5

2.9K 448 5
                                    

Dia itu pemalas...

Hari itu awan tampak mendung. Kamu bergegas mengambil sepatumu di loker dan berjalan cepat menuju gerbang seperti murid lainnya.

"(Name)!"

Kamu mendengar suara yang memanggilmu lantas menengok ke belakang. Kakakmu dengan wajah malas sepertinya biasanya sedikit berlari menuju dirimu.

"Sei-nii gak latihan futsal?"

"Enggak, latihannya libur dulu."

"Yaudah, ayo pulang bareng?"

"Hu um."

Kalian berdua sama-sama berjalan cepat menuju ke stasiun bawah tanah. Akhirnya bernapas lega karena air hujan tak sempat menyentuh kalian.

Kamu masuk ke kereta disusul kakakmu di belakang. Kereta itu penuh karena memang jam pulang orang yang beraktivitas.

"Yah gak ada tempat duduk Sei-nii"

"Heeeh," jawabnya dengan suara malas.

"Yaudah berdiri" dia mengangkat tangannya untuk menggapai pegangan yang ada.

Kamu menurut, juga menggapai pegangan. Posisi kalian ada di depan bangku ujung yang dekat pintu.

Di dalam sana sangat ramai membuatmu bergerak tak nyaman. Apalagi di depanmu nenek tua, kamu menjaga tubuhmu supaya tidak menubruknya karena desakan orang-orang di belakangmu.

"Ck.." meskipun kesal karena sepertinya orang di belakang terus mendesakmu, kamu tetap bertahan. Alismu mengerut karena itu.

"(Name)"

"Apa?"

"Ke sini."

"Huh?"

Sei, kakakmu menggapai pegangan yang sama denganmu dengan tangan satunya. Membuatmu berada di dalam kukungannya.

"Ngapain?"

"Begini aja."

Meskipun bertanya, kamu sebenarnya mengerti Sei tahu kamu merasa tidak nyaman dengan desakan orang-orang. Kamu tersenyum tipis karena perlakuan manisnya.

"Masa muda hahah..." gumam nenek di depanmu.

Begitu pintu di buka, Sei langsung menggenggam tanganmu untuk keluar dengannya.

Tapi kalian sekarang harus menatap nanar jalan di atas sana.

Hujan.

"Aduh Sei-nii, (name) gak bawa payung."

"Aku juga.."

"..."

"..."

"Haaah" kalian menghela napas bersama. Sepertinya kalian akan pulang terlambat.

"Kalau gini terus bisa sampe sore.."

"..."

"Tapi (name) kalau dilihat hujannya gak deras deras banget."

"Ya terus? Mau lari?"

Kakakmu mengangguk sebagai jawabannya.

"Gila, nanti sakit?"

"Enggak, udah ayo (name)!"

"E-eh!"

Kakakmu menarik tanganmu mendekat ke dirinya setelah melepas jaketnya untuk melindungi kalian dari tetesan air.

"Ayo cepet (name)"

Kakakmu tampak bersemangat kali ini.

"Iyaa" kamu dan kakakmu berlari menyusuri jalan yang basah karena air. Menciptakan cipratan kecil di genangan.

Kalian berlari bersama dalam satu kain yang menutupi tubuh tinggi kalian dari tetesan air yang terus turun.

.

"Sei-nii itu ada jejak sepatu cepet bersihin nanti mama liat!"

"Sstt iya diem,"

"Seishiro...."

"Ah, mama!"

...tapi tidak jika itu denganmu.

HEY SISTER! Nagi Seishiro Where stories live. Discover now