Bab 21*

138 9 0
                                    

Esok hari...

Taeyong dan Mara pulang ke Seoul, diantar pak Kwon, supir keluarga Yoon. Tidak banyak yang terjadi selama perjalanan. Mereka berdua lebih banyak diam dan menggunakan waktu untuk tidur.

Mara turun di stasiun dekat kantornya sedang Taeyong saat ini, ada di gedung agensinya. Duduk tenang di kursi panjang dekat jendela besar. Menatap jalanan kota yang mulai padat

"Tae..", suara Yuta mengalun, membuat Taeyong menoleh.

"Emm".

"Wae? Kenapa melamun?".

"Hah? Anni... Aku baik saja".

"Hee.... Kamu tidak bisa bohong. Kenapa cemberut begitu setelah kembali dari rumah. Apa sedang ada masalah disana?".

"Ya.. Sedikit..".

Taeyong tidak bisa menyembunyikan semua dari mata Yuta yang peka. Entah kenapa pria di depan ini sangat memperhatikan segala detail tentang orang lain.

"Kamu bertengkar dengan kekasihmu?".

"Hah?", Taeyong terkejut mendengar ucapan Yuta barusan. Ia yakin sekali jika tidak jadi penyanyi, Yuta akan jadi cenayang dengan kekuatan supranatural tinggi di Jepang. Haha.. Yaa.. Selama ini tebakannya selalu tepat sasaran.

Saat seperti ini, diam adalah cara terbaik untuk menghindari praduga berlebih dari oknum bermarga Nakamoto yang satu ini.

"Hahaha.. Jadi benar ya. Kenapa sih bertengkar? Emmm.... Padahal baru bertemu sebentar".

"Hah.. Ada masalah kecil...".

"Masalah kecil? Aaah.. Itu memang biasa saat menjalin hubungan.. Jadi.. Kapan kamu mengenalkannya pada kami?".

Pasti kalian akan terkejut saat tahu dia adalah sepupu Jungwoo...*

"Apa dia sangat cantik hingga kamu sembunyikan dengan rapi? Takut kami akan merebutnya? Hahaha...".

"Dia memang sangat cantik..".

"Yohoho... Aku jadi tidak sabar berkenalan dengannya. Kalian melakukan apa saja saat bersama?".

"Jangan bahas itu saat ini. Aku sedang tidak mood".

"Lebih dari tidur bersama?".

"Kami tidak melakukan hal seperti itu. Berhentilah membahasnya.. Haish..".

"Tuan Lee marah??".

"Kamu lama-lama jadi seperti Doyoung. Sudahlah. Aku harus menambah adlibs".

"Jadi kalian benar bertengkar sampai tidak mau bahas dia? Hohoho... Pake mengalihkan pembicaraan segala..".

"Terserah kamu lah...".

"Hehe.. Semoga sukses dengan keduanya".

"Keduanya?".

"Emm.. Keduanya.. Pekerjaan dan Cinta. Akan jadi sangat sulit saat kita memilih serakah akan keduanya..".

Deg...

Perkataan Yuta barusan ada benarnya.

Taeyong juga sadar akan hal itu. Pekerjaan dan cinta, dua hal yang tidak mungkin dilakukan secara bersamaan untuk orang sepertinya. Harus ada satu yang bersedia mengalah agar semua berjalan lancar.

Bagi Taeyong, tentu saja pekerjaan menjadi puncak prioritas. Dimana ia mempertaruhkan semua disana. Waktu, masa muda, pendidikan, keluarga dan semua nya. Mau tak mau, suka tidak suka, ia harus mengesampingkan ego untuk bersama Mara.

Apa hal ini yang dipertimbangkan ibu Mara tentangnya. Ya, pasti nya begitu hingga ia tidak di beri jalan mulus untuk menggapai hati calon mertuanya itu.

Private-Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang