8

2.2K 387 4
                                    

Kadang Sei itu...

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, sangat sepi. Mama sudah tidur lebih dulu. Sei? Tak usah ditanya, pasti dia sekarang sedang di kamarnya untuk menamatkan gamenya.

Kamu duduk sendiri di karpet depan televisi yang menyala tanpa suara sambil memakan cemilan dengan buku di tangan kirimu. Dihadapkan dengan tugas yang bertubi-tubi, membuatmu menghela napas kasar.

"Duh, kok soalnya gak habis habis..?"

Sudah 40 menit kamu mengerjakan soal. Pelajaran sejarah menjadi teman untukmu begadang malam ini.

Kamu mendengar suara langkah kaki. Melirik, kamu melihat siluet tinggi masuk ke dapur. Sei sedang menuang air pada gelas. Menuang setengah dari gelas lalu meminumnya sampai tandas.

"(Name) belum tidur?" Sekarang dia berjalan menghampirimu, lalu duduk di sofa yang berada di belakangmu.

"Belum, masih banyak soalnya." Katamu tanpa menoleh.

Sei beranjak dari duduknya untuk mengintip soal-soal dari belakang mu. Dia mendudukkan dirinya tepat di sebelahmu.

"Sini." Dia mengambil kertas lalu mencoret jawaban yang tertera.

Kamu diam mengamati. Kamu sadar dia cukup pintar. Sangat malah. Heran dengannya yang hanya main game dan tidur tapi bisa mendapat peringkat atas di sekolah.

"Nih (name) yang ini, kamu jawab begini aja."

"Wah...Sei-nii," kamu mengambil kertasnya.

"Apa?"

"Kamu kakak terbaik!" Kamu tersenyum senang. Akhirnya tinggal menulis jawaban di buku lalu kamu bisa beristirahat.

"Masih lama?"

"Tinggal nulis ini kok, paling lima belas menit selesai."

Kakakmu mengangguk.

"(Name) kakimu lurus coba."

"Huh?" Kamu menurut, meluruskan kakimu. Sei langsung memposisikan kepalanya di pahamu.

"Kalau mau nemenin, tiduran di sofa aja Sei-nii. Jangan di bawah nanti dingin."

"Gak."

Kakakmu menghiraukan ucapanmu. Kini matanya tertutup damai dengan tubuhnya yang meringkuk. Kamu melanjutkan menulis. Sedikit terburu karena rasa kantuk sudah memaksa matamu menutup.

"Hah akhirnya.." katamu lega.

Kamu melihat ke bawah sekarang. Kamu menghiraukan kakimu yang pegal. Kakakmu tidur dengan damai. Ekspresi polosnya persis seperti bayi.

Mengelus pelan surai putih miliknya hingga memperlihatkan keningnya, kamu mulai menutup mata. Kamu menyenderkan punggungmu pada sofa di belakang mu.

"Selamat tidur..."

.

.

"Ya ampun, Sei! (Name)! Bangun ini udah siang! Lain kali tidur tuh di kamar, nak...!"

"Eh? Hah huh?"

"Eh? Hah hoh?"

...benar benar seperti bayi.

HEY SISTER! Nagi Seishiro Where stories live. Discover now