"Tapi, Pak—"

"Turuti saja perkataan saya, Saka! Jangan sampai nama tersebut sampai keluar, dan usahakan agar perempuan bernama Ratu itu tidak banyak omong. Paham?!"

"B-baik, Pak. Saya laksanakan!"

"Ya sudah, kamu urus mereka. Biar saya urus yang satu ini." Setelah itu Arya memutuskan sambungan telepon, lalu ia bergegas menyalakan mesin mobilnya dan langsung putar balik menuju tempat tujuan baru.

***

"Arya? Akhirnya kamu dateng ke sini juga!" Laura berucap senang ketika melihat kedatangan Arya di depan pintu apartemennya.

Arya yang tak mau berbasa-basi lantas mendorong Laura masuk seraya berkata, "Saya bakal kasih kamu kesempatan untuk segera pergi dari negara ini tanpa harus masuk penjara, Laura."

Laura tersenyum. "Kamu bicara apa, Arya? Kenapa aku harus masuk penjara? Aku masuk dan tinggal di negara ini dengan cara legal kok," timpal Laura dengan wajah innocent.

"Kamu terlibat dengan penganiayaan Cya di kampus, Laura. Tidak usah menyangkal karena saya sudah pegang banyak bukti! Saya bisa jebloskan kamu ke penjara saat ini juga kalau mau."

"I know you won't do that," balas Laura dengan seringainya.

"Saya bakal melakukan apa pun untuk melindungi orang yang saya sayangi, Laura. Kamu salah karena sudah berani menyakiti Cya!" Arya menatap Laura dengan tatapan tajam.

Mas Arya || 2022 ✓Where stories live. Discover now