Maid

236K 1K 40
                                    

Bantu suport dengan follow akun ini!!

****

Tangan Sita mencengkram dengan erat ujung wastafel yang ia duduki, kakinya terbuka lebar dengan kepala seorang lelaki terselip di antara kedua pahanya terlihat bergerak-gerak.

"Udah tuan, ahh..." Bukannya berhenti sedotan mulut Tama pada belahan vagina Sita malah terasa semakin kencang.

"Shh...ahh...ouhhh..." Sita sudah coba mengigit bibir untuk menahan desahannya namun ia tetap gagal. Yang ada kini desahannya semakin terdengar kencang, padahal di luar sana istri Tama bisa saja tiba-tiba masuk dan memergoki perbuatan mereka ini.

Tadi Sita sedang membersihkan kamar mandi, seperti yang biasa ia lakukan, saat tiba-tiba ada tangan yang menyergapnya dari belakang sambil meremas dua dadanya. Awalnya Sita sudah menolak, tapi Tama yang sudah mengetahui titik sensitifnya bisa dengan mudah membuatnya kini duduk di atas wastafel sambil mengangkang pasrah.

"Enak, hm?" Tanya Tama, mendongkak menatap Sita menggoda. Sekitar bibir laki-laki itu terlihat mengkilap karena cairan milik Sita yang sudah sangat banjir.

"Memek becek!" Ujar Tama, sambil kembali menenggelamkan wajahnya ke selangkangan Sita.
Sedotannya pada klitoris Sita
membuat wanita itu sampai menyentakkan kepala ke
belakang dan mengeluarkan jeritan
nikmat.

"Memek becek harus dikontolin!" Tak hanya lidah, dua jari Tama juga kini keluar masuk dalam vagina Sita. Menggoda Sita agar semakin kencang mengeluarkan desahannya.

"Mau memeknya saya kontolin?" Tangan Tama tak berhenti menepuk permukaan vagina Sita yang semakin becek.

"Jawab Sita!"

"Iya Tuan. Ouh....ahhh..."

"Iya apa? Bicara yang jelas"

Hisapan kuat mulut Tama di klitorisnya membuat Sita semakin tak bisa menahan gejolak dari dalam dirinya. Sesuatu yang nikmat rasanya akan segera meledak dari vaginanya yang terus-terusan diserang dengan lumatan dan jilatan lidah Tama.

"Ahh... Tuan...tuan..."

Cairan hangat meluncur deras dari
vagina Sita, sementara Tama tak memberi jeda. Jilatan dan
lumatan itu terus ia lakukan hingga
cairan nikmat yang berasa asin dan
gurih itu terasa di dalam mulutnya.

Sita menutup matanya menikmati
klimaksnya. Tubuhnya bergetar,
mengeluarkan cairannya yang banyak
dan langsung dihisap habis oleh Tama.

Tama bangkit, melepas handuk yang melingkari pinggangnya hingga penisnya yang sudah berdiri tegak mengacung bebas. Melihatnya Sita meringis ngeri, namun juga tak sabar merasakan nikmatnya penis besar Tuannya itu memenuhi vaginanya.

"Mau?" Goda Tama, bergerak mendekatkan penisnya di permukaan vagina basah Sita. Kepala penis itu sengaja Tama gesekan di atas klitoris Sita yang sudah membengkak.

"Y-ya, iyah.. eungh..." balas Sita, tergagap. Nafasnya sudah kembali terengah merasakan nikmatnya gesekan penis Tama.

"Kamu suka saya kontolin?" Tanya Tama masih belum puas menggoda Sita, menggesek penisnya di permukaan vagina Sita. Memancing keluar cairan vaginanya agar semakin mudah ia masuki.

"Suka, eungh..."

"Enak digesek atau langsung saya masukin?"

"Langsung masu-- ahh..."

Belum selesai bicara, Tama sudah mendorong penisnya kasar hingga masuk seutuhnya ke dalam vagina Sita. Penis Tama langsung saja bergerak, menggenjot keluar masuk dalam vagina Sita dengan gerakan cepat.

SHORT STORY 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang