Memastikan

195 45 9
                                    

"Vin."

Vincent berdecak mendengar panggilan itu. Ia melirik sinis Mila yang datang menghampirinya di dalam kelas dengan wajah murung.

"Ngapain sih lo ke sini?!" Ketus Vincent.

"Gue-"

"Menyemak lo!"

"Vin!"

Jemi langsung menegur Vincent yang hanya memutar kedua bola matanya jengah. Ia bangkit dari duduknya dan mendekati Mila yang berdiri dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.

"Ada apa, Mil?" Tanya Jemi.

"Vincent, dia kan Mr. S itu?" Tanya Mila balik.

"Dih! Geer lo! Sudi amat gue kayak gitu!" Sarkas Vincent.

"Mil, gue rasa lo udah dengar semuanya kemaren. Lo gak perlu lagi nanya hal yang jawabannya udah lo tau."

"Tapi Jem, gue-"

Mila tidak melanjutkan perkataannya saat melihat bangku kosong yang ada di belakang Vincent. Ia memperhatikan dengan seksama bangku kosong itu dan melihat meja yang masih kosong tanpa ada tas di atasnya.

"El belum datang." Ucap Jemi.

"El?" Beo Mila.

"Kita manggil Elvano dengan sebutan, El."

"Emang... Dia kemana?"

"Bukan urusan lo!"

Vincent menjawab ketus pertanyaan Mila. Ia menatap kesal gadis itu yang kembali diam dan menundukkan kepalanya.

"Mr. S itu.. emang dia?" Tanya Mila.

"Iya. Semua yang lo terima itu dari, El." Jawab Jemi.

"Tapi.. itu gak mungkin."

"Duh! Nih cewek gue geprek juga lama-lama!"

Jemi menggelengkan kepalanya mendengar perkataan penuh kekesalan milik Vincent. Ia mengambil buku catatan Elvano yang tertinggal di dalam laci mejanya dan menunjukkan tulisan laki-laki itu kepada Mila.

"Sama kan?" Tanya Jemi.

Mendengar itu, Mila tertegun di tempatnya. Ia menatap tak percaya buku yang ada di tangan Jemi dan mengambilnya dengan ragu-ragu.

"Gak, gak mungkin.." Gumam Mila tak percaya.

"Surat yang pernah lo terima, sama kan tulisannya dengan buku catatan El?" Tanya Jemi.

"Ini bohong kan?"

"Mata lo masih bisa liat kan?! Gak buta kan?!"

"VINCENT!"

Jemi tanpa sadar membentak Vincent yang sudah keterlaluan kepada Mila. Ia tidak habis pikir dengan temannya itu yang bisa berkata kurang baik kepada Mila yang notabene nya adalah seorang perempuan.

"Kenapa harus dia?" Gumam Mila kembali.

"Hati gak bisa di memilih dengan siapa dia jatuh cinta, Mil. Tapi yang pasti, El suka sama cewek yang rambutnya di kuncir satu dari pandangan pertama. Lo, dia suka sama lo Mila." Jelas Jemi.

"Tapi-"

"Lo pikir, siapa yang nyelamatin lo waktu di kolam renang? Xander? Bukan, Mil! El yang nolongin lo! Dia hubungi Xander pake hp lo yang jatuh di pinggir kolam!"

Mendengar itu, Mila semakin tidak percaya. Ia menggelengkan kepalanya dan berjalan mundur secara perlahan.

"Gak mungkin." Ucap Mila.

"Suka-suka lo dah! Gedeg gue lama-lama sama lo!" Kesal Vincent.

Memilih diam, Mila membalikkan tubuhnya dan pergi dari dalam kelas Elvano. Ia mengepalkan kedua tangannya karena masih tak percaya dengan kenyataan ini. Lalu, ia langsung berjalan masuk ke dalam kelasnya dan duduk di kursinya tanpa perduli dengan Eleina dan Xander yang menatapnya bingung.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang