viii. lapangan basket dan yang terjadi setelahnya

1.2K 322 78
                                    

Telapak tangan Roseanne bertemu dengan keningnya saat Jeffian—yang masih berada di tubuh Roseanne, melihat tubuhnya yang tampak 'tidak berdaya' di lapangan basket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Telapak tangan Roseanne bertemu dengan keningnya saat Jeffian—yang masih berada di tubuh Roseanne, melihat tubuhnya yang tampak 'tidak berdaya' di lapangan basket.

"Anjir Roseanne, malu-maluin gue aja," gumam Jeffian pelan.

Pemuda itu lalu memperhatikan Sehan alias pelatih tim basketnya sedang berdiri di tepi lapangan membawa papan catatan memperhatikan Roseanne yang terkulai di tengah lapangan bersama dengan beberapa temannya.

Sehan lalu meniup peluit dan Jeffian dapat mendengar jika pria itu meminta para pemain itu membentuk kelompok masing-masing tiga orang. Jeffian lalu melihat Roseanne sekelompok dengan Johnny dan seorang adik tingkat bernama Jake.

Pemuda itu merasa frustasi saat melihat cara berdiri Roseanne yang sangat tidak manly, bertumpu pada satu kaki, satu tangan berada di pinggang dan tangan lainnya ia pakai untuk mengipasi dirinya.

"Sial, centil banget si Roseanne, dia lupa apa cover luar nya itu badan dan muka gue," komentar Jeffian gusar.

Jeffian pun melirik ke arah Sehan lagi dan tanpa ia sangka kini Sehan sedang menatap ke arahnya—mungkin pada 'wujud Roseanne'.

Lebih tidak disangka lagi, kini Sehan justru berjalan menghampiri dirinya dengan wajah yang serius. Sekalipun Jeffian berada di tubuh Roseanne tetap saja ia merasa ketakutan melihat sosok pelatih basketnya itu yang sangat disiplin dan galak.

Mampus, kenapa tuh orang, batin Jeffian.

"Lo bukan manajer tim basket kampus sebelah kan?" tanya Sehan segera, sedikit dengan keras sehingga seluruh atensi tertuju pada mereka.

"B-bukan, gue ...." Jeffian melirik Roseanne yang melebarkan mata ke arahnya tetapi ia tidak punya pilihan lain sebagai alasan atas kedatangannya ke lapangan basket sore hari itu.

"Gue nunggu ... Jeffian," jawab Jeffian pada akhirnya.

"Pacarnya tuh," ejek Johnny.

Dan semua tertawa, Sehan memutar bola matanya, meniup peluit nya dan berjalan pergi begitu saja. Baguslah, setidaknya Jeffian tidak akan ditanya-tanya lagi oleh manusia seram itu. Namun siapa sangka, kini Sehan malah mendatangi tubuhnya alias Roseanne dengan pandangan tidak suka.

"Bukannya gue sudah pernah bilang kalau latihan untuk kejuaraan gak terbuka buat umum?" tanya Sehan sembari berkacak pinggang.

FAK, JEFFIAN LUPA!

Roseanne yang berada di tubuh Jeffian itu segera melirik pada Jeffian yang asli, dalam hati mengutuk pemuda itu.

"Gue sudah bilang ke dia tapi dia yang kekeuh," jelas Roseanne yang dengan terpaksa harus mengorbankan image nya di hadapan para pemuda itu.

Sehan mendecapkan lidah sebelum akhirnya berlalu, kembali meniup peluit tetapi masih dengan ekspresi wajah yang tidak mengenakkan untuk dilihat.

Roseanne pun segera melirik Jeffian yang kini duduk menyilangkan kaki, mengedipkan mata ke arahnya, wajah tampak begitu tengilwait, mungkin centil terdengar lebih cocok.

Two BodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang