x. tertolak dan berpikir

1.3K 286 31
                                    

"Gue gak mau!"

Suara kencang Elisa terdengar begitu menggelegar, membuat Roseanne yang duduk tidak jauh dari Jeffian yang merayu Elisa agar mau ikut Jepang untuk menemani Roseanne pun tertawa dengan tatapan 'kan!' seolah ia sudah tahu reaksi Elisa.

"Ayo Lis, cuma beberapa hari kok, seminggu sih, mau ya?" bujuk Jeffian.

"Gila ya lo? Gue banyak tugas, gue juga ada event," tolak Elisa.

"Lis, kalau lo gak mau ikut Roseanne gak bakal mau ikut, sementara gue butuh dia buat ikut ke Jepang," jelas Jeffian dengan tatapan memelas.

"Kenapa lo butuh dia buat ikut ke Jepang hah? Lo kalau macam-macam sama sahabat gue ... awas aja!" tunjuk Elisa sebelum akhirnya gadis itu meninggalkan Jeffian yang segera menghela nafasnya dengan pasrah.

Setelah kepergian Elisa, Roseanne segera menghampiri Jeffian, duduk di sebelah pemuda itu sembari tertawa mengejek. "katanya, it sounds easy to me, mana buktinya?"

Jeffian memutar bola matanya, "Elisa cuma butuh waktu buat mikir tuh!"

"Jeff, gue jamin bahkan sampai satu tahun ke depan Elisa bakal nolak buat nemenin gue ke Jepang," kekeh Roseanne dan Jeffian mengacak-acak rambutnya.

"Lagian kenapa sih lo harus minta ditemani Elisa? Kan ada gue? Ada Jeka, Enzo sama Miguel juga! Kita kan teman-teman lo," ucap Jeffian dengan nada malas.

Roseanne segera saja mencubit lengan Jeffian, "sadar, kalian semua cowok!"

"Oh iya, lupa."

Roseanne lalu menegakkan duduknya, bersandar pada bangku kayu yang ia duduki dan duduk menghadap taman jurusannya.

"Lagi pula minggu depan gue ada project tengah semester dari Pak Sidiq, susah banget tugasnya, gue sudah dua hari ini tidurnya cuma sebentar-sebentar, itu pun sambil duduk," keluh Roseanne dan Jeffian sontak meringis.

Ia baru teringat bahwa ia juga memiliki beberapa tugas yang bahkan belum ia kerjakan.

"Gue belum ambil mata kuliah Pak Sidiq, susah banget tugasnya?"

"Iya, mau gue ajarin?"

Jeffian menggelengkan kepala, "gak dulu, nanti kepala gue meledak."

Roseanne tertawa kecil, begitu pun dengan Jeffian tetapi tawa itu segera mereda karena Jeffian masih merasakan beban lain. Kepala pemuda itu tersandar pada dinding di belakang kursi yang mengahadap taman itu. Bagaimana caranya agar Roseanne bisa ikut ke Jepang? Bahkan mungkin tanpa Elisa perlu menemani.

"Jeff," panggil Roseanne kemudian.

Jeffian menolehkan kepala untuk menatap Roseanne tanpa mengangkat kepalanya yang masih menempel pada dinding.

"Hm?" respon pemuda itu singkat.

"Menurut lo ... setelah kita bisa balik ke badan masing-masing ... kita bakal berpisah gitu aja?" tanya Roseanne dengan nada pelan dan Jeffian sedikit membulatkan matanya karena hal itu adalah pertanyaan Jeffian kemarin, ia mempertanyakan hal yang sama!

"Lo gak mau pisah sama gue ya?" balas Jeffian dengan sedikit bercanda.

"Jeffian, serius."

"Gue gak tahu Roseanne, bisa aja kita pisah ... atau mungkin malah ... menikah," balas Jeffian pelan melirik Roseanne dengan ragu-ragu.

Pemuda itu dapat melihat gadis itu tersenyum samar, "lo tahu gak kenapa gue tanya gini?"

Karena lo suka gue? Gak mungkin, batin Jeffian.

"Gak."

"Saat jiwa kita bertukar, gue ... di badan lo ... gue mandi, ganti pakaian, dan lain-lain yang intinya gue sudah pegang badan lo dan gak menutup kemungkinan lo melakukan hal yang sama kan ke badan gue," ucap Roseanne.

Jeffian menganggukkan kepala, "mungkin lebih, ouch!"

