Mas Arya - 35

1.1K 98 1
                                    

1 bulan berlalu, kehidupan Cya hanya berputar pada rumah-tempat les masak-rumah lagi. Terkadang Arya mengajaknya dinner di luar, bukan dinner romantis ala-ala film, Arya itu cuek dan sama sekali tidak bisa romantis, tapi Cya tetap bersyukur karena Arya rela meluangkan waktu untuknya meski sebenarnya dia super sibuk.

"Kamu mau ke rumah Papa?" Arya bertanya seraya memasang dasi di lehernya, saat melihat Cya keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk juga rambut yang setengah basah.

"Enggak deh, Cya capek, mau di rumah aja," jawab Cya sembari memilih baju di lemari.

"Kalau berubah pikiran bilang, ya? Nanti saya antar," ucap Arya seraya mengecup pipi Cya.

Cya terkejut sebentar sebelum akhirnya memberikan tatapan sebal pada Arya yang dibalas kekehan oleh pria itu. "Ngapain dianter Mas Arya? Cya bisa sendiri kok kalo mau ke sana," sahutnya.

"Kaki kamu baru aja sembuh, saya gak mau kamu bawa mobil dulu," timpal Arya.

Cya yang sudah selesai memakai baju lantas beranjak menuju meja rias sembari berkata, "Ngapain bawa mobil? Berat."

Arya yang sedang memasang jam tangan menoleh dengan tatapan gemas. "Sudah bisa bercanda, ya, kamu," balasnya sembari mencubit pelan pipi Cya lalu menciumnya.

Cya dibuat merinding dan pipinya nampak merah merona, terkadang hal-hal kecil seperti ini mampu membuat dada Cya berdebar seperti habis lari marathon. "Udah sana sarapan," titah Cya seraya menyembunyikan pipi merahnya dari Arya.

"Memang istri saya sudah bikin sarapan, ya?" Arya bertanya dengan kedua tangan di pinggang.

Cya yang sedang memakai skincare lantas berbalik. "Udah, ya, Cya yang sekarang udah pinter bikin sarapan!" sahutnya dengan sombong.

Arya tersenyum tipis lalu menghampiri Cya dan mencium pipinya sekali lagi. "Iya, istri saya sudah pintar sekarang," ujarnya kemudian melenggang pergi.

Tanpa tahu bahwa Cya tengan salting brutal saat ini.

*

Cya tidak bohong saat bilang pada Arya bahwa dia sudah pintar memasak, usahanya melalui les memasak membuahkan hasil. Meski belum bisa memasak makanan berat dan banyak bumbu, tapi untuk sekedar membuat menu sarapan dan makan malam untuk mereka berdua, Cya bisa.

Arya juga orang yang simpel, dia pemakan segala, dalam artian Arya tidak pilih-pilih makanan. Jadi, makanan bergaya apa pun yang disajikan Cya, tetap dia makan.

Terkadang Cya membuat sarapan waffle, toast dan sebagainya, terkadang juga membuat nasi goreng atau omlette. Arya memakan semuanya tanpa komplain.

Sekarang jam menunjukkan pukul 11.30 siang, Cya baru selesai membuat makan siang untuk Arya. Hanya nasi putih dengan ayam kecap, tumis jamur dan tak lupa buah. Cya berniat mengirimnya ke kantor Arya, hal yang beberapa minggu ini sering ia lakukan.

Saat tengah menunggu driver online untuk membawa makan siang Arya, tiba-tiba sebuah mobil sedan parkir di depan rumahnya. Cya mengerutkan kening dengan tatapan penasaran, tapi saat pintunya terbuka Cya tak bisa lagi memperhatikan karena driver yang ia pesan sudah sampai.

"Ini ya, Pak. Alamatnya yang tadi, bilang aja dari Cya," pesan Cya kepada driver, tak lupa dia memberikan bayaran serta uang tip.

Ketika driver tersebut pergi, muncullah sosok perempuan yang sebulanan ini Cya hindari. Cya tidak pergi, menunggu perempuan itu menghampirinya meski dengan wajah tak bersahabat.

"Cya," rengek Kayra bak anak kecil.

