Chapter 65 ♗

537 79 3
                                    

Tanpa aksi menabur keributan apapun segerombol personil juru kriminalitas yang berada di sekitarnya itu terlihat lebih mengenaskan dari sekelompok anak-anak pengemis. Mereka serangkai manusia dengan variasi umur tiga belas sampai dua puluh enam tahun, namun enam bagian dari mereka sedang berada di Solossa menjalankan instruksi yang diberikan oleh seseorang kurang dari dua pekan lalu.

Hayden berada di bagian daratan yang meskipun matahari terik menyilaukan mata, sepoi angin tetap ada untuk memberikan kesejukan. Orang-orang tanpa aksi kriminal apapun untuk dilakukan ini termanipulasi oleh suasana yang lengang untuk hanyut dalam godaan tarikan ke alam tidur.

Oza penyuka rasa yang kuat untuk berada di indra pengecapnya dengan sengaja mengunyah rumput yang kaya akan citarasa tumbuhan injak liar itu. Dengan wajah yang meradiasikan rasa bosan matanya tetap memancarkan kesinisan yang mampu merobek perasaan siapapun. Satu tangannya bergerak-gerak bekerja menjahit pakaian baru untuk anggota dengan ukuran tubuh terbesar di kelompok banditnya.

Dia menenggelamkan dirinya pada sandaran buntalan selimut di pinggir batang pohon begitu bagian terakhir sudah selesai.

Dia lalu membiarkan dirinya melamun. Sedari awal kelompoknya termasuk dia menaruh ketidaksukaan pada keluarga kerajaan. Karena raja membuat perintah yang tak masuk akal dan tidak manusiawi, namun anggota keluarga kerajaan yang lain tidak menaruh kepedulian sedikitpun pada yang sudah dilakukan oleh sang raja.

Pembunuhan raja dalam pemenuhan pembalasan dendam itu sudah direncanakan sedari awal. Sedangkan untuk sang putra mahkota, beberapa anggota kelompoknya berkeyakinan sang putra sulung pasti memiliki sifat yang sama dengan ayahnya. Tragedi yang terjadi pada keluarga mereka dahulu tidak boleh terulang dan lebih baik putra mahkota ikut serta dibinasakan. Mereka mendorong sang pemimpin untuk memakbulkan pemikiran mereka.

Tapi sesuatu yang berada di luar ekspektasi terjadi. Putra Mahkota diselamatkan oleh seorang putra bangsawan. Dan dia tidak hanya ada di waktu penyerangan melainkan juga hadir bersama sang putra mahkota di waktu kelompoknya menerobos istana. Dia bahkan bergerak-gerik seolah dia sudah tau kelompoknya akan datang. Tidak hanya itu, seperti yang sudah dijelaskan oleh si pemegang posisi putra mahkota, sang putra bangsawan itu lah yang menyebabkan kosongnya istana di waktu itu.

Dia tau. Tapi setelah itu yang didapati Oza adalah;

Dia mendapatkan pesan dari dewa. Jika dia mengetahui sesuatu yang dia tidak seharusnya bisa tau, itu adalah karena dewa memberinya pesan.

Omong kosong, Oza ingin bersikeras. Tapi lalu dia berpikir, jika bukan karena pesan dewa, lalu apa? Orang itu terlalu terinformasi.

Atau dia hanya sekedar seorang dengan kemampuan memprediksi yang tajam?

Anggota kelompoknya, selain keenam orang itu, ada satu orang lagi yang tidak ada di tempat bersinggah mereka. Sang pemimpin belum juga kembali setelah dia memberitahu Oza dan ke dua puluh puluh satu orang yang lain kalau dia akan pergi membawa kuda curian mereka, ke tempat yang tidak dia sebutkan. Meskipun baru lewat sehari, Oza tidak bisa menghilangkan rasa gelisah di balik dadanya. Sosoknya belum juga nampak. Sedang pergi kemana dia? Kei belum pernah pergi seorang diri untuk waktu selama ini. Dia tidak pernah memisah dari kelompoknya. Tapi sejak mereka terlibat urusan dengan putra Bardev, sang pemimpin kelompok menjadi sering meninggalkan teman-temannya dan menyerahkan posisi penanggungjawab sampingan pada Oza.

"Kei masih belum kembali?" Radja duduk di sebelah Oza sekembalinya dia dari buang air kecil. Melihat jahitan perca yang telah berubah menjadi pakaian dan sudah bisa dia segera kenakan di waktu dekat, mengagumi kemampuan ibu rumah tangga yang dimiliki Oza.

Oza menghembuskan napas penat. "Belum sama sekali. Tidak ada yang bisa membacanya."

"Tidak ada yang berubah darinya," Radja terkekeh.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now