Roseanne reflek segera menepuk pipi Jeffian kesal mendengar respon pemuda itu, "ish, emang cowok kurang ajar."

"Kok marah-marah sih?"

"Ya lagian, gue lagi serius lo malah mikir jorok!"

"Gue cuma mau jujur," jelas Jeffian.

"Sialan, ah, badan gue!"gumam Roseanne seraya memeluk dirinya sendiri.

"Gak aneh-aneh banget, lanjutin dulu cerita lo," ucap Jeffian seraya mengusap pipinya.

Roseanne menghela nafasnya, "ini ... ketakutan gue ... kita sudah pegang-pegang badan satu sama lain, kalau nanti gue punya suami di masa depan ... jujur aja, gue ngerasa berkhianat sama suami gue, Jeff."

"Oh."

Jeffian yang kini tampak kesal.

Suami? Cih, memangnya ada cowok yang mau nikah sama Roseanne? Benar jika gadis di sebelahnya ini cantik dan mempesona, tapi menjadikan seorang Roseanne istri? Rasanya hanya orang tidak waras yang mau jadi suami Roseanne.

"Jeff, lo kenapa sih masam banget wajahnya?"

"Apa? Gue baik-baik aja."

"Lo pernah gak kepikiran hal yang gue pikirkan tadi? Semisal istri lo nanti ... gimana reaksi dia kalau semisal dia tahu tentang keadaan kita?" cercah Roseanne.

"Roseanne," panggil Jeffian dengan nada serius.

Gadis itu berhenti berceloteh, ia menatap kedua mata Jeffian yang tampak serius itu.

"Itu sebabnya om Bara sama tante Shinta menikah ..." Ucapan pemuda itu terjeda sejenak.

"... nanti kita juga gitu, lo mau kan nikah sama gue?" tanya Jeffian kemudian.

Menikah? Dengan Jeffian???!

•••

"Minggu depan di Jepang kita mau ke mana aja bro?" tanya Jeka yang sedang tiduran di ranjang milik Enzo, bermain ponsel sembari menyilangkan kakinya.

Jeffian hanya duduk diam saja, memandang kosong keluar jendela kamar Enzo, memikirkan kebodohan yang baru ia lakukan tadi siang di kampus.

Belum selesai masalah perizinan mengajak Roseanne ke Jepang, bisa-bisanya ia menambah masalah dengan melamar Roseanne secara tiba-tiba. Fvking sh!t, ingin rasanya Jeffian membenamkan wajahnya ke dalam tanah!!! Ia tidak tahu bagaimana harus menghadap Roseanne di hari-hari esok!

"Jeff!" tegur Enzo.

"Eh, kenapa?" balas Jeffian pada akhirnya, mengusap wajahnya.

"Kita harus ikut sama lo atau gimana nih selama di Jepang?" tanya Jeka lagi.

"Bebas, boleh ngikut, boleh jalan-jalan sendiri," jawab Jeffian sekenanya.

"Lo lagian ada keperluan apa sih? Mendadak banget ngajakin ke Jepang?" tanya Enzo sembari memetik senar gitar miliknya.

Jeffian kembali terdiam setelah mendengar pertanyaan Enzo kemudian ia menghela nafas, "gue ... gak bisa jelasin."

"Oh, mainnya rahasia nih, tapi Roseanne beneran ikut?" tanya Enzo lagi.

"Gak, gue belum bilang orang tua Roseanne," jawab Jeffian.

"Lah, gimana sih? Gak asyik dong kalau gak ada ceweknya?" komentar Jeka sembari melirik Jeffian dengan tatapan tidak terima.

"Ya kalau kalian gak mau ikut gak apa-apa, gue berangkat sendiri," balas Jeffian terdengar kesal dengan komentar Jeka.

Enzo tertawa, "gak usah tantrum, gue sama Jeka tetap ikut lah, Miguel tuh yang gak jadi ikut, apalagi kalau dia tahu Roseanne gak ikut, wah, makin betah di Indonesia dan gak bakal mau ikut sama sekali."

Ah sial, Jeffian lupa tentang Miguel.

Semoga saja Miguel tidak akan berbuat macam-macam dengan Roseanne selama Jeffian di Jepang. Atau Roseanne gue culik paksa ke Jepang ya?

•••

spicypastaaa 🍝

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 14 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Two BodiesWhere stories live. Discover now