Cya melipat kedua tangannya di dada kemudian berkata, "Mau apa?"

Kayra menghampiri Cya lantas memeluk lengan kirinya. "Mau minta maaf, lo lama banget sih marahnya sampe sebulan. Gue tersiksa tahu!" ujarnya mendumel.

"Salah sendiri," balas Cya dengan wajah jutek.

"Ya udahan lah, gue kangen main bareng lo nih. Mumpung kuliahnya lagi libur, yuk kita main! Lo maafin gue, ya?" pinta Kayra dengan wajah melas.

Sejak kejadian di Kafe sebrang SMA mereka dulu, memang Cya menjauhi Kayra, dia memblokir nomor sahabatnya itu dan fokus menjalani hidup dengan sang suami. Akan tetapi, setelah semalam mengobrol dengan Arya, Cya berniat mengakhiri masalah tersebut.

"Iya, gue udah maafin, ayo masuk. Kita makan bareng, gue abis masak," ajak Cya seraya beranjak masuk.

Kayra nampak terkejut, tapi lantas mengekor di belakang Cya. "Lo udah bisa masak?" tanyanya.

"Udahlah, gak sayang duit apa gue kalau sampe sekarang belom bisa masak, bayar chef Regina mahal ya!" balas Cya.

Kayra terkekeh pelan, lalu mengambil duduk di kursi pantry. "Ya ampun, hebat banget ya sahabat gue ini. Udah jadi istri betulan lho," ujarnya.

"Iya, dong, biar Mas Arya makin sayang!" sahut Cya sembari menghidangkan masakannya ke meja pantry.

Kayra terlihat mengiler saat menghirup aroma masakan sahabatnya itu, dia pun mulai mengambil nasi dan menyendok masakan Cya ke piringnya.

"Enak lho, meski lebih enak masakan Mama gue, tapi ini enak. Lo beneran hebat," puji Kayra sembari mengunyah nasi dengan ayam kecap.

"Thank you." Cya tersenyum lalu ikut makan dengan Kayra.

Di sela-sela makan, Kayra menatap Cya dengan rasa bersalah. "Cya, gue minta maaf," ucap Kayra.

Cya yang sedang menyendok tumis jamur, mendongak menatap Kayra. Cya diam sembari menunggu kelanjutan ucapan Kayra.

"Gue baru tahu ini pas pulang dari Aussie. Lo tau 'kan gue kadang suka kepo sama kerjaan bokap, waktu itu gue lagi iseng dateng ke rental mobilnya dan nemuin video di salah satu mobil yang baru aja diservis. Kebetulan di setiap mobil emang ada camera record-nya. Gue juga gak bermaksud bohong kok, Cya. Gue cuma bingung dan ngerasa serba salah. Lo tahu ... nyokap dia nikah sama Om gue, dan you know ... kita sepupuan. Jadi, pas tau dia pelakunya gue bingung harus kasih tahu ke lo apa enggak, gue minta maaf, ya, Cya. Gue bener-bener minta maaf. Gue janji habis ini gue bakal kasih orangtuanya kok, biar lo bisa hukum dia," tutur Kayra panjang lebar dengan tatapan sendu.

Cya mendengarkan Kayra sambil mengaduk-aduk makanannya, dia tengah berpikir apa yang harus ia lakukan pada Fikri.

"Udah, lo gak perlu merasa bersalah, ya. Gue udah maafin lo kok, lagian kejadiannya udah lama juga," ucap Cya.

"Lo udah bilang ke Om Bara?" tanya Kayra.

Cya menggeleng sembari menyendok nasinya. "Belom, gue belom kepikiran apa-apa. Lagian, gue sama Mas Arya mau liburan ke Bali, jadi gue gak mau pusing mikirin masalah itu," jawabnya.

"Wah, enak banget! Mau honeymoon nih pasti," tebak Kayra.

Cya hanya diam sembari menahan senyum, makanannya sudah habis. Kini ia tengah menuju kulkas untuk membuat minuman dingin.

"Ya udah, pulang dari sana gue nitip keponakan, ya!"

Mas Arya || 2022 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang