Bab 57

67 11 9
                                    

Mara pov

Gila..

Aku mengutuk diriku sendiri yang kini sudah mulai hilang kewarasan. Kejadian semalam membuatku syok saat kembali mengingatnya. Tak kusangka aku mudah terbuai. Aura maskulin darinya menarikku kuat, membuatku seakan terhipnotis hingga tak sadar ikut menikmati kecapan lembut dari bibirnya.

Aakkhhhh..

Rasa malu setengah mati ini serasa mencekik.

Aku bahkan tak mampu menampakkan diri di depannya. Anehnya, sejak pagi tadi, dia juga tak terlihat di markas. Apa kami sama-sama menghindari satu sama lain? Entahlah, yang jelas akan sangat canggung jika harus menghadapinya. Bahkan helaan napas itu masih terasa di pipiku dan membuat aku panas dingin.

Andai saja bukan dirinya mungkin tak begini jadinya. Pria yang kuanggap kakak itu berubah 180⁰ sejak berani mengungkapkan perasaannya. Aku bahkan kewalahan menghadapi serangan bertubi ini. Setelah lepas dari Taeyong, kenapa aku jadi begini? Benar memang. Aku seharusnya segera move on, tapi Bo-Hyun oppa? Aishh... Harus kutaruh dimana sedang Taeyong tak mau beranjak dari otakku. Harus bagaimana?

"Letnan Yoon?".

Suara familiar yang akhir-akhir ini sering kudengar membuatku lepas dari pikiran semrawut ini, lantas menoleh. Nampak presensi anggota yang cukup ku kenal baik.

"Sersan Choi".

"Nee. Apa anda berniat pulang kerumah hari ini?".

"Emm.. Besok jatah liburku. Lagipula nyonya Yoon memintaku untuk pulang kerumah".

"Nyonya Yoon? Aaa... Beliau...".

Aku bisa melihat dia terkejut saat aku memanggil ibuku dengan sebutan nyonya Yoon.

"Emm.. Hanya sendirian??".

Bodoh.. Entah kenapa aku refleks bertanya seolah mencari keberadaan Bo-Hyun oppa meski sedang mencoba menghindarinya. Hah.. Ya sudahlah lah, sudah terlanjur bertanya.

"Saya?? Aaa.. Nee, saya seorang diri. Kalau anda mencari Kapten, beliau sudah lebih dulu pergi. Katanya ada acara penting, saya juga tidak tahu. Yang jelas besok beliau libur".

"Aaa.. Begitu ya".

Aduh.. Sersan Choi memberiku TMI beruntun yang sebenarnya aku juga tak ingin tahu.

"Ngomong-omong.. Saya harus mengatakan ini sepertinya".

"Nee??".

"Kapten lumayan aneh hari ini".

"Aneh??".

"Nee. Saya sangat memahami beliau tapi ini dikuat kebiasaannya. Mood beliau yang biasanya mengalir kalem tadi naik turun lumayan drastis. Awalnya beliau bergembira dan semangat, lalu selang berapa lama seperti jadi orang lain sedang frustasi. Beliau bahkan menjambak rambutnya sendiri beberapa kali".

"Kapten Ahn melakukan hal itu?".

"Nee.. Lebih anehnya, sepanjang hari, beliau terus saja memegang bibirnya, padahal dari penglihatanku itu nampak baik-baik saja".

"Yee??".

"Emm.. Bibirnya itu... Waa.. Bahkan saya rasa bibir Kapten jadi lebih merah dari biasanya.. Aaa. Apa hanya perasaanku saja ya? Atau...".

Aku melotot. Mataku hampir keluar karena terkejut saat Sersan Choi menyebut kalimat barusan tepat di depanku. Aku menelan ludah kasar, berjaga-jaga jika pria ini tahu apa yang kami lakukan semalam.

"Aaa... Apa jangan-jangan Kapten sedang sariawan ya?? Waa.. Sepertinya begitu.. Aigo, saya hampir saja berburuk sangka. Haha..".

"Aaa.. Tidak mungkin Kapten berbuat aneh. Sepertinya memang sedang sariawan. Haha..", aku ikut tertawa canggung meski tak ada yang lucu, mencoba menutupi kegugupanku.

Private-Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang