Bab 28

81 8 0
                                    

"Aigo.. Punggungku..", Mara meregangkan badannya yang terasa kaku.

Sejak kemarin ia memang sibuk, membereskan barang-barang di kantor baru sementaranya. Meski tidak banyak, ternyata hal ini cukup melelahkan.

Suasana kantor sangat sepi hari ini. Rekannya masih harus menyelesaikan pekerjaan sebelumnya, sayangnya mereka semua ada proyek diluar. Sedang pekerjaan Mara baru "kick off" besok lusa. Memang belum banyak teman yang ia kenal disini, kecuali tim produksi tempat ia bergabung.

Sebenarnya suasana hati Mara memang tidak terlalu baik. Setelah rumor kencan Taeyong yang muncul beberapa hari lalu, ia sama sekali tidak menghubungi kekasihnya itu. Saat ini ia sedang sangat sibuk pada peran baru. Ya, tapi bukan hanya itu alasannya.

Memang.. Tidak seharusnya Mara membawa urusan pribadi ditengah jam kerja, tapi mau bagaimana lagi. Ia sendiri juga tidak tahu kenapa pikiran dan tubuhnya tidak berjalan sesuai dengan kemauannya. Tidak seperti biasa.

Sedikit banyak, Mara kecewa. Mara harap mungkin semua akan lebih baik jika Taeyong memberi satu atau dua penjelasan mengenai hal itu padanya ketimbang tetap bungkam. Meski percaya semua hanya rumor, seharusnya pria itu datang dan memperjelas perasaannya sekarang.

Hah...

Biarpun sudah banyak kejadian seperti ini, kali ini sedikit berbeda. Sebelumnya, Taeyong selalu lebih dulu mendatangi dirinya dan menjelaskan sampai hal hal yang menurut Mara tidak penting. Entah apa yang terjadi, bahkan satu pesan pun tidak ia terima.

Hah...

Bahkan semalam nyonya Yoon secara eksklusif menelponnya dari Amerika. Beliau menanyakan kabar anak bungsunya sambil memberi wejangan berharga yang terdengar seperti khutbah berisi omelan di telinga Mara. Panjang kali lebar kali tinggi selama hampir setengah jam.

Sangat merepotkan memang jika ibu negara sudah tahu. Harus mulai menjelaskan dari mana, Mara saja belum siap dengan hal tersebut. Seperti mendapat serangan rudal secara mendadak. Jika salah mengambil langkah maka.. Duarrr... Hancur seketika..

Ia sangat bersyukur karena Min-hyeong sangat berguna disaat seperti ini. Untungnya, adik kesayangannya itu mampu mengalihkan pembicaraan dengan baik di saat kritis. Membuat eomma nya menunda pembicaraan ini sementara. Huftt... Memang sedikit banyak membuat dirinya frustasi..

Drrttt... Drrttt...

Drrttt... Drrttt...

Ponsel Mara bergetar disaku celananya secara tiba-tiba ditengah kegiatan melamun yang ia lakukan.

"Haish.. Siapa menelpon di jam kerja seperti ini.. Untung sepi..".

(In Call)

"Nee.. Yeoboseyo...".

"Mara sunbae.. Bogosipeoyo..".

Mendengar suara imut Minji dari seberang telpon mengubah mood Mara dalam sekejap. Ia bahkan sukarela melengkungkan bibir ke atas karena gemas.

"Minji-ya.. Aku tahu.. Memang mudah membuat orang rindu akan aku.. Haha..Wae? Ada apa? Kamu menelpon di jam kerja hanya untuk mengatakan hal ini?".

"Padahal aku betulan merindukan sunbae. Tapi, apa jam milik sunbae ada masalah? Sekarang sudah jam makan siang sunbae..".

"Mwo? Benarkah?", panik Mara lansung melihat jam di jam tangannya.

"Sudah kuduga. Sunbae akan melupakan jam makan siang jika sudah fokus bekerja. Apa yang akan terjadi jika aku tidak menelpon kali ini.. Kajja sunbae. Ayo kita makan siang bersama".

"Aa.. Jigeum?".

"Eemm.. Tentu saja sekarang. Aku ada di kantin tempat sunbae bekerja...".

"Hah?".

Private-Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang