02.

48.7K 3.7K 75
                                    








"Gila!" Dito menghantamkan tangannya ke meja belajarnya dengan amarah meledak-ledak. Bagaimana tidak? Bastion, setelah menciumnya, bukannya meminta maaf, dia malah meninggalkan Dito dengan ekspresi sombongnya itu!

Sudah jelas jika Alpha Dominan satu itu sedang mempermainkannya. Tapi bagian yang paling mengesalkan adalah, pihak kampus tidak bisa memberikan hukuman apa-apa kepada Bastion selain teguran ringan!

Mereka bilang, jika Alpha Dominan itu punya keistimewaan karena tindakan mereka sering sekali impulsif dan mengikuti insting, sama sekali tidak dilakukan dengan niat jahat atau imoral, apalagi Alpha Dominan sepertinya. Dasar sialan!

Pihak kampus menawarinya sejumlah uang, dengan alasan kompensasi karena Bastion sudah mencium Beta yang notabene-nya hampir seperti 'manusia pada umumnya' karena hampir tidak bisa merasakan feromon.

Mereka bilang, Dito pasti tidak akan mengerti karena Dito adalah Beta, tapi Alpha itu sangat dominan dengan kepemimpinan dan hasrat seksualnya. Sering sekali tindakan mereka didasarkan pada insting istimewa mereka, dan omega yang dihadapkan padanya tidak punya pilihan lain selain hanyut pada pesona Alpha yang seperti itu.

Bastion pasti salah sangka jika dirinya Omega, karena disekitar dirinya pasti ada Omega, begitu kata mereka.

Sial.

Tapi Dito, meski merasa diperlakukan tidak adil, ia tetap menerima uang kompensasi dan setuju untuk melupakan tragedi itu.

Ia merasa kesal karena meski dilecehkan seperti itu, ia tidak bisa menjaga harga dirinya dan menerima uang itu.

Bagaimana lagi?

Kehidupan itu sangat sulit...

Jika ia bersikeras meminta Bastion dihukum, jangankan uang, ujung-ujungnya, bisa saja dia yang terkena batunya.

"Ha...." Lelaki berwajah manis oriental itu menghela nafas seraya menyesap susu kotaknya. "Sampai kapan ya, aku akan diinjak-injak orang seperti ini?" Gumamnya.

"Apa yang kau katakan?"

Dito mengeratkan tinjunya ketika mendengar suara berat penuh karisma itu. Ia kemudian melihat, pria dengan wajah tampan dan tubuh eksotisnya itu, duduk didepannya seraya menatap Dito dengan ekspresi yang sulit ditebak. Auranya dingin mencekam, misterius, dan aneh,

Apa Alpha memang selalu seperti ini?

Menarik perhatian.

"Kau berbicara dengan bahasa negaramu lagi." Bastion berkata lagi, seraya merogoh jaketnya, dan kemudian menyodorkan dua kotak susu pada Dito.

"Apa ini?" Tanya Dito, dingin.

"Sogokan, agar kau mau berbicara padaku," Bastion menjawab dengan lugas.

"Apa kau sudah tahu kalau kau berbuat salah kepadaku?"

Bastion, kemudian hanya menatapnya dengan ekspresi tanpa dosa. Aura dominannya jelas menguar, Dito penasaran, apa kira-kira yang dirasakan para Omega dan Alpha lain apabila ditatap tajam seperti ini oleh Bastion? Seolah-olah Bastion punya sesuatu dimatanya yang bisa menembus sampai ke jiwa seseorang.

"Sampai saat ini, aku tidak mengerti kenapa aku tidak boleh menciummu," ujarnya. Cara bicaranya yang santai itu membuat Dito semakin kesal saja. Apa orang ini tidak sekolah?

"Tentu saja kau tidak bisa mencium seseorang tanpa izinnya. Bahkan seks dengan istrimu saja bisa dianggap pemerkosaan jika istrimu tidak setuju dengan seks kalian," kata Dito, berusaha sabar meski dalam hati ingin sekali melayangkan tinjunya pada Alpha Dominan didepannya ini.

BASTIONWhere stories live. Discover now