Twin Brother

94.1K 656 44
                                    

Sebelum lanjut cerita Rania kita seling cerita esek-esek yang kalian suka dulu

****

Sera baru saja selesai mengaplikasikan skincare malam pada wajahnya lalu bersiap untuk tidur saat mendengar ponsel yang ia letakan di atas kasur berbunyi pertanda ada pesan masuk. Sera yakin pesan itu berasal dari sang kekasih, Alvan, karena ia memang menggunakan nada khusus untuk setiap pesan dan panggilan dari kekasihnya. Dengan semangat Sera berjalan ke arah kasur lalu meraih ponselnya. Benar saja itu adalah pesan dari Alvan yang mengabarkan jika kekasih hatinya itu tengah ada diperjalanan menuju tempat kos miliknya ini.

Mendapati pesan sepeti itu seketika membuat Sera memekik kegirangan.
Sera tak membalas pesan itu, ia malah bangkit berjalan menuju lemari. Ia memilih lingerie terbaiknya untuk menyambut sang kekasih yang sudah satu minggu ini tak ia temui.

Pilihannya jatuh pada sebuah lingerie warna merah yang belum pernah ia pakai. Lingerie ini sangat seksi, dengan bahan menerawang yang bisa langsung memperlihatkan dua bagian sensitifnya. Tak lupa Sera juga menyemprotkan minyak wangi ke tubuhnya, karena ia tahu kekasih hatinya itu sangat menyukai jika ia memakai minyak wangi ini.

Sampai tak lama pintu kamar kosnya diketuk dari luar, setelah kembali memastikan penampilannya Sera berjalan ke arah pintu. Ia buka pintu lalu tanpa basa-basi ia langsung saja menarik tangan Alvan masuk ke dalam.

Tempat kosnya memang bebas, dan kosan ini Alvan yang sengaja carikan untuknya. Sera sudah tahu tujuan Alvan mencarikan kos bebas seperti ini. Tentu saja agar mereka bebas berbuat apapun, seperti sekarang ini.
Sera yang memulainya, setelah menarik Alvan masuk lalu menutup pintu, tanpa memberikan waktu untuk Alvan bicara ia langsung mengajak bibir kekasih hatinya itu untuk saling berbalas ciuman. Biarlah Alvan merasakan bagaimana rindunya ia lewat ciuman ini.

Namun, Sera merasa ada yang aneh. Alvan hanya diam tak seperti biasanya yang selalu menggebu-gebu membalas setiap ciumannya. Sera menjauhkan bibir mereka, lalu tangannya mengelus rahang tajam sang kekasih.

"Kamu kenapa?" Tanya Sera. Entah kenapa Sera merasakan ada yang berbeda dari cara Alvan menatapnya saat ini.

Dengan lembut Sera menuntun Alvan ke arah kasur hingga kini mereka duduk bersebelahan dengan tangan Sera yang masih menggenggam tangan Alvan yang terasa dingin.

"Sera!" Bahkan cara Alvan menyebutkan namanya saja Sera merasa ada yang berbeda, suara kekasihnya itu terdengar lebih berat.

"Kamu sakit, yang?" Tanya Sera lagi, setelah ia perhatikan lebih jauh wajah Alvan memang terlihat sedikit pucat. Mungkin itu yang membuat Alvan sedikit berbeda malam ini.

"Kamu sakit ya, sayang. Maaf. Aku cuma lagi kangen banget sama kamu. Seminggu penuh kamu pergi mana kamu susah dihubungin, aku takut" ujar Sera, melemparkan tubuhnya ke dalam dekapan Alvan. Bisa Sera rasakan tubuh Alvan sempat menegang kaku sebelum kembali rileks lalu membalas dekapan tubuhnya tak kalah erat.

"Jangan takut, aku ada disini. Aku akan selalu ada untuk kamu" Hanya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Alvan sudah membuat Sera tenang.

Sera mendongkak saat jari Alvan menyentuh dagunya. Wajah mereka kini saling berhadapan. Senyuman tipis tercetak di bibir kekasihnya itu. Tertular senyuman Alvan, Sera juga ikut tersenyum.

"Aku mau, boleh?" Bisik Alvan, dengan tangan yang mulai merambat turun, mengelus paha dalam Sera.

Sera sempat tertegun melihat bagaimana Alvan menatapnya saat ini, terasa lebih dalam dan lebih hangat dari biasanya. Dan, untuk pertama kalinya juga Alvan meminta izin terlebih dahulu untuk menyentuhnya.

Sera seketika merubah dirinya kembali dalam mode perempuan binal. Sera mendorong tubuh Alvan hingga berbaring di atas kasur, lalu melangkahi tubuh Alvan hingga kini ia duduk mengangkangi perut kekasihnya itu. Kemudian Sera sedikit menurunkan tubuhnya hingga kini duduk tepat di atas penis Alvan yang terasa sudah menegang dari balik celana yang kekasihnya itu pakai.

SHORT STORY 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang