10 End.

2.1K 170 4
                                    

¤¤¤

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

¤¤¤

"A..bang..." Panggilan lemah itu datang dari Zian yang baru saja terbangun.

Hal pertama yang ia dapati adalah sosok Nolan yang tertidur pulas disampingnya. Tapi sepertinya abangnya itu tak mendengar panggilannya yang lemah.

Zian mengerjap lemah, kepalanya terasa sedikit pusing serta perih pada punggung tangannya.

Clekkk...

"Eh udah bangun sayang" Ujar David yang baru saja masuk ke dalam kamarnya, niatnya mau bangunin Nolan buat sarapan, eh malah udah liat anak kecilnya bangun.

David mengelus pipi tembam itu lembut.

"Haus..." Ucap Zian membuat David tersenyum.

"Sanggup duduk nak?" Tanya David.

Zian mengangguk lantas David pun membantu si kecil untuk duduk bersandar di kepala ranjang. Lalu setelahnya David berikan segelas air putih yang memang selalu tersedia di nakas kamarnya.

"Syukur demamnya udah turun dikit, ada yang sakit gak Dek?" Tanya David setelah mengecek suhu tubuh Zian dengan punggung tangannya.

Zian hanya menggeleng lemah.

"Nolan bangun nak" David mengguncang lengan Nolan cukup kencang, jika lembut yang ada anak itu tak akan terusik.

"Ntarr Pa..lima menit lagi..." Gumam Nolan purau.

Zian tersenyum tipis melihat sang abang.

"Bang...Nono ayo bangun" Kali ini Zian yang berucap.

Nolan mengerjap pelan lalu memfokuskan pandangannya. Matanya langsung melebar begitu melihat adik kesayangannya sudah bangun dan duduk menyender di kepala ranjang.

Remaja tujuh belas tahun itu bangkit dengan tergesa dari tidurnya, hal itu mampu membuat Zian berjengit karena kaget dengan pergerakan Nolan yang mendadak.

"Ck Adeknya kaget" Sungut David sambil memukul pelan lengan Nolan.

"Sorry Pa soalnya terlalu seneng Adek udah bangun" Ucap Nolan dengan wajah bantalnya.

"Cuci muka sana terus sarapan, nanti telat ke sekolah kamu" Ujar David pada Nolan.

"Bolos sehari ya Pa, boleh ya Pa" Pinta Nolan sambil menatap David memelas.

Zian tersenyum melihat sang abang.

David sendiri mendengus mendengar ucapan Nolan.

4 GENTALA [END]✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt