Ba-Ra 1

178K 902 56
                                    

Bantu follow akun ini sebelum baca!!!

****

Inara suka lelaki tampan, tapi lebih suka lagi jika laki-laki itu adalah Bara. Karena selain tampan, mendapat julukan sebagai dosen termuda di kampusnya sudah membuktikan seberapa pintar laki-laki itu.

Pertama kali Inara bisa menaruh hati pada laki-laki itu adalah ketika mereka menghadiri suatu kegiatan badan amal yang sama, ternyata Bara adalah donatur tetap disana. Sejak saat itu Inara mulai memandang Bara berbeda, ia mulai menjatuhkan hatinya pada laki-laki itu.

Namun, semuanya terasa sulit bagi Inara. Bukan bermaksud sombong, jika di luar sana banyak laki-laki yang mengantri untuk jadi kekasihnya sering kali ia tolak, sedangkan kepada Bara ia mau suka rela melemparkan dirinya pada lelaki itu tapi Bara seolah tak tertarik padanya.

Seperti penguntit Inara mulai mengikuti kemana saja laki-laki itu pergi. Mulai mencari tahu apa makanan kesukaan Bara, warna kesukaan Bara, dan semua hal lainnya tentang Bara. Semua hal tentang Bara adalah suatu hal yang wajib ia ketahui.

Inara juga mulai merubah dirinya menjadi terlihat lebih feminim dan mulai menghilangkan sifat kekanakannya, karena dari yang ia amati semua mantan kekasih Bara terlihat dewasa.

Namun ternyata, semua itu tak serta merta membuat Bara bisa berbalik suka padanya. Bahkan ada di satu waktu Bara melihatnya dengan tatapan jengah, seakan laki-laki itu sudah muak dengan kehadirannya.

Inara tahu semua akal-akalan Bara untuk membuatnya menyerah mengejar laki-laki itu, salah satunya adalah dengan membuat nomor asing mengirimkan sebuah video yang memperlihatkan laki-laki itu sedang berciuman dengan laki-laki lainnya. Inara yang yakin itu hanya tipuan karena laki-laki lain di dalam video itu adalah Inara sepupu sendiri dan sepertinya Bara tidak mengetahui itu. Ia sangat tahu sepupunya itu seratus persen normal.

Sampai akhirnya ia berada di titik terpaksa harus berhenti untuk mengejar, keadaan yang membuatnya harus menyerah sebelum bisa mendapatkan laki-laki itu sebagai miliknya.

Siang itu, sambil membawa paper bag berisi makanan yang tadi sengaja ia masak untuk Bara, Inara menghampiri Bara ke dalam ruangan laki-laki itu.

"Permisi, Pak" ucap Inara, tak lupa senyum manisnya. Melihat wajah Bara saja sudah membuat dadanya kini bergemuruh, sehebat itu memang efek Bara untuknya.

"Saya buatkab makan siang untuk Bapak" Dengan hati-hati Inara meletakan paper bag yang mana didalamnya terdapat kotak bekal berisi makanan yang sengaja ia masak untuk Bara. Ayam lada hitam, makanan kesukaan laki-laki itu.

"Terimakasih, Inara. Tapi, lebih baik kamu kasih ke orang yang lebih membutuhkan. Saya masih sanggup untuk membeli makanan saya sendiri" ujar Bara, tanpa mau menatap Inara.

"Saya mohon untuk kali ini saja Bapak terima" ucap Inara, memelas.

"Ini terakhir kalinya saya ganggu Bapak" Gerakan jari Bara yang sedang mengetik terhenti, kini laki-laki itu mendongkak menatap wajah Inara yang berdiri di seberang mejanya.

"Syukur kalo gitu" balas Bara, kalem. Dengan acuh ia kembali meneruskan pekerjaanya.

"Apa bener-bener enggak ada harapan untuk saya?" Tanya Inara, memandang Bara penuh harap.

"Saya mau dijodohin, Pak. Saya gak bisa nolak, tapi kalo Bapak mau sama saya, saya bisa lawan keinginan orangtua saya itu" ujar Inara, menahan sesak. Ia tak bisa melawan keinginan kedua orangtuanya, padahal satu-satunya laki-laki yang ia inginkan hanyalah Bara.

"Turuti perintah orangtua kamu, pilihan mereka pasti yang terbaik"

****

Inara menatap pantulan wajahnya dari cermin, ia sudah didandani secantik mungkin oleh seorang penata rias langganan keluarganya. Tubuhnya kini juga terbalut sebuah kebaya modern berwarna ungu, warna kesukaanya. Semua orang yang sudah melihatnya memuji penampilannya malam ini. Biasanya Inara sangat senang sekali mendapat pujian, tapi tidak dengan malam ini.

SHORT STORY 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang