Bab 33

87 8 12
                                    

Mara pov

Aku duduk di kursi sebuah cafe seberang apatemenku. Sambil menikmati langit yang mulai meredup, aku meletakkan tanganku di gelas yang panas. Udara dingin diluar sangat menusuk, membuatku ingin berlama-lama ada di dalam ruangan yang hangat. Enggan beranjak meski hampir satu jam berada disini.

"Sunbae.. Apa semua baik-baik saja?".

Sebuah pertanyaan dari Minji membuyarkan lamunanku. Ya, aku memang tidak sendirian. Aku dan Minji, kami berdua bertemu selepas pulang kerja.

Menanggapi pertanyaannya barusan, aku hanya menggeleng sambil menyeruput americano panas yang ada di hadapanku tanpa berniat mengeluarkan suara. Bukan apa-apa hanya saja aku sedang tidak ingin banyak bicara. Dan hal ini memancing penasaran Minji, bisa aku pastikan hanya dengan melihat raut wajahnya.

"Sunbae...", panggilnya lagi.

"Emmm...", kali ini aku melihat tepat ke arah matanya.

"Apa sunbae baik-baik saja? Apa banyak tekanan di pekerjaan yang baru? Sunbae bisa cerita jika memang terasa berat".

"Anni.. Aku sangat baik, pekerjaan ini sangat cocok untukku. Hanya saja, aku merasa sedikit lelah".

"Aaaa.... Begitu...".

"Nee.. Jangan khawatir".

"Pasti sangat melelahkan ya... Setiap hari harus bekerja diluar ruangan selama awal musim dingin..".

"Emm.. Memang sedikit berat. Tapi aku suka".

Aku tidak berbohong akan hal ini. Meski harus bekerja streaming setiap hari, selama ini aku memang sangat menikmatinya.

"Bagaimana ini.. Pasti sunbae ingin segera istirahat, tapi aku malah mengajak bertemu diluar".

"Gwenchana.. Aku memang sedang ingin jalan keluar kok".

"Sunbae, tapi bukankah nam-dongsaeng sunbae masih ada di sini? Apa tidak apa ditinggal??".

"Adikku?".

"Eemm..".

"Hah.. Jangan membahasnya..".

"Hah??".

"Minji.. Apa kamu tahu? Saat ini aku sedang pusing dengan dia. Kami barusan bahkan bertengkar lewat telpon. Tenagaku habis terkuras hari ini".

"Nee?? Waeyo? Sunbae dan dia nampak akrab, ada apa??".

"Hah.. Dia berulah dan menolak masuk asrama sesuai jadwal yang ditentukan".

"Benarkah sunbae? Bahkan aku yang baru beberapa kali bertemu berpikir dia anak tampan yang penurut".

"Memang biasanya begitu, bahkan dia tidak menolak saat eomma menitipkannya ditempatku. Tapi ini, aku juga tidak tahu kenapa. Dia malah jadi sangat bersikeras ingin tinggal di apartemenku sampai musim semi..".

"Musim semi? Maksud sunbae 3 bulan kedepan?".

"Nee.. Mungkin lebih.. Besok aku harus ke kampus sebagai walinya".

"Eomma sunbae?".

"Eomma di Amerika. Beliau bahkan tidak tahu jika putra bungsunya membangkang.. Haish.. Sikap kekanak-kanakannya memang sesuatu. Selain masalah jika hal ini sampai di eomma, sampai saat ini aku juga tidak tahu harus memberi alasan apa jika pihak asrama bertanya".

"Eotteokhae?? Bicarakan lagi dengannya baik-baik sunbae. Apa benar sudah tidak bisa dibujuk??".

"Mustahil membujuk Min-hyeong, kamu belum tahu seberapa keras kepalanya".

Mendengar ucapanku, Minji hanya mengangguk-angguk tanda mengerti. Aku paham bahkan Minji pun tidak bisa berkata apa-apa tentang ini.

'Adikku memang setipe dengan eomma...'*

Private-Lee TaeyongWhere stories live. Discover now