9

1.4K 140 0
                                    

¤¤¤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

¤¤¤

Sudah hampir satu jam lamanya David, Samuel, Jayden dan Nolan berkeliling rumah mencari si kecil. Mulai dari halaman belakang, gudang, dapur, segala lemari yang mungkin saja menyembunyikan tubuh kecil sang adik. Hingga Nolan bertanya pada Pak Raman.

"Pak ada liat Zian gak tadi?" Tanya Nolan sedikit berteriak di depan post satpam. Karena keadaan masih hujan jadi perlu mengeraskan suara.

Pak Raman mendekat pada Nolan yang berlindung di depan post dengan payung ditangannya.

"Ada Den, tadi main di ayunan sekitar jam 4 abis itu bapak gak liat lagi karena bikin kopi di belakang. Emang kenapa Den?" Jawab Pak Raman.

"Zian gak ada di rumah Pak" Jawab Nolan.

"Loh kok bisa, eh tapi Den tadi sore memang Den Zian sempat keluar pagar. Pas saya tanya katanya cuman sebentar, kirain udah masuk kerumah lagi karena hujan" Ujar Pak Raman membuat bola mata Nolan melebar.

"Shitt..." Umpatan itu tak sengaja keluar.

"Makasi infonya Pak" Seru Nolan lantas langsung berlari keluar pagar.

Namun baru saja kakinya menginjak di luar pagar, sosok yang ia cari tengah berlari kecil dengan keadaan basah kuyup.

"ADEK DARI MANA AJA SIH? KENAPA KELUAR HUJAN-HUJAN GINI" Nolan berteriak kesal saat tubuh mungil Zian tiba di hadapannya.

"A....bang...ding...in" Zian berucap terbata, tubuh mungil itu menggigil kedinginan. Bibir kecilnya turut membiru.

Nolan yang tak tega pun lantas membawa tubuh mungil itu untuk ia dekap dengan satu tangannya. Karena tangannya yang lain sibuk memegang payung.

Air mata Nolan jatuh tanpa bisa ia cegah, rasa khawatirnya pada sang adik membuat remaja yang anti menangis itu kini malah menangis.

Lantas Nolan bawa tubuh adiknya untuk ia gendong ala koala, walau sedikit susah akibat payung yang ia pegang namun adiknya berhasil ia gendong. Membawa tubuh itu kembali masuk kedalam rumah.

Begitu keduanya masuk kedalam rumah, hal pertama yang mereka dapati adalah wajah khawatir dan panik milik David, Samuel dan Jayden.

"Astaga Adek dari mana aja nak, kenapa basah-basah gini?" Tanya David khawatir, lantas duda anak empat itu mengambil alih Zian dari gendongan Nolan.

"Bawa ke kamar Pa, biar berendam air hangat dulu. Jayden siapin pakaian hangat buat Adek" Ujar Jayden yang langsung David laksanakan. Untung putra-putranya anak yang tenang, jadi meski tengah panik otak mereka tetap bekerja dengan benar.

4 GENTALA [END]✔Where stories live. Discover now