vi. a weird day

1.8K 389 49
                                    

Roseanne merasa sangat bersyukur saat ia membuka kedua matanya di hari berikutnya, ia masih berada dalam tubuhnya sendiri.

Ia lebih merasa bersyukur karena dapat kembali berlatih permainan piano nya untuk persiapan resital musik yang akan ia hadapi.

"Gimana?" tanya Roseanne kepada  sang pelatih piano sekaligus kakak sepupunya, Chandra.

"Ya lumayan lah, lo kok baru ngehubungin gue lagi sih buat latihan? Harusnya lo itu harus latihan setiap hari soalnya resital tinggal 3 bulanan," ucap Chandra sembari menutup buku chord yang ada di tangannya.

"Lagi sibuk gue, Kak."

"Sibuk apa?"

"Ada deh, pokoknya gue sibuk."

Chandra berdiri dari duduknya kemudian merenggangkan tubuhnya, "kalau gitu kita latihan minimal dua hari sekali gimana?"

"Kak, latihan terlalu banyak tuh juga gak baik," ucap Roseanne beralasan karena sejujurnya ia masih takut dengan kondisinya yang tidak pasti ini.

Apakah kutukan nya benar-benar telah tercabut?

"Terus lo mau gimana?" tanya Chandra berkacak pinggang.

"Seminggu sekali aja, Kak."

Chandra terdiam sejenak kemudian mengangguk, "oke, kalau gitu Sabtu depan kita latihan lagi."

Senyum segera merekah di wajah Roseanne, "oke, Kak!"

Setidaknya jika tubuh Jeffian dan Roseanne kembali tertukar keduanya masih punya waktu untuk ekhem tidur bersama ekhem dan kembali ke tubuh asli mereka.

Keduanya menyadari hal itu saat terbangun di sore hari, ketika Jeffian merasakan menstruasi untuk pertama kalinya.

"Kita harus tidur bareng!"

"Hah, gue ogah tidur bareng lo!"

"Lo sadar gak sih kita balik ke tubuh masing-masing setelah kita tidur bareng? Mungkin nyawa kita sadar tuh kalau badan nya ketukar!"

"Penjelasan bodoh."

"Lah, masalah nya ini juga bodoh banget kejadiannya, ya penjelasan pasti juga bodoh!"

"Ish, ya udah, lo buruan pergi Jeff!"

"Gue lewat jendela aja ya? Gue takut ketemu bapak lo."

"Terserah! Buruan pergi!"

•••

Jeka menyadari Jeffian yang sedari tadi melamun, ia bahkan sempat bertukar pandang dengan Enzo yang berada di sebelahnya sebelum akhirnya menepuk pipi pemuda itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeka menyadari Jeffian yang sedari tadi melamun, ia bahkan sempat bertukar pandang dengan Enzo yang berada di sebelahnya sebelum akhirnya menepuk pipi pemuda itu.

"Apa?!" sahut Jeffian kesal.

"Lah, galak banget?" respon Jeka.

"Iya, padahal akhir-akhir ini lo sempat lemah lembut, kalem, beradab," sambung Enzo.

Two BodiesWhere stories live. Discover now