01꒷꒦˖DERU OMBAK DAN AIR MATA

33K 1.9K 1K
                                    

Jangan biarkan mentalmu babak belur karena tidak memberi tahu dunia tentang kekhawatiran yang ada di dalam pikiranmu.

01. DERU OMBAK DAN AIR MATA

Jemari lentik yang kukunya dipulas dengan kutek berwarna peach itu meraih satu tangkai mawar putih yang disimpan didalam salah satu keranjang bunga.

Dari sekian banyaknya jenis bunga yang ada di toko tersebut, hanya mawar putihlah yang mampu menarik perhatian gadis berbandana hitam itu.

Aroma dari bunga mawar yang mekar itu dihisap. Kedua matanya memejam untuk menikmati aroma yang menjadi candunya. Wangi dari bunga mawar putih yang gadis itu hisap mampu membuat kedua sudut bibirnya tertarik ke atas, membentuk sebuah lengkungan kecil.

“Itu temennya atau pacarnya?” tanya wanita paruh baya pemilik toko bunga kepada Dermaga.

“Pacar dong Bu. Gadis secantik dia terlalu sayang jika hanya diklaim sebagai teman,” ucap laki-laki berkemeja hitam yang seluruh kancingnya di buka, memperlihatkan kaos putih polos yang menjadi dalemannya.

“Iya, cantik. Apalagi matanya yang sipit, lucu.”

Laki-laki yang tengah memperhatikan gerak-gerik kekasihnya itu bernama Dermaga Aksa Devantara. Bagi Dermaga, tidak ada yang lebih bahagia ketika sedang bersama pacarnya—Senja Aurora. Tidak ada yang lebih indah dari wajah gadisnya—Senja Aurora. Dan tidak ada yang lebih merdu dari tawa kekasihnya—Senja Aurora. Gadis rupawan yang selalu Dermaga syukuri kehadirannya. Ada beribu terima kasih yang sudah Dermaga ucapkan karena semesta sudah membawa takdirnya untuk bertemu dengan gadis bernama Senja Aurora.

“Ada dua hal yang sangat pacar saya sukai didalam semesta ini, Bu,” ungkap Dermaga, senyumnya tak pernah pudar ketika menikmati ciptaan Tuhan yang sangat indah. Keindahan berwujud manusia yang tak lain adalah Senja Aurora.

Wanita paruh baya itu tersenyum, “Apa aja?”

“Yang pertama, mawar putih.”

“Yang kedua?”

“Saya, Dermaga Aksa Devantara, haha..”

Pemilik toko bunga itu ikut tertawa sembari menggelengkan kepalanya.

Senja menoleh ke asal suara ketika mendengar suara tawa Dermaga dan pemilik toko bersatu pada dimensi yang sama. Gadis itu kemudian memperdekat jarak antara dirinya dengan Dermaga. Senyum manisnya masih terbentuk pada bibir ranumnya. Namun, entah mengapa, Dermaga justru merasa bahwa di balik senyum indah itu, terdapat sesuatu yang Senja sembunyikan.

“Aga, aku mau bunga mawar ini, satu, ya,” pinta Senja kepada Dermaga.

Laki-laki berkemeja hitam itu mengeluarkan dompet dari dalam saku celananya. Setelah selesai membayar, sepasang kekasih itu masuk kedalam mobil. Di spion tengah mobil milik Dermaga terdapat gantungan akrilik berbentuk mawar putih. Dermaga sengaja memasangnya karena ia tahu bahwa Senja menyukainya.

Sedikit cerita, Dermaga selalu datang ke rumah Senja setiap hari sebelum berangkat sekolah hanya untuk memberikan setangkai mawar putih, sekaligus untuk mengajak Senja berangkat sekolah bersama. Dermaga tidak pernah sayang kepada uangnya yang harus keluar untuk membelikan kekasihnya bunga. Bagi Dermaga, kesenangan Senja jauh lebih penting dari apapun. Namun, jika di hari weekend seperti ini, Dermaga selalu mengajak Senja keluar di sore hari, membawa gadis itu ke toko bunga untuk membeli mawar putih kesukaannya.

“Sampai kapan kamu akan kasih aku bunga mawar?” tanya Senja saat itu.

“Sampai umurku habis tertelan oleh waktu.”

DERMAGA: Kekasih Dalam IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang