i. jeffian vs roseanne

3K 528 77
                                    

"SAKIT!"

Dengan beringas Roseanne Thalia Atmadja memukul lengan pemuda itu dengan buku karena baru saja pemuda itu menarik rambut terikat gadis itu.

"AW! GAK USAH PAKAI BUKU JUGA KALI!"

"Minggir!" ketus Roseanne seraya mendorong tubuh pemuda itu agar pergi dari hadapannya sebelum kembali melanjutkan menaiki tangga menuju kelas berikutnya.

Namun pemuda itu tidak terima dirinya disingkirkan begitu saja, pemuda itu segera menghadang jalan gadis itu.

"Jeffian! Gue ada kelas,Pak Albert! Si dosen killer itu!!!" seru Roseanne kesal.

"Gue juga ada kelas."

Malas berdebat gadis itu pun kini berusaha mengabaikan pemuda yang bernama Jeffian Aksa Pradipta itu. Ia mengambil langkah ke kiri untuk lewat tetapi Jeffian segera menghalanginya, Roseanne pun mengambil langkah ke kanan dan lagi-lagi Jeffian menghalanginya.

"Jeffian, please," ucap Roseanne pasrah.

Sebuah senyuman pun segera muncul di wajah pemuda itu, "nice."

Dua buah lesung pipi menghiasi wajah pemuda itu, "coba ulang lagi bilang 'please' nya."

"Please," ulang Roseanne.

"Sambil panggil nama gue."

"Jeffian, please," ulang Roseanne lagi, ekspresi sudah tampak tidak bersahabat.

"Ah, kurang manja, lebih manja lagi dong-"

Roseanne mengepalkan tangannya sebelum gadis itu menampar pipi Jeffian dengan kesal, segera memanfaatkan kesempatan untuk kabur dari hadapan Jeffian yang memegang pipinya terkejut.

Jeffian segera menatap ke Roseanne yang kini berlari meninggalkannya, tangan masih berada di pipinya, pasti bakal merah, pikir Jeffian.

"Gila, badan kecil gitu kuat juga  tamparannya," gumam Jeffian yang kemudian meraih ponselnya untuk membuka kamera depan dan mengecek kondisi pipinya.

"Weh, merah banget," gumam Jeffian.

Jeffian pun menyimpan ponselnya dan segera berjalan menuju kantin jurusan, sengaja kabur dari kelas yang seharusnya akan dimulai dalam beberapa menit.

Biarlah, toh juga Jeffian masih memiliki jatah bolos.

Saat pemuda itu berjalan ke kantin, kedua matanya segera menangkap tiga sosok temannya yang sedang duduk di pojok kantin, sepertinya mereka juga pada bolos kelas.

"Bro!" sapa Jeffian.

"Eh, Jeff!" sapa Miguel balik dan keduanya bertos ria, Jeffian juga bertos  dengan Enzo dan Jeka yang juga berada di kantin.

"Lo bolos kelas?" tanya Enzo.

"Iya, kelas bu Abel," jawab Jeffian.

"Gue sama Miguel juga bolos kelas Pak Albert," ucap Jeka seraya menyendok siomay dan memankannya sebelum akhirnya Enzo menarik piring siomay itu.

"Siomay gue," sinis Enzo.

"Cuma Enzo doang yang gak bolos berarti ya," tunjuk Miguel yang kemudian menyendok pentol ke dalam mulutnya.

"Anak mama mah beda," tawa Jeffian sementara Enzo memutar bola matanya.

Sementara Jeka yang sudah mengunyah habis siomay yang ia ambil dari piring Enzo menyadari pipi sebelah kiri Jeffian yang merah, "pipi lo kenapa merah begitu Jeff?"

Dua buah lesung pipi segera muncul, Jeffian pun menunjuk pipinya, "ini?"

Jeka menganggukkan kepala sementara Miguel yang kepo segera mengecek pipi Jeffian, "lah bentuk tangan, lo habis ditampar?"

Two BodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang